Teori penerimaan pesan

Teori komunikasi
Revisi sejak 10 Februari 2015 17.13 oleh 202.62.16.199 (bicara) (hanya sekedar mengetes seberapa mudah isi dari wikipedia di rubah oleh orang asing yg tidak tahu apa apa)

Teori Penerimaan Pesan (Inggris: Audience Reception Theory atau Reception Theory) adalah teori yang menekankan pada peran pembaca atau khalayak dalam menerima pesan, bukan pada peran pengirim pesan [1]. Pemaknaan pesan bergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman hidup khalayak itu sendiri [2]. Hal ini menunjukkan bahwa makna dalam sebuah teks tidak melekat pada teks, tetapi dibentuk pada hubungan antara teks dan pembaca [2]. Dalam teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall ini, proses komunikasi (encoding dan decoding) berlangsung lebih kompleks. Khalayak tidak hanya menerima pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan (pengirim-pesan-penerima), tetapi juga bisa mereproduksi pesan yang disampaikan (produksi, sirkulasi, distribusi atau konsumsi-reproduksi) [3].

Penerimaan Pesan

Perkembangan

Stuart Hall (1980) dan David Morley (1992) sama-sama menggunakan model komunikasi encoding dan decoding dalam penelitiannya [4]. Namun, Morley lebih tertarik untuk melihat bagaimana kelompok sosial (serikat buruh, kalangan muda dan orang dengan kulit berwarna) dibandingkan dengan individu dalam memaknai apa yang mereka lihat [4]. Gagasan mengenai penelitian khalayak sebagai kelompok sosial pun telah banyak dilakukan [4]. Misalnya saja penelitian etnografi yang dikembangkan oleh Dorothy Hobson dan Charlotte Brundson yang telah mempelajari perempuan sebagai khalayak dari opera sabun [4]. Sejumlah penelitian juga telah mengeksplorasi cara perempuan membaca teks-teks populer (majalah, melodrama, novel cinta) sehingga membuat teks menjadi berarti bagi mereka [4]. Hal ini berkaitan erat dengan keadaan sosial dimana perempuan mengkonsumsi media dan bagaimana mereka menghubungkan hal tersebut pada kehidupan nyata [4]. John Fiske juga mengembangkan gagasan bahwa khalayak bisa menolak teks yang ditampilkan kepada mereka [4]. Hal ini dikarenakan khalayak mempunyai kekuatan atas teks yang mereka konsumsi. Dari penelitian-penelitian tersebut, kajian mengenai khalayak menunjukkan bagaimana mereka memaknai teks dari perspektif masing-masing [4].

Encoding, Decoding

Konsep terpenting yang menjadi awal lahirnya teori penerimaan pesan adalah encoding dan decoding [5]. Encoding merupakan proses membuat pesan yang sesuai dengan kode tertentu, sedangkan decoding merupakan proses menggunakan kode untuk memaknai pesan [5]. Encoding dan decoding mempunyai struktur makna yang tidak selalu simetris [3]. Derajat simetri (simetris atau tidak simetrisnya pertukaran komunikasi) bergantung pada kesetaraan hubungan yang dibentuk antara pemberi pesan dan penerima pesan (pembuat kode dan penerima kode) [3].

Tipe Penerimaan

Terdapat tiga tipe dalam penerimaan pesan, yaitu [3].

  • Dominan

Ketika khalayak menerima pesan dari media secara penuh dan memaknai pesan tersebut seperti yang diinginkan oleh media maka khalayak berada pada posisi yang dominan [3]. Dalam hal ini berlangsung pertukaran komunikasi yang sempurna [3].

  • Negosiasi

Khalayak cukup memahami apa yang ditampilkan oleh media, tetapi tidak semua dimaknai sama [3]. Penerimaan dalam tipe ini mengandung dua hal, yaitu unsur adaptif dan oposisi [3]. Hal ini menunjukkan bahwa pesan dinegosiasikan [3].

  • Alternatif atau Oposisi aduh

Ketika khalayak sama sekali menolak pesan yang disampaikan media maka khalayak tersebut berada pada posisi oposisi [3]. Mereka menolak pesan tersebut karena tidak sesuai dengan pengetahuan atau nilai yang dianutnya [3].

Ketiga tipe penerimaan ini bisa dijelaskan melalui contoh yang diberikan oleh Fiske dan O'Sullivan terkait representasi perempuan di dalam iklan [4]. Perempuan digambarkan sebagai objek seks dan sebagai figur Ibu [4]. Dalam hal ini, tipe dominan menerima dan setuju dengan penggambaran tersebut [4]. Sementara itu, bagi wanita karier kelas menengah, penggambaran seperti itu merupakan hal biasa untuk wanita lain, tetapi tidak untuk dirinya sendiri [4]. Pada keadaan ini, khalayak berada pada posisi negosiasi [4]. Lalu, bagi para feminis, penggambaran tersebut sama sekali tidak terima [4].

Referensi

  1. ^ (Inggris) Marcel Danesi (2013). Encyclopedia of Media and Communication. University of Toronto Press. hlm. 574-575. ISBN 1442695536. 
  2. ^ a b (Inggris) Communication Strategies in Translation an Active Reception Analysis Between The Translation and Readers Reception, diakses 5 April 2014
  3. ^ a b c d e f g h i j k (Inggris) Paul Marris, Sue Thornham (1996). Media Studies: A Reader. Edinburgh University Press. hlm. 41-48. ISBN 0748607781. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris) Michael O'Shaughnessy, Jane Stadler (2005). Media And Society. Oxford University Press. hlm. 102-104. ISBN 019551756-3. 
  5. ^ a b (Inggris) Brian L. Ott, Robert L. Mack (2010). Critical Media Studies: An Introduction. John Wiley & Sons. hlm. 224-227. ISBN 140516185X.