Oetje f tekol

Revisi sejak 14 Februari 2015 16.46 oleh Kriboniqi (bicara | kontrib) (Sosok Oetje F Tekol mulai dikenal luas saat bergabung dalam formasi band brass rock Bandung The Rollies pada tahun 1973 menggantikan posisi Deddy Stanzah,bassist sekaligus pendiri the Rollies. Lelaki berdarah Belgia yang dilahirkan 22 Maret 1950 dengan n)

Oetje F Tekol adalah salah satu personil dari band legendaris asal bandung yaitu The Rollies. Band brass yang beraliran Jazz Rock dan juga lagu2 nya yang pop dan ngefunk. Oetje atau Uce F Tekol biasa dia disapa, masuk menggantikan pemain bass sebelumnya yaitu Deddy Stanzah pada tahun 1973 yang keluar karena ketergantungan pada obat obatan terlarang. Oetje merupakan pemain bass yang ikut mempengaruhi warna musik dari The Rollies, Bass line nya yg asyik di album2 The Rollies seperti Kemarau, Astuti, dll..

Selain bermain Bass pria berdarah kelahiran 22 Maret 1950 ini juga seorang Pencipta lagu yang piawai. Masuknya Uce ke The Rollies seolah membawa energi baru untuk Rollies, Uce mulai memberanikan diri untuk memasukan karyanya di album album The Rollies. Banyak sekali lagu2nya di album The Rollies yg menjadi hits di waktu itu seperti Astuti, Burung Kecil, Dunia Dalam Berita, Hari - hari, Kemarau dan banyak lg.. [1]

Sejak kecil bassist The Rollies ini telah terbiasa menulis lagu sendiri.Kebiasaan ini terus berlangsung hingga Oetje mulai bermain band saat duduk dibangku SMA.”Saya masih ingat ketika saya minta bantuan ibu saya untuk membuat lirik lagu dengan bahasa Inggeris.Judulnya kalo gak salah Forget Your Problem” cerita Oetje F Tekol tentang pengalamannya dalam menulis lagu.Tapi lagu karya Oetje untuk pertamakali direkam adalah lagu “Keadilan” oleh The Rollies di tahun 1977.”Bahkan lagu itu pun dijadikan judul album The Rollies Keadilan” kenang Oetje F.Tekol.Sejak itu Oetje banyak memberikan kontribusi lagu-lagu untuk The Rollies.Di tahun 1978 lagu “Hari Hari” yang dinyanyikan Gito Rollies menjadi hit The Rollies.Bahkan di tahun 1979 lagu “Kemarau” karya Oetje justru mendapat anugerah Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup karena lirik lagunya dianggap memiliki keterkaitan dengan masalah lingkungan hidup terutama tentang pengrusakan hutan secara semena-mena.

Saat melakukan perjalanan Bandung – Jakarta, Oetje sering melihat penebangan pohon pohon secara membabi buta sejauh mata memandang. Kiri kanan jalan yang biasanya terlihat hijau kini berubah muram kecoklatan.Di koran maupun majalah Oetje pun sering membaca soal penebangan hutan secara liar.Ini dialami Oetje di tahun 1977.Mendadak Oetje pun tersentak.Sebentuk melodi pun secara tiba tiba menyembul dari alam imajinasinya. [2]

Pria berdarah blasteran Ambon Belgia ini juga ikut membantu sahabat sahabatnya di The Rollies dengan lagu lagu ciptaanya dalam bersolo karier, seperti Gito Rollies ( Tuan Musik, Astuti, Nah), Deddy Stanzah (Tomboy, Studio dll), Delly (Seputih Cintamu, Koq Lepas Sensor dllhttps://dennysakrie63.wordpress.com/2011/08/

Oetje F Tekol juga ikut bergabung dengan band Giant Step pada awal tahun 80an. Band yang di gawangi oleh Benny Soebardja, Jelly Tobing, Triawan Munaf, Erwin Badudu dan Albert Wanerin. Juga pernah ikut bersama Badai Band yg diarsiteki oleh Yocki Suprayogo, Idris Sardi, dan Chrisye.

Selain aktif di band pada saat itu oetje juga lebih banyak membikin lagu, karyanya juga selalu hampir menghiasi album2 solo seperti Vina Panduwinata, Grace Simon, Ira Maya Sopha, Betharia Sonata, Farid Harja, Jacki

Bersama sahabat2nya seperti Ian Antono, Oetje F Tekol juga banyak mengorbitkan penyanyi penyanyi muda waktu itu dengan lagu lagu ciptaanya. seperti Kiki Maria, Yosie Lucky dll. Lagu-lagunya juga banyak menghiasi album2 solo penyanyi muda bertalenta waktu itu seperti Anggun C Sasmi (Uh Laba-laba), Nicky Astria, Atiek Cb, Ita Purnamasari dll

http://didaktikakita.com/?p=738

  1. ^ https://ensiklopopindonesia.wordpress.com/page/8/
  2. ^ http://musikbagus.com/2014/03/100-pencipta-lagu-indonesia-terbaik/