Iri

Revisi sejak 24 Februari 2015 06.06 oleh Ign christian (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi 'thumb|Lukisan seorang wanita dengan iri hati obsesif, karya Théodore Géricault Iri hati ({{lang-en|envy}},...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Iri hati (bahasa Inggris: envy, bahasa Latin: invidia) adalah suatu emosi yang timbul ketika seseorang yang tidak memiliki suatu keunggulan -- baik prestasi, kekuasaan, atau lainnya -- menginginkan yang tidak dimilikinya itu, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangannya.[1]

Lukisan seorang wanita dengan iri hati obsesif, karya Théodore Géricault

Bertrand Russell, seorang filsuf dan peraih hadiah Nobel Sastra, mengatakan bahwa iri hati adalah salah satu penyebab utama ketidakbahagiaan. Orang yang iri hati tidak hanya menyebabkan ketidakbahagiaan bagi dirinya sendiri, orang tersebut bahkan mengharapkan kemalangan orang lain. Russel berpendapat bahwa ketidakstabilan status sosial di dunia modern, juga doktrin kesetaraan dari demokrasi dan sosialisme, sangat berperan memperluas penyebaran iri hati (dalam arti kecemburuan) dalam suatu kalangan masyarakat. Karena itu iri hati adalah sesuatu yang jahat, namun menurutnya kejahatan ini musti ditanggung demi tercapainya suatu sistem sosial yang lebih berkeadilan.[2]

Sementara itu beberapa psikolog berpendapat bahwa ada dua jenis iri hati, yaitu iri hati yang berbahaya dan iri hati yang jinak; dimana saat ini iri hati jinak sedang diusulkan sebagai suatu jenis kekuatan motivasi yang positif.[3][4] Namun belum ada penelitian ahli yang membuktikan hal tersebut.


Referensi

  1. ^ Parrott, W. G., & Smith, R. H. (1993). "Distinguishing the experiences of envy and jealousy." Journal of Personality and Social Psychology, 64, 906–920.
  2. ^ Russell, Bertrand (1930). The Conquest of Happiness. New York: Horace Liveright. hlm. 90-91. 
  3. ^ van de Ven N ; et al. "Leveling up and down: the experiences of benign and malicious envy". 
  4. ^ "Why Envy Motivates Us". PsyBlog.