Ida Anak Agung Gde Agung

Pahlawan Revolusi Kemerdekaan
Revisi sejak 24 Februari 2015 17.52 oleh 202.62.16.14 (bicara)

Dr. Ide Anak Agung Gde Agung (24 Juli 1921 – 22 April 1999) adalah ahli sejarah dan tokoh politik Indonesia. Di Bali ia juga berposisi sebagai raja Gianyar, menggantikan ayahnya Anak Agung Ngurah Agung. Anaknya, Anak Agung Gde Agung, adalah Menteri Masalah-masalah Kemasyarakatan pada Kabinet Persatuan Nasional.

Ida Anak Agung Gde Agung
Berkas:I a gde agung.jpg
[[Menteri Luar Negeri Indonesia]] 8
Masa jabatan
12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956
PresidenSoekarno
Perdana MenteriBurhanuddin Harahap
Sebelum
Pendahulu
Sunarjo
Sebelum
[[Perdana Menteri Negara Indonesia Timur]] 3
Masa jabatan
15 Desember 1947 – 27 Desember 1949
PresidenTjokorda Gde Raka Soekawati
Sebelum
Pendahulu
Warouw
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1921-07-24)24 Juli 1921
Belanda Gianyar, Bali, Hindia Belanda
Meninggal22 April 1999[1]
KebangsaanIndonesia
ProfesiDiplomat
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Ida Anak Agung Gde Agung dalam percakapan dengan Sultan Hamid II dari Pontianak (tahun 1949)

Sarjana hukum (Mr.) diraihnya di Jakarta dan gelar doktor diperolehnya di Universitas Utrecht, Belanda, di bidang sejarah. Ide Anak Agung Gde Agung tahun 1947 menjadi Perdana Menteri Negara Indonesia Timur. Dia mau kerja sama adalah dengan Republik Indonesia. Dia ingin bekerja sama dengan Partai Republik , yang disebut " Politik Sintesis " . Dia berhasil di negara bagian untuk mengambil posisi lebih independen. Partai Republik mengakui sebagai hasilnya, pada tahun 1948, Indonesia Timur, bahkan sebagai negara. Hasilnya adalah bahwa ada Partai Republik lainnya di Eastern Indonesia bersedia bekerja sama atau setidaknya penentangan mereka terhadap negara dimoderasi. Tetapi kontras antara "federalis" dan "Unitarian" (Republiken) tetap.

Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri maupun Menteri Luar Negeri pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Selain itu ia pernah menjabat pula sebagai Dubes RI di Belgia (1951), Portugal, Perancis (1953), dan Austria.

Pada tanggal 9 November 2007, almarhum dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono[2]

Pranala luar

Catatan

Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
Laili Roesad
Duta Besar Indonesia untuk Austria
1970 - 1977
Diteruskan oleh:
Abdullah Kamil
Jabatan politik
Didahului oleh:
Sunarjo
Menteri Luar Negeri Indonesia
1955 - 1956
Diteruskan oleh:
Roeslan Abdulgani
Didahului oleh:
Warouw
Perdana Menteri Negara Indonesia Timur
1947 - 1949
Diteruskan oleh:
Jan Engelbert Tatengkeng