Sekolah alam

Jenjang Pendidikan di Indonesia
Revisi sejak 25 Februari 2015 05.21 oleh Adhikabp (bicara | kontrib)

Sekolah Alam adalah sebuah model sekolah di Indonesia yang digagas oleh Lendo Novo berdasarkan keprihatinannya akan biaya pendidikan yang semakin tidak terjangkau oleh masyarakat.

Ide membangun sekolah alam adalah agar bisa membuat sekolah dengan kualitas sangat tinggi tapi murah. Itu dilakukan karena sebagian besar rakyat Indonesia miskin.

Paradigma umum dalam dunia pendidikan adalah sekolah berkualitas selalu mahal. Yang menjadikan sekolah itu mahal karena infrastrukturnya, seperti bangunannya, kolam renang, lapangan olahraga, dan lain-lain. Sedangkan yang membuat sekolah itu berkualitas bukan infrastruktur. Kontribusi infrastruktur terhadap kualitas pendidikan tidak lebih dari 10%. Sedangkan 90% kontribusi kualitas pendidikan berasal dari kualitas guru, metode belajar yang tepat, dan buku sebagai gerbang ilmu pengetahuan. Ketiga variabel yang menjadi kualitas pendidikan ini sebetulnya sangat murah, asalkan ada guru yang mempunyai idealisme tinggi. Dari situ Lendo mencoba mengembangkan konsep-konsep sekolah alam. [1]

Latar Belakang Gagasan

Lendo terinspirasi oleh gagasan ayahnya tentang integrasi ilmiah ilahiah. Ayahanda Lendo, Zuardin Azzaino adalah seorang pegawai Bank Indonesia yang juga penulis buku. Zuardin berpendapat bahwa integrasi ilmiah ilahiah atau integrasi antara iman dan ilmu pengetahuan-teknologi adalah cara untuk mengembalikan kebangkitan Islam. Selama ini, umat Islam terlena dan membahas fikih saja. Selain itu umat Islam juga perlu untuk kembali memegang teguh akhlak mulia.

Menurut Lendo, tujuan pendidikan dalam Islam adalah mencetak khalifatullah fil ardh. Sehingga, kurikulum sekolah alam juga bertujuan untuk mencetak pribadi yang siap mengemban amanah Allah dalam mengelola bumi ini (khalifatullah fil ardh).

Sebagai seorang khalifatullah atau delegasi Allah, manusia harus: 1. Mengetahui cara diri menyembah Allah. 2. Mengetahui cara makhluk dan semesta alam menyembah Allah 3. Mengetahui cara menjadi pemimpin/khalifah karena Allah. [2]

Sejarah

Ide-ide awal Lendo mengenai pendidikan ia terapkan pertama kali di TK Salman al-Farisi di Bandung. Setelah itu ia mendirikan sekolah alam. [3]

Sekolah Alam pertama kali didirikan di Ciganjur pada tahun 1998, tepatnya di Jalan Damai, Ciganjur, Jakarta Selatan dengan nama Sekolah Alam Ciganjur. Sekolah ini dimulai hanya dengan 8 orang murid, yakni 5 orang di Playgroup dan 3 orang di SD, dengan didampingi oleh 6 orang guru, dimana 3 guru adalah guru Playgroup, 2 guru adalah guru SD dan satu orang adalah guru Iqra`/tahfidz. [4]

Pada tahun 2001, lokasi Sekolah Alam Ciganjur ini berpindah tempat di Jalan Anda Nomor 7X, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lendo sendiri kemudian mengembangkan sekolah alam bernama School of Universe di Jalan Raya Parung 314 km.43, Parung - Bogor.

Sejak berdiri di tahun 1998, konsep sekolah alam telah diadopsi di berbagai daerah. Mulai dari Aceh hingga Papua. Pada Jambore Sekolah Alam Nusantara di Lembang, Juli 2011, dibentuklah Jaringan Sekolah Alam Nusantara (JSAN) sebagai wadah sekolah alam se-nusantara. Tidak kurang dari 57 sekolah alam bergabung dalam jaringan ini. [5]

Pengembangan Gagasan

Ide besar sekolah alam yang digagas oleh Lendo Novo diterjemahkan oleh beberapa guru-guru awal Sekolah Alam Ciganjur. Guru-guru awal ini membantu Lendo dalam pengembangan konsep sekolah alam.

Beberapa membentuk konsultan pendidikan yang membantu pengembangan sekolah-sekolah seperti Suhendi, Septriana, dan Muhammad Syafir. Beberapa saat ini masih aktif di sekolah seperti Yusrianah dan Iman Kurnia di School of Universe serta Cache Hindarsih di Sekolah Alam Indonesia. Ada pula unsur orang tua siswa yang kemudian terlibat dalam pengembangan konsep akhlak dalam sekolah alam seperti Muhammad Ferous.

Cahya Zaelani, salah seorang pegiat kepanduan turut membantu dalam konsep pengembangan sifat kepemimpinan melalui metode outbound.

Kurikulum

Konsep kurikulum sekolah alam menurut Lendo adalah:

  1. Pengembangan akhlak, dengan metode 'teladan'
  2. Pengembangan logika, dengan metode action learning 'belajar bersama alam'
  3. Pengembangan sifat kepemimpinan, dengan metode 'outbound training'
  4. Pengembangan mental bisnis, dengan metode magang dan 'belajar dari ahlinya' (learn from maestro)

Lendo menghendaki agar setiap sekolah alam berbasis pada potensi daerah. Sekolah alam di Rembang misalnya, pasti akan ikut melestarikan hutan Rembang dan mengembangkan ukirannya. Sekolah alam di Kalimantan piawai dalam masalah kehutanan. Sekolah alam Cianjur, berbasis pada pertanian beras dan bunga potong. Dan seterusnya. [3] Suhendi mengistilahkannya sebagai in-situ development dan kemudian mengembangkan metode Belajar Bersama Alam agar setiap sekolah alam dapat menggali potensi daerahnya dalam pembelajaran. [6]

Model Pembelajaran

Pembelajaran di sekolah alam banyak dilaksanakan di ruang terbuka, dengan memanfaatkan potensi yang ada di dalam lingkungan sekolah. Hal ini sesuai dengan metode belajar bersama alam. Sekolah alam juga didasarkan pada premis bukan hanya tentang alam, tetapi juga peng-alam-an. Sehingga metode experiential learning juga banyak digunakan.

Pada prinsipnya, sekolah alam menggunakan metode patut dalam memilih model pembelajaran. Artinya metode apapun yang sesuai dapat digunakan. Sehingga di sekolah alam yang berbeda kita dapat menemukan model pembelajaran yang berbeda pula.

Kelas

Kebanyakan sekolah alam menggunakan kelas terbuka, tanpa dinding dan jendela. Awalnya, ini dilakukan untuk mengurangi biaya pembangunan infrastruktur sehingga biaya pendidikan lebih terjangkau. Namun kemudian, pembangunan kelas terbuka ini ditujukan agar anak lebih banyak mendapatkan asupan udara segar.

Kelas terbuka ini biasa disebut saung (bahasa Sunda) atau sebutan lain mengikuti daerah di mana sekolah itu berada.

Jenjang Pendidikan

Sekolah Alam umumnya adalah sekolah formal, sehingga mengikuti jenjang yang berlaku dalam dunia pendidikan di Indonesia. Walau tidak semua sekolah alam memiliki jenjang pendidikan yang lengkap, sekolah alam telah berdiri pada jenjang:

  1. Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK)
  2. Sekolah Dasar (SD)
  3. Sekolah Menengah Pertama (SMP)
  4. Sekolah Menengah Atas (SMA)
  5. Perguruan Tinggi

Saat ini hanya beberapa sekolah alam yang memiliki jenjang SMA, yaitu:

  1. School of Universe (SoU), Parung dengan nama Sekolah Menengah (SM). Jenjang SM di SoU diselenggarakan dalam waktu 4 tahun, menggabungkan jenjang SMP dan SMA.
  2. Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cipedak dengan nama SAI Bless (Business and Leadership School)
  3. Sekolah Citra Alam Ciganjur

Sedangkan untuk tingkat Perguruan Tinggi, Lendo mendirikan Maestro School of Technopreneurship.

Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Lihat Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Sekolah-Sekolah Alam di Indonesia

Lihat Jaringan Sekolah Alam Nusantara

Referensi

  1. [1]
  2. Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.81-83
  3. Septriana (2008). Novobiografi. Bogor: SoU Publisher. p.87
  4. [2]
  5. [3]
  6. Suhendi (2011). Belajar Bersama Alam. Bogor: SoU Publisher.