Obligasi sampah
Junk bond atau juga dikenal dengan nama high-yield bond (obligasi berperingkat non investasi atau obligasi sampah) adalah suatu obligasi yang memiliki peringkat dibawah peringkat investasi pada saat pembelian obligasi dilakukan. Obligasi jenis ini memiliki resiko tinggi atas terjadinya gagal bayar atau resiko kredit lainnya namun umumnya obligasi jenis ini memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi berkwalitas guna membuatnya menarik bagi investor
Obligasi ini umumnya dijual untuk tujuan spekulasi dan memiliki peringkat di bawah BB dan menawarkan tingkat bunga 3 - 4% lebih tinggi daripada obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah.[1]
Tingkat peredaran
Keseluruhan penerbitan dari "obligasi sampah" ini meningkat lebih dari dua nkali lipat pada tahun 2003 hingga mendekati nilai 146 milyar USD dibandingkan dengan tahun 2002 yang hanya sqejumlah kurang dari 63 milyar USD, namun ini masih lebih rendah dari rekor tertinggi jumlah penerbitan "obligasi sampah" pada tahun 1998 yang mencapai jumlah 150 milyar USD. Penerbitan obligasi ini kebanyakan terpusat di Amerika, walaupun penerbitan di Eropa, Asia dan Afrika Selatan sekarang banyak berubah menjadi utang dengan imbal hasil tinggi sehubungan dengan tjuan untuk melakukan pembiayaan ulang (refinancing) dan akuisisi. Pada tahun 2006, perusahaan-perusahaan di Eropa menerbitkan obligasi jenis ini hingga lebih dari 31 milyar euro.[2]
Resiko
Pemegang dari suatu surat utang adalah bergatung pada resiko suku bunga (interest rate risk) dan resiko kredit. Resiko suku bunga adalah suatu resiko dari perubahan nilai pasar suatu obligasi sehubungan dengan terjadinya perubahan struktur atau tingkat suku bunga ataupun penyebaran kredit. Resiko kredit pada obligasi ini adalah merupakan kemungkinan terjadinya kerugian pada saat terjadinya peristiwa sehubungan dengan kredit tersebut misalnya penerbit obligasi mengalami gagal bayar pada saat jatuh tempo pembayaran, pailit , ataupun terjadinya restrukturisasi obligasi.
Lembaga pemeringkat kredit berusaha untuk menjelaskan resiko yang mungkin timbul pada suatu obligasi yaitu dengan membuat suatu peringkat kredit. Di Amerika Utara, 5 lembaga pemeringkat kredit yang utama adalah Standard and Poor's, Moody's, Fitch Ratings, Dominion Bond Rating Service dan A.M Best.
Obligasi yang diterbitkan dinegara lain dapat saja diberikan peringkat oleh lembaga pemeringkat kredit Amerika ini ataupun oleh lembaga pemeringkat kredit lokal. Skala peringkat tersebut amat bervariasi , namun yang banyak digunakan adalah peringkat dengan penulisan skala seperti AAA, AA, A, BBB, BB, B, CCC, CC, C. Obligasi pemerintah dan obligasi yang diterbitkan oleh lembaga yang dijamin oleh pemerintah kebanyakan dianggap beresiko nol diatas skala AAA; dan kategori seperti AA dan A seringkali dibagi lagi kedalam sub divisi seperti "AA-" atau "AA+".
Obligasi berperingkat BBB- dan diatasnya disebut dengan obligasi yang masuk dalam kategori peringkat investasi. dan obligasi yang memiliki peringkat dibawah peringkat investasi inilah yang diberi nama obligasi "sampah".
Obligasi dengan peringkat yang rendah biasanya menawarkan kupon bunga yang lebih tinggi sehingga obligasi "sampah" ini menjadi instrumen investasi yang menarik bagi portofolio keuangan dan strategi. Banyak dari dana pensiun dan investor lainnya seperti bank, asuransi, tidak diperkenankan oleh aturan hukum dinegaranya untuk melakukan investasi pada obligasi dengan peringkat dibahaw kelayakan. Obligasi "sampah" ini memiliki pasar investor yang tersendiri .
Manfaat
Obligasi "sampah" ini menyebar kemana-mana pada era tahun 1980an, melalui upaya pejabat bank investasi seperti Michael Milken dan Drexel Burnham Lambert, sebagai suatu mekanisme pembiayaan dalam merger dan akuisisi. Dalam suatu aksi pengambil alihan yang disebut leveraged buyout (LBO)[3] [4], pengambil alih perusahaan akan menerbitkan obligasi "sampah" untuk digunakan sebagai pembiayaan guna melunasi pembelian perusahaan yang dituju dan kemudian arus kas perusahaan yang diambil alih tersebutlah yang akan digunakan untuk membantu pembayaran utangnya.
Pada tahun 2005, diatas 80% dari seluruh obligasi "sampah" yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan di Amerika digunakan untuk tujuan akuisisi ataupun leveraged buyout
Obligasi "sampah" ini juga dapat di kemas ulang dalam bentuk kewajiban utang kolateral atau biasa dikenal dengan istila collateralized debt obligation(CDO), dengan demikian maka peringkat kreditnya akan naik diatas peringkat kredit sesungguhnya dari obligasi tersebut secara kesatuan. Dan kenaikan peringkat tersebutlah yang menjadika dana pensiun dan lembaga keuangan lainnya berani menempatkan investasinya.
Catatan kaki
- ^ definisi menurut situs PT Danareksa
- ^ Bryant Edwards et al,[1]|High Yield In France] (Latham & Watkins LLP 2006)
- ^ Leverage buyout ini terjadi apabila suatu perusahaan sekuritas mengambil alih kendali suatu perusahaan dengan cara melakukan pembelian saham mayoritas menggunakan uang pinjaman atau utang.
- ^ En:Leverage buyout