Ini adalah halaman pembicaraan yang memenuhi kriteria penghapusan cepat karena: Galat Lua: expandTemplate: template "db-penyalahgunaan halaman pembicaraan artikel" does not exist.. Untuk kriteria yang valid, lihat KPC.
penyalahgunaan+halaman+pembicaraan+artikelNA
Jika halaman pembicaraan ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan periksa kembali jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa halaman pembicaraan ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan yang ada di bawah tidak cukup meyakinkan kami.
- Kepada nominator: Tempatkan templat:
{{subst:db-reason-notice|Pembicaraan:Riau|header=1|penyalahgunaan halaman pembicaraan artikel}} ~~~~
- pada halaman pembicaraan pembuat/pengunggah.
Pengurus: periksa pranala balik, riwayat (beda), dan catatan sebelum dihapus. Periksa di Google.
Halaman ini terakhir disunting oleh Ign christian (kontribusi | log) pada 02:32, 30 Maret 2015 (UTC) (9 tahun lalu)
Assalamu'alaikum
Perkenalkan nama saya Azwir, saya sangat suka dengan sejarah, budaya, sastra walaupun latarbelakang kehidupan saya bukanlah sarjana sejarah melainkan bidang Ilmu Pengetahuan Alam seperti Biologi, Matematik.
Saya beri komentar dengan adanya karya anda yang anda masukkan ke Wikipedia ini, hanya ada 2 komentar saya, ini dia komentar saya :
1. Raja Kecik Bukan dari keturunan kerajaan Pagaruyung dan hingga sampai detik ini pun pukul 00:04 Senin 29 Maret 2015 orang Minangkabau tidak tahu kapan kerajaan Minangkabau/Pagaruyung dan siapa saja nama raja-raja Pagaruyung.
Ini referensi mengenai raja Kecik :
Menurut sejarahnya Kesultanan Siak Sri Indrapura merupakan sebuah kesultanan yang didirikan oleh Raja Kecil yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah (13-1746) pada 1723 (Norma Dewi et.al., 1999/2000:13). Raja Kecil merupakan keturunan dari Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Sultan Johor) dan Encik Pung (Norma Dewi et.al., 1999/2000:5). Disebutkan dalam Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Pertama (1985):
“Maka Baginda (Raja Kecil) itu, adalah putera dari pada Sulthan Mahmud Abdul Jalil Ra‘yat Syah, almarhum mangkat Dijulang Johor dengan … Encik Pung binti Datuk Laksamana Johor … Maka Sulthan Mahmud Abdul Jalil Ra‘yat Syah itu keturunan daripada Sultan mahmud Syah Malaka.- Setelah Malaka kalah dari Alphonso Alburqueque (Portugis) pada tahun 1511 Masehi, maka berpindahlah Raja Malaka ke Johor turun-temurun hingga sampai pada Sulthan Mahmud yang tersebut” (NN., 1985:1).
Sebagai pewaris Kesultanan Johor, Raja Kecil tidak serta merta langsung bisa menggantikan kedudukan sang ayah sebagai Sultan Johor. Kesulitan ini terjadi karena sebelum Raja Kecil dilahirkan, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dibunuh oleh Megat Sri Rama pada 1699. Istri sang sultan, Encik Pung yang sedang mengandung Raja Kecil, akhirnya dilarikan ke Singapura (Temasik) kemudian ke Jambi. Dalam pelarian inilah, Raja Kecil lahir dan dibesarkan di Kerajaan Pagaruyung Minangkabau. Sedangkan tahta Kesultanan Johor diduduki oleh Datuk Bendahara Tun Habib yang bergelar Sultan Abdul Jalil Riayat Shah (Norma Dewi et.al., 1999/2000:5).
Setelah dewasa Raja Kecil menuntut haknya selaku pewaris tahta Kesultanan Johor. Kesultanan Johor akhirnya diserang dan ditaklukkan pada 21 Maret 1717 (Adila Suwarno et.al., 2005:80). Raja Kecil akhirnya ditabalkan sebagai sultan di Kesultanan Johor dengan gelar bergelar Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah.
Akan tetapi pada 1722 terjadi perebutan tahta antara Raja Kecil dengan Tengku Sulaiman yang merupakan putera dari Datuk Bendahara Tun Habib. Dalam upaya merebut tahta Kesultanan Johor, Tengku Sulaiman dibantu oleh beberapa bangsawan dari Bugis. Seperti tertulis dalam Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Pertama (1985), bangsawan Bugis yang membantu Tengku Sulaiman adalah Daeng Relak alias Opu Tandriburung, putera ketiga dari Raja Negeri Luok (Bugis) yang bernama Landu Salat. Dalam membantu Tengku Sulaiman, Daeng Relak mengikutsertakan kelima anaknya yang bernama Daeng Parani (Daeng Berani), Daeng Menambung, Daeng Merewah, Daeng Celak (Daeng Pulai), dan Daeng Kemasi (NN., 1985:9-10).
Perebutan tahta Kesultanan Johor antara Raja Kecil dan Tengku Sulaiman sebenarnya tidak pernah berakhir. Kedua belah kubu bisa dikatakan sama-sama kuat. Akibat dari perebutan tahta ini, banyak korban yang diderita oleh kedua belah pihak. Akhirnya kedua belah pihak membuat kesepakatan (perjanjian) untuk mengakhiri konflik perebutan tahta. Seperti dikutip dalam Hikayat Baginda Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (Raja Kecil) Sultan Siak Pertama (1985), kesepakatan tersebut berbunyi:
“Satu : Kerajaan Riau dibagi dua, yakni Pulau-pulau Riau, Lingga, Negeri Johor serta Negeri Pahang, menjadi Kerajaan Raja Suleman yang ditabalkan dengan seruan: ‘Sultan Suleman Badra‘ Alamsyah‘
Dua : Siak serta jajahan yang di pulau Sumatera dan pulau yang berhampiran mulai dari Karimun, menjadi Kerajaan Siak, pulang kepada Raja Kecik (Sultan Abdul Jalil Rakhmat Syah).
Tiga : Segala alat kebesaran seperti nobat dan lain-lainnya pun dibagi dua, demikian juga orang-orang jadi jawatan adat-adat seperti suku Bintang ada di Siak dan kerjanya memasang meriam nobat, kepalanya bernama Jenang, karena itu orang Bolang dinamakan Bolang Biduanda” (NN., 1985:14).
Berdasarkan kesepakatan inilah, kubu dari Tengku Sulaiman menyingkir ke Pahang, sedangkan kubu Raja Kecil menyingkir ke Buantan. Buantan merupakan daerah pedalaman sungai Siak yang terletak kurang lebih 10 km di hilir kota Siak Sri Indrapura sekarang (Yuli S. Setyowati (ed.)., 2004:204). Dari Buantan inilah pada 1723, Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Raja Kecil sampai menjadi pusat penyebaran agama Islam di Sumatera Timur (Adila Suwarno et.al., 2005:80).
Saran saya :
1. Silahkan anda menemui ahli waris kerajaan Siak Sri Inderapura
2. ke museum Malaysia untuk mencari fakta arsip tentang kaitan kerajaan Melaka dan Siak Sri Inderapura
3. museum kerajaan Inggris pun ada menyimpan arsip tentang kaitan kerajaan Melaka dan Siak Sri Inderapura saat itu dijajah oleh Inggris
dibawah kendali Rafles.
4. ke museum Portugal saat Alfonso d'albuquerqe memimpin untuk menguasai kerajaan Melaka dan kerajaan Siak Sri Inderapura.
2. Orang Kampar, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, Rokan Hulu, Inderagiri Hulu bukan orang Minangkabau. Orang Minangkabau tidak tahu dengan peradabannya. Saya ini Orang Melayu Riau kelahiran Pekanbaru keturunan Kampar dan Kuantan Singingi, tidak ada kaitan silsilah keturunan kami dari Minangkabau!!!!!!!!!! . .
Cukup sekian dan Terimakasih.
Wassalamu'alaikum.