Adu Babi Hutan atau dalam beberapa daerah juga disebut Adu Bagong adalah salah satu kegiatan pertandingan yang melibatkan Babi hutan dengan anjing yang telah mengalami latihan sebelumnya. Umumnya, anjing yang mengikuti kegiatan ini adalah anjing ras jenis Pitbull atau ras campuran yang memiliki garis keturunan dengan Pitbull, dengan tujuan bahwa naluri menggigit dan cengkraman gigitannya dapat menyerupai ras aslinya

Sejarah

Sejarah dimulainya pertandingan adu babi hutan hingga kini masih terdapat kesimpangsiuran, dimana belum dapat dipastikan secara kronologinya. Namun, dilihat dari bahasa Adu bagong sendiri, kata ini diambil dari Bahasa Sunda dimana Adu secara garis besar yakni mempertandingkan atau mempertarungkan, sementara bagong berarti Babi Hutan. Dilihat dari perkembangannya, pertandingan adu babi hutan ini juga sering berlangsung di beberapa wilayah di Jawa Barat, termasuk diantaranya Bandung, Sumedang, dan beberapa daerah di Priangan Timur. Namun, pertandingan adu babi hutan ini juga berlangsung tidak hanya di wilayah Jawa Barat, salah satunya adalah di Bengkulu[1].

Tujuan

Tujuan umum diadakannya pertandingan adu babi hutan ini salah satunya adalah mengurangi populasi babi hutan yang dianggap meresahkan masyarakat karena keberadaannya merupakan hama petani, bahkan peternak. Keberadaan babi hutan sendiri di wilayah pegunungan masih cukup banyak, meski untuk mendapatkannya secara hidup, diperlukan tenaga dan pengorbanan ekstra. Karena babi hutan dikenal agresif dan dapat melukai manusia jika terancam[2].

Mekanisme Pertandingan

Pertandingan adu babi hutan ini umumnya berlangsung pada akhir pekan atau saat musim liburan. Dalam aturan pertandingan, disediakan sebuah lokasi dengan dinding yang terbuat dari bahan yang kokoh namun ringan. Dinding ini juga dapat berfungsi agar babi hutan tidak melukai penonton atau bahkan pemilik anjing petarung yang berada di luar arena. Babi hutan yang akan dipertandingkan juga diharuskan dalam keadaan sehat dan tidak dalam keadaan terluka. Begitu juga dengan anjing yang akan dipertandingkan, dimana setiap pertandingan berlangsung, dokter hewan wajib disediakan untuk mengantisipasi hal - hal diluar dugaan, seperti kematian anjing karena luka serius akibat gigitan babi hutan. Selain itu, dari segi keamanan di luar, juga wajib disediakan pengatur keamanan seperti Polisi untuk memastikan dan mengawasi agar tidak adanya tindakan kriminal yang terjadi di dalam arena pertandingan, semisal Perjudian.

Kontroversi

Kematian anjing yang disebabkan oleh luka parah akibat gigitan dan serangan babi hutan menjadi salah satu kontroversi dalam berlangsungnya pertandingan babi hutan ini. Meski anjing yang dipertandingkan adalah anjing petarung seperti Pitbull, namun kesalahan dalam strategi menyerang diklaim sebagai salah satu pemicu kematian anjing dimana babi hutan dengan brutal menyerang kembali anjing. Pemilik anjing petarung yang terlalu memaksakan agar anjing dapat mengalahkan babi hutan juga menjadi salah satu sorotan utama penyayang binatang, dimana nafsu dan keinginan pemilik menjadikan anjing berusaha mengalahkan babi hutan meski dalam keadaan terluka parah[3]

Referensi