Badak NGL

perusahaan asal Indonesia

PT Badak Natural Gas Liquefaction lebih dikenal dengan PT Badak NGL adalah perusahaan penghasil LNG (Liquid Natural Gas) terbesar di Indonesia. Berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, perusahaan ini memiliki 8 process train (A - H) yang mampu menghasilkan 22 Mtpa LNG (juta metrik ton LNG per tahun).

Badak Natural Gas Liquefaction
IndustriLNG dan LPG
Didirikan26 November 1974
Kantor pusatBontang, Indonesia
Tokoh kunci
Johannes Soenarmo, Komisaris Utama
Yoga P Suprapto, Presiden Direktur
IndukPertamina
Situs webhttp://www.badaklng.co.id/

Pemegang saham[1]

Pertamina : 55%
VICO Indonesia : 20%
Japan Indonesia LNG Co (JILCO) : 15%
Total E&P Indonesie : 10%

Pemasok Gas

Sejarah

Proyek LNG Badak dimulai ketika Huffco (sekarang VICO Indonesia), sebuah perusahaan kontraktor migas dengan PSC pada Pertamina, menemukan cadangan gas alam raksasa di lapangan Badak, Kalimantan Timur pada Februari 1972.

26 November 1974, didirikan perusahaan PT Badak NGL dengan pemegam sahamnya adalah Pertamina, Vico dan Jilco. Perusahaan ini dipercayakan untuk mengoperasikan pabrik LNG Badak.

Konstruksi pabrik dimulai pertengahan tahun 1974 dan selesai 36 bulan kemudian tanggal 5 Juli 1977 dengan berhasil dibangunnya train LNG pertama (train A). Pabrik ini diresmikan 1 Agustus 1977 dan pengapalan LNG pertama dilakukan pada 9 Agustus 1977 ke Senboku, Jepang.

Selama 25 tahun, pabrik LNG Badak yang pada mulanya hanya 2 train, telah menjadi 8 train dan ditambah fasilitas penghasil LPG. Produksinya berhasil ditingkatkan dari 3,3 juta ton LNG per tahun di tahun 1977 menjadi 22 juta ton LNG dan 1,2 juta ton LPG per tahun.

Penurunan produksi

Sejak tahun 2001, produksi LNG dari Bontang terus menurun. Dari 379 kargo tahun 2001 menjadi 341 kargo di tahun 2005. Penurunan produksi ini menyebabkan PT Badak tidak mampu memenuhi komitmennya pada pembeli. Selain itu pemerintah juga mengurangi ekspor LNG dari Bontang karena LNG tersebut dialihkan untuk memenuhi pasokan pabrik pupuk di dalam negeri. Produksi LPG pun terpaksa sementara dihentikan melihat berkurangnya pasokan gas ke PT Badak, terhitung sejak tahun 2006.

Referensi

Pranala luar