Pembendungan

Revisi sejak 5 April 2015 11.33 oleh Farras (bicara | kontrib) (baru)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Pembendungan (containment) adalah kebijakan Amerika Serikat untuk mencegah penyebaran komunisme di luar negeri. Sebagai bagian dari Perang Dingin, kebijakan ini merupakan tanggapan atas serangkaian tindakan Uni Soviet untuk memperbesar pengaruh komunis di Eropa Timur, Cina, Korea, Afrika, dan Vietnam. Pembendungan berada di posisi tengah antara pemuasan (appeasement) dan pemunduran (rollback).

Ledakan nuklir tahun 1962 dilihat dari periskop kapal selam Angkatan Laut A.S. Tujuannya adalah membendung perluasan pengaruh komunis tanpa perang nuklir.

Dasar doktrin ini dijelaskan dalam telegram tahun 1946 oleh diplomat A.S. George F. Kennan. Pembendungan adalah kata yang digunakan untuk menyebut kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat itu; kata tersebut muncul di sebuah laporan yang dikirim Kennan ke Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Forrestal pada tahun 1947. Laporan tersebut kemudian dimasukkan ke sebuah artikel majalah. Kata ini merupakan terjemahan dari cordon sanitaire dalam bahasa Perancis; kata tersebut digunakan untuk menyebut kebijakan Barat terhadap Uni Soviet tahun 1920-an.

Kata containment sangat sering dikaitkan dengan kebijakan Presiden A.S. Harry Truman (1945–53) seperti pembentukan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO), sebuah pakta pertahanan bersama. Meski Presiden Dwight Eisenhower (1953–61) menggunakan doktrin rollback, ia enggan melakukan intervensi dalam Pemberontakan Hongaria 1956. Presiden Lyndon Johnson (1963–69) menyebut pembendungan sebagai alasan kebijakannya di Vietnam. Presiden Richard Nixon (1969–74), dibantu penasihatnya, Henry Kissinger, mengambil kebijakan détente yang berarti peregangan ketegangan. Kebijakan tersebut melibatkan perluasan perdagangan dan kontak budaya serta Pembahasan Pembatasan Senjata Strategis.

Presiden Jimmy Carter (1977–81) awalnya mengutamakan hak asasi manusia alih-alih anti-komunisme. Ia kembali ke kebijakan pembendungan setelah Soviet menyerbu Afghanistan tahun 1979. Presiden Ronald Reagan (1981–89), menyebut Soviet sebuah "imperium iblis", meningkatkan ketegangan Perang Dingin dan melakukan rollback di Nikaragua dan Afghanistan. Program-program besar yang dilaksanakan pada era pembendungan seperti NATO dan deterens nuklir masih berlangsung setelah Perang Dingin.

Lihat pula

Non-Perang Dingin:

Catatan kaki

Bacaan lanjutan