Mohammad Reza Pahlavi

Revisi sejak 24 Agustus 2007 02.32 oleh Andri.h (bicara | kontrib) ({{terjemah|Inggris}})

Mohammad Reza Pahlavi, Shah Iran (bahasa Persia: محمدرضا پهلوی Moḥammad Rez̤ā Pahlavī) (26 Oktober 1919, Tehran27 Juli 1980, Kairo), yang menyebut dirinya Yang Mulia Baginda, dan memegang gelar kerajaan Shahanshah (Raja segala raja), dan Aryamehr (Terang bangsa Arya), adalah kaisar Iran dari 16 September 1941 hingga Revolusi Iran pada 11 Februari 1979. Ia adalah kaisar kedua dari Dinasti Pahlavi and Shah terakhir dari monarki Iran.

Berkas:Mohammadreza Shah.jpg
Mohammad Reza Pahlavi

Shah naik takhta pada Perang Dunia II, setelah invasi Anglo-Soviet yang memaksa ayahnya, Reza Shah turun takhta. Pada masa pemerintahan Mohammad Reza Shah terjadi nasionalisasi industri minyak Iran di bawah Perdana Menteri Mohammad Mossadegh. Pada masa pemerintahan Shah, Iran merayakan kesinambungan monarki selama 2.500 tahun sejak didirikannya Kekaisaran Persia oleh Koresy Agung. Revolusi Putihnya, serangkaian pembaruan ekonomi dan sosial yang dimaksudkan untuk mentransformasikan Iran menjadi suatu kekuatan global, berhasil antara lain memodernisasi negara itu, menasionalisasikan banyak sumber alam, dan memperluas hak pilih kepada kaum perempuan. Namun demikian, kegagalan sepihak dari reformasi tanah, tidak adanya demokratisasi seperti yang dikritik oleh sebagian lawannya, serta kemerosotan kekuatan tradisional dari para rohaniwan Syi’ah yang sebagian disebabkan oleh pembaruan-pembaruan itu, meningkatkan oposisi terhadap kekuasaannya.

Meskipun ia sendiri adalah seorang Muslim, Shah perlahan-lahan kehilangan dukungan dari para rohaniwan Syi’ah di Iran, khususnya karena kebijakan Westernisasinya yang kuat dan pengakuannya terhadap Israel. Bentrokan-bentrokan dengan pihak kanan keagamaan, meningkatkan aktivitas pihak komunis, Campur tangan pihak Barat dalam ekonomi Iran, dan perbedaan pandangan politiknya pada 1953 dengan Mohammad Mossadegh (kedua belah pihak saling menuduh pihak lainnya berusaha melakukan kudeta, akhirnya menyebabkan kejatuhan Mossadegh) kelak menghasilkan pemerintahan yang kian otokratis. Berbagai kebijakan yang kontroversial diberlakukan, termasuk larangan terhadap Partai Tudeh dan penindasan terhadap kaum pembangkang oleh dinas rahasia Iran, SAVAK; Amnesty International melaporkan bahwa Iran mempunyai hingga 2.200 tahanan politik pada 1978. Pada 1979, gejolak politik telah berubah menjadi revolusi yang, pada 16 Januari, memaksa Shah untuk meninggalkan Iran setelah berkuasa selama 37 tahun. Tak lama setelah itu, kekuatan-kekuatan revolusioner mengubah pemerintahnya menjadi suatu Republik Islam.


Tentang peranan perempuan

  • Perempuan itu penting dalam kehidupan laki-laki hanya apabila mereka cantik dan mempesona dan mempertahankan kewanitaan mereka dan ... urusan feminisme ini, misalnya. Apa yang diingini kaum feminis? Apa yang kalian inginkan? Kalian berkata kesetaraan. Oh! Saya tidak ingin terkesan kasar, tetapi ... kalian setara di mata hukum tetai tidak, maafkan saya, dalam kemampuan ... Kalian tidak pernah menghasilkan seorang Michelangelo atau Bach. Kalian tidak akan pernah menghasilkan juru masak yang hebat. Dan bila kalian berkata kepada saya tentang kesempatan, apa yang dapat saya katakan adalah, Apa kalian bercanda? Apakah kalian pernah kekurangan kesempatan untuk memberikan kepada sejarah seorang juru masak yang hebat? Kalian tak pernah menghasilkan apa-apa yang hebat, tak pernah! - Kalian tukang komplot, kalian semua jahat. Kalian semua.[1][2]

- Ketika belakangan ditanya dalam sebuah wawancara oleh Barbara Walters apakah ia pernah mengatakan hal ini, ia menjawab "Tidak dengan kata-kata yang sama, tidak pernah." [3]

  • ... kaum perempuan - yang merupakan setengah dari seluruh populasi - harus diperlakukan sederajat...[4]
  • Saya tak pernah percaya bahwa kaum perempuan itu makhluk iblis bila mereka memperlihatkan wajah atau lengan mereka, atau berenang, atau bermain ski atau bermain bola basket. Bila sebagian perempuan ingin hidup dengan cadar, maka itu adalah pilihan mereka, tetapi mengapa kita harus merampas kebahagiaan yang sehat dari berolahraga dari setengah orang muda kita?[5]

Lihat pula

Bacaan lebih lanjut

Rujukan

  1. ^ Oriana Fallaci, Interview with History. New York; Liveright Publishing, 1976. pp. 270-272.
  2. ^ Cuplikan tersedia dalam pengantar wawancara dengan Ayatollah Agung Montazeri oleh Golbarg Bashi
  3. ^ Wawancara Barbara Walters, dikutip dalam Elaine Sciolino, The Last Empress, 2 Mei 2004
  4. ^ Mohammad Reza Pahlavi, Answer to History, Stein & Day Pub, 1980, ISBN 0-8128-2755-4.
  5. ^ Mohammad Reza Pahlavi, Answer to History, Stein & Day Pub, 1980, ISBN 0-8128-2755-4.

Pranala luar

Didahului oleh:
Reza Shah
Shah Iran
1941 – 1979
Diteruskan oleh:
Deklarasi Republik Islam
Kepala Dinasti Pahlavi
1941 – 1980
Diteruskan oleh:
Reza Pahlavi
Kepala Negara Iran
1941 – 1979
Diteruskan oleh:
Pemimpin Tertinggi
Ruhollah Khomeini