Sarewu, Pancalang, Kuningan

desa di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat


Sarewu adalah desa di kecamatan Pancalang, Kuningan, Jawa Barat, Indonesia.

Sarewu
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
KabupatenKuningan
KecamatanPancalang
Kode Kemendagri32.08.22.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas139.478 Ha
Jumlah penduduk1.778 jiwa
Kepadatan-
Peta
PetaKoordinat: 6°48′26″S 108°30′36″E / 6.80722°S 108.51000°E / -6.80722; 108.51000

Sejarah

”Asal Usul Nama Desa Sarewu”


       Konon katanya "Ki Walang Sungsang" atau lebih dikenal dengan sebutan "Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang" bermaksud mengembangkan perternakan sapi. sementara pada saat itu orang yang berternak sapi langka sekali maksud "Ki Walang Sungsang" untuk berternak sapi tidak lain sekedar memahami kebutuhan daging untuk menjamu para tamu saat perayaan hari besar islam di kota Cirebon. Karena kebutuhan dan keinginan berternak sapi sangat bsar, dengan segara beliau menugaskan beberapa abdinya untuk mencari tempat yang sekiranya cocok untuk berternak sapi. Diantara abdi-abdinya tersebut dipinpin "Ki Buyut Pohaci" . 
          Berangkatlah "Ki Buyut Pohaci" diiringi sejumlah ponggawa, tidak lama diperjalanannya tibalah di suatu tempat yang beliau anggap cocok untuk berternak sapi karena selain berada  pada daerah dataran tinggi yang sejuk udaranya juga tempatnya tidak jauh dari pusat pemerintahan Desa Cirebon Girang, yakni kurang lebih 5km kesebelah selatan. Selang waktu beberapa jam beristirahat kekemudian beliau mendirikan beberapa gubuk sebagai tempat berternak sapi. Sekarang daerahnya dikenal denagan sebutan Pondok Sapi.
         Iklim yang sejuk sangat memungkinkan sekali untuk berternak sapi karenanya pakanpun berlimpah, kian hari kian lama perternakan sapi berkembang pesat, hingga sapinya pun tak terhitung. Melihat kenyataan demikian fikir "Ki Buyut Pohaci" perlu keamanan dalam menjaga segala kemungkinan pada peternakannya. Dibuatlah pos-pos penjagaan yang tidak jauh dari lokasi perternakan dan sekarang daerah tersebut dikenal sawah pajagaan. Adapun tempat pengembalaannya serta tempat minum dan memandikan sapi-sapi  tersebut dikenal dengan sebutan daerah sibatok, karena dengan batoklah para pengembala mengambil air dalam memberi minum dan memandikannya.
         "Ki Buyut Pohaci" dikenal sebagai abdi yang sangat patuh apalagi beliau memiliki ilmu yang sangat tinggi terlebih sangat disegani ponggawanya karena jasa-jasanya, "Ki Buyut Pohaci" yang dikenal denagan sebautan "Buyut Aci" setempat mendirikan pemukiman tidak jauh dari pondok sapi, yakni suatu tempat atau pekarangan yang di apit sungai besar, seringkali kebanjiran yang berakibat fatal pada tanaman bahkan pada pemukimannya hingga tak bertahan lama beliau akhirnya berpindah tempat ke dataran yang lebih tinggi,kini dikenal daerah gunung puyuh, sementara daerah yang ditinggalkan dikenal dengan sebutan daerah karang suwung artinya pekarangan yang dikosongkan.
         Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang demikian sebutan yang dikenal masyarakat islam didataran pasundan,  beliau dikenal orang yang arif dan bijaksana, hingga disegani abdi-abdinya apalagi melihat kenyataan perternakannya berkembang pesat. Beliau sewaktu-waktu berkunjung kepondok sapi dan menginapnya beberapa hari sebagai tempat peristirahatannya yang tak jauh dari pondok sapi terdapat susunan batu-batu sebagai pasarean  dan solat, juga terdapat beberapa kolam kecil/kulah dibawah pohon-pohon yang rindang. Kini daerah tersebut dikenal dengan sebutan daerah keramat balong sewu. Daerah keramat balong sewu hingga kini ada dan terawat baik bahkan oelah sebagian masayarakat sekitar dipakai sebagai tempat untuk menyepi dan bertapa untuk memiliki aji balad seribu.

Berawal dari itulah sebuah pemukiman kampung yang hidup dan berkembang didataran tinggi gunung puyuh dan sebutan Desa Sarewu. Sarewu berasal dari kata “Keramat” atau tempat “Pasarean” pasarean Mbah Kuwu Sarewu” peristirahatan Mbah Kuwu.


Adapun Kepala dersa atau Kuwu Sarewu yang pernah Meminpin diantaranya: 1. Kuwu Sajama / Astrajaya Tahun….. s/d 1902 2. Kuwu Sisig/ Arya Tahun 1902 s/d 1919 3. Kuwu Ratmaja Thaun 1919 s/d 1924 (Meninggal di masa jabatan) 4. Kuwu Waren Tahun 1924 s/d 1929 (Diberhentikan masyarakat) 5. Kuwu Sukma Tahun 1929 s/d 1951 6. Kuwu Kamsar Tahun 1951 s/d 1970 7. Kuwu Juhana tahun 1970 s/d 1979 (2 tahun dijabat Bpk Sahroni) 8. Kuwu Mulya Tahun 1979 s/d 1998 (1 Tahun di jabat Bpk Tata) 9. Kuwu Sahudin tahun 1998 s/d 1998 ( 1 Tahun dijabat Bpk Komarudin) 10. Kuwu Mulya Tahun 1999 s/d 2002 (Meninggal di masa jabatan) 11. Kuwu Wti A. Md Tahun 2003 s/d 2011 12. Kuwu Wti A. Md Tahun 2011 s/d sekarang


Berkat kepeminpinan beliau keberadaan Desa Sarewu semakin berkembang penduduknya 100% beragama islam dengan mata pencaharian sehari-hari sebagai pengrajin sapu yang merupakan warisan turunan nenek moyang. Konon katanya sejarah kerajinan sapu di Desa Sarewu sejak zaman pebjajahan Belanda. Sekilas sejarahnya sebagai berikut :
        Pada zaman pemerintahan belanda sekitar 1850an seorang warga Desa Sarewu yakni Bpk. Salimun adalah orang yang sangat berpengaruh, sehingga disegani oleh masyarakat bahkan beliau sering menentang kebijakan-kebijjakan dari pemerintah belanda saat itu,
pada akhirnya Pak salimun ditangkap dan dibuang kepulauan sumatra tepatnya di Sowo Lunto Padang Silungkang
keberadaannya di Sowo Lunto sebagai  tahanan pemerintah belanda, Pak Salimun senang bergaul dengan sesamanya sebagai tahanan bahkan sempat belajar membuat sapu pada masyarakat sekitarnya hingga berhasil.
Enatah berapa lama Pak Salimun di Sowo Lunto suatu saat pada akhirnya beliau di pulangkan ke desa asal yakni Desa Sarewu. Sebagia manusia biasa Pak Salimun  sesampainya di kampung halaman berusaha beradaptasi karena sebagai masayarakat Desa Sarewu saat itu menganggap bekas narapidana yang sarat dengan kekerasan. 

Berkat kesungguhannya Pak Salimun Akhirnya diterima oleh masyarakat sebagai Salimun dulu penuh kewibawaan dan penagaruh disesamanya mulailah Pak Salimun mengembangkan apa yang diperoleh saat dibuang ke Pulau Sumatra yakni kerajinan sapu,

dengan memanfaatkan keahliannya bahan baku yang ada Pak Salimun Mengembangkan keahlianya kepada masyarakat Sarewu hingga beliau wafat pun kerajinan sapu kian berkembang yang pada akhirnya merupakan mata pencaharian masyarakat Sarewu. Ibarat garam  dilautan luas kerajinan sapu sudah merupakan ketergantungan hidup masayarakat Desa Sarewu. Berlayar tarik jangkar kami berdiri tergar dengan ditopang penduduk sebanyak ±1264 jiwa, 315 kepala keluarga (KK) berusaha mengarungi wilayah seluas 100,095 Ha dengan tetap berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 100% beragama Islam.

Pemerintahan

Sarewu adalah salah satu desa di kecamatan Pancalang, wilayah ini dikepalai oleh seorang kepala desa.

Profil Daerah

Batas Wilayah

Batas wilayah kelurahan Sarewu sarewu memilik wisata DAM "cirongkob"'

  • Di sebelah utara berbatasan dengan desa sarwadadi-cirebon .
  • Di sebelah selatan berbatasan dengan desa Sindangkempeng .
  • Di sebelah barat berbatasan dengan desa Mekarjaya .
  • Di sebelah timur berbatasan dengan desa beber-cirebon .

Geografis

Kelurahan Sarewu dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18° C - 32° C serta curah hujan berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm per tahun. Pergantian musim terjadi antara bulan November - Mei adalah musim hujan dan antara bulan Juni - Oktober adalah musim kemarau.

Ekonomi

Orang-orang Sarewu dikenal sebagai petani yang ulet. dan kegiatan ekonomi lainnya yaitu membuat sapu.

Pertanian

Hampir seluruh masyarakat Sarewu adalah petani, selain menanam padi mereka juga menanam tanaman lainnya seperti palawija, ketela pohon, ubi jalar dan lain sebagainya.

Perkebunan

Hasil perkebunan yang biasanya dibudidayakan kebanyakan dari jenis buah-buahan seperti: pisang, mangga, rambutan dan juga melinjo.

Demografi

Penduduk kelurahan Sarewu berjumlah 1.778 orang.

Pendidikan

Sekolah dasar yanga ada di kelurahan Sarewu antara lain:

  • SDN Sarewu I

== Website ==

Website

Website untuk melihat kegiatan masyarakat kelurahan Tarikolot antara lain: