Antasena
Dalam wiracarita Mahabharata, Antasena adalah putra Bima dan Dewi Urang Ayu. Tokoh ini paling sakti di antara tiga putera Bima. Jika Gatotkaca mampu terbang di udara dan Antareja mampu ambles bumi (hidup di bawah tanah), Antasena mampu terbang di udara, ambles bumi, dan menyelam. Sama seperti ayahnya, Antasena tidak bisa berbahasa santun (ngoko). Kendati demikian, Antasena berhati baik dan paling bijak di antara putera-putera Pandawa. Ia memiliki tubuh bersisik bagaikan udang dan tidak mempan ditusuk senjata.
Antasena dalam versi pewayangan Jawa | |
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Antasena |
Antasena beristrikan Dewi Jenakawati, puteri Arjuna. Ia tidak ikut berperang di Bharatayuddha. Bersama Wisanggeni, mereka menjadi tumbal agar Pandawa menang melawan Korawa. Syahdan, hal ini merupakan taktik yang diambil Kresna karena Antasena tidak terkalahkan. Hal ini akan membuat pertempuran tidak berimbang. Ada juga versi yang menyebutkan, Kresna takut karena dalam rencana dewa, Antasena akan bertanding dengan kakaknya, Baladewa.
Sifat
Antasena berwatak jujur, terus terang, bersahaja, berani kerena membela kebenaran, tidak pernah berdusta. Setelah dewasa, Anantasena menjadi raja di negara Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan.
Antasena meninggal sebelum perang Bharatayuddha. Ia mati moksa (lenyap dengan seluruh raganya) atas kehendak dan kekuasaan Sang Hyang Wenang