Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah
Kaitetu adalah desa di kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, Indonesia. Menurut Rumphius, Negeri Kaitetu berada di sebuah bukit yang belakangnya terdapat gunung Wawane. Negeri Kaitetu juga bernama Uli Hatunuku. [1] Negeri Kaitetu terletak sekitar 60-70 kilometer di utara Kota Ambon, maluku. [2] Berdasarkan sahibul hikayat, Kaitetu merupakan negeri pertama di Pulau Ambon.[2]
Kaitetu | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Maluku |
Kabupaten | Maluku Tengah |
Kecamatan | Leihitu |
Kode Kemendagri | 81.01.15.2010 |
Luas | - |
Jumlah penduduk | - |
Kepadatan | - |
Negeri kaitetu adalah penyatuan lima buah negeri menjadi Uli Hatunuku. Yakni Atetu, Essen, Nukuhali, Tehala, dan Wawane. [1]
Sejarah Negeri Kaitetu
Negeri Kaitetu atau Kaitetu berasal dari dua kata yaitu kai dan tetu.[1] Kai artinya dayung, dan tetu artinya tanjung.[1] Nama Kaitetu tersebut berkaitan dengan proses pemindahan masyarakatnya dari negeri lama di gunung ke tempat sekarang ini.[1] Saat mereka pindah dari tanjung Hatunuku, mereka mendayung perahu.[1] Sebelum masyarakat Kaitetu menempati tempat tinggal mereka yang sekarang, masyarakat Negeri Kaitetu dulunya tinggal di gunung Wawane yang diberi nama Ala Hahulu.[1] Masyarakat pindah dari gunung Wawane karena Belanda ingin semua penduduk harus menetap di pesisir pantai dekat dengan benteng mereka yang bernama Benteng Amsterdam.[1] Negeri Kaitetu terbentuk oleh 10 Soa atau marga.[1] Soa-soa itu adalah sebagai berikut:
1. Soa Hatuwe atau Essen, dengan kepala soa bergelar Tuhelehit, Upu-nya Uwen.[1]
2. Soa Wawane, kepala soa-nya bergelar Relesoela, Upu-nya Uwen.[1]
3. Soa Atetu, kepala soa-nya bergelar Lumaela Sahulain, dengan Upu-nya Tuni.[1]
4. Soa Yahehet dari teon Marale, dan Upu-nya Rumah. [1]
5. Soa Nukuhali, kepala soa-nya bergelar Hua, dan upu-nya Tuni.[1]
6. Soa Tehala, Kepala soa bergelar Heha Uwen, upu-nya Pikal.[1]
7. Soa Lain, di bawah naungan soa Nukuhali, Teon-nya Supisina, Upu-nya Moni.[1]
8. Soa Hakia, di bawah naungan soa Tehala, teon-nya Loutia, upu-nya Latu.[1]
9. Soa Iha, di bawah naungan Soa Tehala, teon-nya Loutia, Upu-nya Latu.[1]
10. Soa Sou Lete di bawah naungan soa Tehala, teon-nya Lautia, dan upu-nya Latu.[1]
Soa atau marga di Negeri Kaitetu yang sudah lenyap adalah Soa Tehala, Soa Hakia, dan Soa Sou Lete.[1] Dahulu, saat masyarakat Kaitetu masih bermukim di gunung Wawane, mereka memiliki seorang kapitan atau kapten yang bernama Kapitan Tikokin yang artinya dua urat lidi.[1] Dinamakan dua urat lidi karena kapitan selalu berperang menggunakan urat lidi sebagai pelengkap senjatanya.[1]
Nama teon Negeri Kaitetu disebut Uli Hatunuku, dan nama rumah adat rumah baileo Negeri Kaitetu adalah Maatita.[1] Upacara tradisional yang biada dilakukan oleh masyarakat Negeri Kaitetu adalah perkawinan dan pelantikan raja.[1] Upacara perkawinan adalah mempelai wanita harus melaksanakan adat Injak Telur atau Injak Debu sebelum memasuki rumah mempelai lelaki.[1]
Cerita Rakyat
Masayarakat Negeri Kaitetu memiliki cerita rakyat yang turun temurun.[1] Yaitu cerita mengenai Pol Siti dan Pol Raja. Yaitu dua orang puteri yang berasal dari soa Sou Lete yang melarikan diri ke hutan karena takut dikawinkan dengan orang Belanda.[1] Lantas mereka menggali lubang dan masuk ke dalamnya hingga meninggal.[1] Konon, sampai sekarang mereka sering menunjukan wajah kepada orang yang memasuki hutan.[1]