Dulmatin
Dulmatin (alias Amar Usmanan, Joko Pitoyo, Joko Pitono, Abdul Matin, Pitono, Muktarmar, Djoko, dan Noval; lahir pada 6 Juni 1970 di Desa Petarukan, Kecamatan Petarukan, Pemalang) adalah seorang asal Indonesia. Oleh kepolisian Indonesia ia diduga terlibat kasus Bom Bali pada tahun 2002.
Lahir sebagai anak keempat dari lima bersaudara putra pasangan Usman (almarhum) dan Masriyati, sehabis SMA pada tahun 1992 ia merantau ke Malaysia. Tiga tahun kemudian ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai makelar mobil dan bertani.
Ia dikabarkan telah tewas dalam serangan udara militer Filipina di Pulau Mindanao, Filipina Selatan pada Januari 2005, namun ternyata hal tersebut tidak dapat dikonfirmasi. Pihak militer Filipina kembali mengabarkan bahwa Dulmatin telah terluka dalam sebuah baku tembak di Jolo, Filipina Selatan pada 16 Januari 2007.
Pemerintah Amerika Serikat hingga kini masih menyediakan 10 juta dolar AS bagi orang yang dapat memberikan informasi mengenai keberadaannya. Menurut keterangan pemerintah AS dalam pengumuman sayembaranya, Dulmatin adalah ahli elektronik yang pernah berlatih di kamp-kamp Al-Qaidah di Afganistan dan merupakan tokoh senior dalam Jemaah Islamiyah. Dulmatin berusia akhir 30-an, Jawa-Arab, tinggi 172 cm, berat 70 kg, dengan warna kulit coklat.
Pranala luar
- (Indonesia) "Militer Filipina Bom Dulmatin", TEMPO, 29 Januari 2005
- (Indonesia) "Keluarga Dulmatin Pasrah", Suara Merdeka, 9 Oktober 2005
- (Indonesia) "Dulmatin Tertembak di Filipina Selatan", KOMPAS, 26 Januari 2007
- (Inggris) Halaman sayembara AS