Kaprabonan

museum di Indonesia
Revisi sejak 29 April 2015 14.00 oleh Begawan muda (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ' Kaprabonan dan Kacirebonan hanya memiliki pangeran sebagai raja. Meskipun Kacirebonan mencoba untuk membiarkan menaikkan gelarnya. ==Sejarah Keraton Kaprabonan== K...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Kaprabonan dan Kacirebonan hanya memiliki pangeran sebagai raja. Meskipun Kacirebonan mencoba untuk membiarkan menaikkan gelarnya.


Sejarah Keraton Kaprabonan

Keraton Kaprabonan mulai berdiri pada tahun 1696 M yang dipimpin oleh Pangeran Raja Adipati Kaprabon dengan cita-citanya mengembangkan agama Islam sesuai perjuangan para Waliyullah terdahulu, terutama karuhunnya Sunan Gunung Jati. Pada saat itu gejolak politik pemerintahan Belanda semakin memanas, dan perlawanan-perlawanan terhadap kolonial Belanda pun masih terus berjalan, sehingga Pangeran Raja Adipati Kaprabon ingin menjauhkan diri dari situasi tersebut dan selalu mengkhususkan diri (Mandita) dalam mengembangkan agama Islam kepada para murid-muridnya.


==Daftar pangeran Keraton Kaprabonan

Setelah Pangeran Raja Adipati Kaprabon sebagai Sultan Pandita agama Islam Tareqat wafat pada tahun 1734 M, kemudian secara turun-menurun diteruskan oleh puteranya, yaitu: After Pangeran Raja Adipati Kaprabon as Sultan Pandita (preacher) Islam Tareqat died in 1734 AD, then hereditary was forwarded by his son, namely:

1734-1766: Pangeran Kusumawaningyun Kaprabon 1766-1798: Pangeran Brataningrat Kaprabon 1798-1838: Pangeran Raja Sulaiman Sulendraningrat Kaprabon 1838-1878: Pangeran Arifudin Kusumabratawirdja Kaprabon 1878-1918: Pangeran Adikusuma Adiningrat Kaprabon 1918-1946: Pangeran Angkawijaya Kaprabon 1946-1974: Pangeran Aruman Raja Kaprabon 1974-2001: Pangeran Herman Raja Kaprabon 2001-sekarang: Pangeran Hempi Raja Kaprabon