Kelinglungan (Inggris: absent-mindedness) merupakan kondisi saat perhatian akan suatu hal yang cukup rendah sehingga hanya memperhatikan satu obyek tunggal. Perhatian rendah ini mengakibatkan pengabaian keadaan sekitar. Linglung juga merupakan pengalihan perhatian dari obyek yang sedang diamati dikarenakan ada pikiran yang terlintas ataupun gangguan dari kondisi sekitar.

Konsekuensi

Kehilangan perhatian adalah suatu hal yang seringkali terjadi dalam kehidupan manusia. Beberapa hal adalah teramat tidak mengenakkan, sebagai contoh ketika melaju di jalan tol, kita melewatkan pintu keluar yang semestinya diambil ketika menuju suatu tempat, dan beberapa hal lainnya teramat serius dan dapat menyebabkan kecelakaan, luka-luka, bahkan hingga meninggal dunia.[1] Selain kehilangan biaya yang dikarenakan peristiwa ini, kita juga mengalami kehilangan waktu yang berharga, effisiensi, produktifitas seseorang dan kualitas hidup. Orang-orang yang mengalami kehilangan perhatian yang cukup singkat seringkali disebut memiliki suatu cacat.[2] Mengacu pada kenyataan bahwa hal ini seringkali terjadi, ternyata sangat mengejutkan bahwa sangat sedikit sekali penelitian dilakukan untuk mengukur secara langsung tentang kesalahan seseorang yang diakibatkan oleh kehilangan perhatian ini.[3]

Aspek ingatan

Absent-mindedness juga berhubungan dengan kerusakan atas ingatan. Sebagai contoh, Schachter menganggap bahwa "absent-mindedness" sebagai the seven sins of memory[4] yang ditulis oleh Daniel Schacter. Dia menjadi bagian dari omission.[5] Absent-mindedness secara singkat dan mudah dapat diartikan sebagai kehilangan perhatian, yang melibatkan suatu overlapping antara perhatian dan memori dalam suatu pekerjaan menerjemahkan dan mengambil suatu bagian dari memori di otak. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang tertarik akan suatu isu ataupun hal penting, dan menjadikannya tidak fokus pada hal yang seharus diingatnya. Sebagai contoh, Schacter adalah ketika seseorang salah menaruh kunci ataupun kacamata. Jelaslah bahwa dari penjelasan singkat ini, bahwa permasalahan mendasar dari kondisi ini adalah "perhatian". Penelitian yang baru saja dilakukan menunjukkan bahwa kondisi ini dapat disebabkan oleh kerusakan memori di otak dan juga dikarenakan aksi yang berlipat-lipat.[6] [7]

Catatan Kaki

  1. ^ Carriere, J. S. A., Cheyne, J. A., & Smilek, D. (in press). Everyday Attention Lapses and Memory Failures: The Affective Consequences of Mindlessness. Consciousness and Cognition.
  2. ^ Robertson, I. H. (2003). The absent mind attention and error. The Psychologist, 16, 9, 476-479.
  3. ^ Giambra, L. M. (1995). A laboratory method for investigating influences on switching attention to task-unrelated imagery and thought. Consciousness and Cognition, 4, 1-21.
  4. ^ Schacter, D. L. (2001). The Seven Sins of Memory: How the mind forgets and remembers. Boston, MA: Houghtin-Mifflin.
  5. ^ Cheyne, J. A., Carriere, J. S. A., & Smilek, D. (2006). Absent-mindedness: Lapses in conscious awareness and everyday cognitive failures. Consciousness and Cognition, 15, 578-592.
  6. ^ Carriere, J. S. A., Cheyne, J. A., & Smilek, D. (in press). Everyday Attention Lapses and Memory Failures: The Affective Consequences of Mindlessness. Consciousness and Cognition.
  7. ^ Robertson, I. H. (2003). The absent mind attention and error. The Psychologist, 16, 9, 476-479.

Lihat pula

Bacaan lebih lanjut

  • Reason, J. T. (1982). Absent-minded? The Psychology of Mental Lapses and Everyday Errors. Englewood Cliffs: Prentice-Hall.
  • Reason, J. T. (1984). Lapses of attention in everyday life. In R. Parasuraman & D. R. Davies (Eds.), Varieties of attention. New York: Academic Press.
  • Reason, J. T. (1990). Human Error. Cambridge: Cambridge University Press.

Pranala luar