Uccaihsrawa
Dalam mitologi Hindu, Uccaihsrawa (Sansekerta: उच्चैःश्रवा; Uccaiḥśravā) atau Ucaisrawas (Sansekerta: उछैश्रवास्; Uchaiśravās) (terkadang disebut Oncèrsrawa) adalah seekor kuda putih berkepala tujuh yang muncul saat pengadukan "lautan susu". Cerita tersebut muncul dalam kitab Adiparwa. Warna Uccaihsrawa menjadi bahan taruhan antara Winatā, ibu Garuda dan Kadru, ibu para ular. Akhirnya, ekor kuda Uccaihsrawa menjadi hitam karena disemprot oleh bisa para naga.
उच्चैःश्रवा | |
---|---|
Tokoh dalam mitologi Hindu | |
Nama | Uccaihsrawa |
Ejaan Dewanagari | उच्चैःश्रवा |
Nama lain | Ucaisrawas; Oncersrawa |
George Harrison menggunakan kuda Ucaisrawas sebagai label musik Dark Horse Records. Konon Ucaisrawa berwarna seputih salju, dengan ekor hitam pekat.
Dalam mitologi Hindu, kuda Uccaihsrawa dianggap sebagai kuda yang paling utama (istimewa) di antara segala jenis kuda. Hal itu tersirat dalam sebuah sloka dari kitab Bhagawad Gita (bab 10 sloka 27):
Sloka | Arti |
---|---|
उच्चैःश्रवसमश्वानाम् (Uccaiḥśravasam aśvānāṁ) |
Di antara bangsa kuda, Uccaihsrawa yang utama. |
Mitologi
Pada zaman Satya Yuga, para dewa, raksasa dan asura berunding untuk mendapatkan tirta amerta, yaitu minuman kekekalan. Oleh saran Dewa Wisnu, para dewa dan raksasa pergi ke Kṣirārṇawa (Kesirarnawa, atau "lautan susu") untuk mencari tirta amerta. Cara mendapatkannya adalah dengan mengaduk Kṣirārṇawa. Gunung Mandara dari Sangkadwipa dipakai sebagai tongkat pengaduk, sedangkan naga Wasuki melilit gunung tersebut agar gunung itu bisa diputar bersama-sama oleh para dewa dan raksasa. Setelah mengaduk setelah sekian lama, timbulah racun. Karena Dewa Siwa tanggap, maka semua racun tersebut diminum sehingga lehernya menjadi biru (Nilakhanta).
Akhirnya, munculah makhluk beserta harta karun dari hasil pengadukan tersebut, yaitu permata Kastubha, Dewi Laksmi, gajah putih bernama Airawata, kuda putih yang bernama Uccaihsrawa, dan lain-lain.
Berita mengenai kemunculan kuda Uccaihsrawa tersiar sampai ke telinga Dewi Winata dan Kadru, istri Bagawan Kashyapa. Dewi Kadru berkata bahwa kuda Uccaihsrawa berbulu putih namun berekor hitam, sedangkan Dewi Winata berkata bahwa kuda Uccaihsrawa berwarna putih belaka. Hal itu kemudian menjadi perdebatan, sehingga mereka bertaruh bahwa siapa yang salah harus menjadi budak yang menang. Lalu Dewi Kadru bercerita kepada anaknya yaitu para naga, bahwa ia bertaruh dengan Dewi Winata tentang warna kuda Uccaihsrawa. Saat ibunya berkata bahwa kuda itu berwarna putih dan berekor hitam, para naga kaget karena ibunya akan kalah sebab mereka melihat bahwa kuda itu berwarna putih saja, tidak berekor hitam.
Dewi Kadru yang cemas lalu menyuruh anak-anaknya untuk menyembur ekor kuda Uccaihsrawa dengan bisa supaya berwarna hitam. Namun putera-puteranya menolak sebab perbuatan tersebut dinilai curang. Akhirnya Dewi Kadru mengutuk putera-puteranya agar mereka dan keturunannya mati pada saat upacara Sarpahoma (Sarpa Yajña) yang akan diselenggarakan oleh Maharaja Janamejaya. Tetapi para naga bersedia juga menciprati ekor kuda Uccaihsrawa dengan bisa supaya menjadi hitam. Keesokan harinya, Dewi Kadru dan Winata datang untuk menyaksikan warna kuda Uccaihsrawa. Berkata usaha para naga, Dewi Kadru memenangkan taruhan sehingga Dewi Winata diperbudak.