Batuanten, Cilongok, Banyumas
Batuanten adalah sebuah desa di kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia.Desa ini memang tidak terlalu familiar di telinga masyarakat dibandingkan desa-desa lain di Kabupaten Banyumas,namun jikalau kita perhatikan dan kita cermati desa ini pada dekade 80an pernah menjadi juara lomba Klompen Capir tingkat nasional.Berbagai jenis penghargaan lain juga pernah singgah di desa ini,tentu saja itu adalah hasil dari kegigihan warganya dalam upaya menuju pembangunan dan kemandirian desa. Dengan diberkahi alam yang terbilang subur,menjadikan penduduk Desa Batuanten sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani padi,ada juga sebagai pengrajin gula kelapa dan sektor lain dengan skala industri kecil.Iklim pertanian yang cukup memungkinkan untuk menghasilkan beraneka jenis komoditi tanaman produktif dan bervariasi juga tersedianya lahan yang luas sangat berperan dalam upaya untuk menjaga ketahanan pangan dan kestabilan tingkat kesejahteraan para petani,baik petani penggarap,petani pemilik lahan,maupun buruh tani.Namun cukup disayangkan pula,pengaruh perkembangan jaman yang semakin hari semakin menuntut perubahan,termasuk segi ekonomi.Banyak generasi muda yang tidak mau untuk meneruskan pekerjaan di sektor pertanian.Mereka lebih memilih menjadi urban di kota besar ataupun tenaga kerja di negara orang.Ini bukan salah mereka,memang dengan upah yang lebih tinggi dan pesona pengalaman yang menjanjikan membuat siapa saja tergiur untuk untuk mendapatkannya.Mungkin juga akibat ketidakpedulian pemerintah dalam setiap kebijakannya menyangkut kemandirian desa yang kurang berpihak ke pembangunan lapangan kerja,ironi memang.Banyaknya pohon kelapa yang tumbuh merata di setiap pekarangan dan perkebunan di seluruh desa,menambah pula tingkat produktifitas warganya.Tidak sedikit dari mereka yang menjadi pengrajin gula kelapa. Seperti halnya di desa-desa lain di kecamatan Cilongok,gula kelapa atau gula merah memang sudah menjadi komoditi asli dan turun temurun dari jaman dulu hingga sekarang.Dan sempat pula mengalami masa kejayaan di era 70-80an. Dari segi formal,profesi yang banyak digeluti diantaranya sebagai tenaga pendidik/guru,aparat keamanan,termasuk juga aparat pemerintahan.Sedangkan dari bidang non formal (semuanya dalam skala kecil) yang ada di Batuanten diantaranya : pengepul gula kelapa,usaha toko/warung,perikanan kolam,peternakan,konveksi,pengrajin bambu,pengrajin tungku,pengrajin kayu/meubel,handycraft,termasuk juga pengasah batu akik dadakan,dll.Perlu dicatat,kini di Batuanten di sektor peternakannya telah kembali menunjukan gairah semangat dengan semakin menjamurnya ternak ayam broiler.
Batuanten | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Banyumas | ||||
Kecamatan | Cilongok | ||||
Kode Kemendagri | 33.02.17.2008 | ||||
Luas | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Pembangunan bidang pendidikan semakin hari semakin menunjukan hasil positif,sebagian besar generasi mudanya sudah bisa mengenyam bangku pendidikan wajar 12 tahun.Bahkan tidak sedikit yang mampu melanjutkan ke perguruan tinggi.Di desa ini terdapat 1 PAUD, 2 TK,2 SD ,1 MI,1 MTS dan 2 Pondok Pesantren(PP Biroyatul Huda dan PP Al Ikhlas). Dalam setiap hal pasti ada kelebihan dan kekurangan,kekurangan masalah pendidikan di Batuanten adalah tidak adanya balai pelatihan kerja yang bisa memberikan pelatihan keterampilan untuk warganya yang membutuhkan.
Bidang pembangunan fisik termasuk fasilitas prasarana umum baik jalan,jembatan,tempat usaha/pertokoan,tempat ibadah,irigasi,dsb tiap waktu terus diperbaiki dan diupayakan.Dengan menggunakan dana alokasi desa dari pemerintah dan juga iuran swadaya masyarakat semuanya bisa terlaksana dengan baik danlancar.
Bidang keamanan juga semakin hari semakin meningkat,terbukti dengan digiatkannya kembali kegiatan siskamling dan banyak didirikan pos ronda.Bukan hanya rasa aman yang didapat,sisi sosial kerukunan dan kekompakan masyarakat juga semakin terjaga.
Batuanten dengan semangat pemudanya yang menggelora berusaha untuk tetap eksis dalam event-event olahraga sepakbola,klub utama di desa ini adalah PS Bina Muda yang beranggotakan 100% pemuda asli Batuanten.Pembangunan gedung olah raga indor-pun sudah masuk pada tahap perencanaan.
Masalah politik masih saja sering menjadi momok terutama menjelang ataupun pasca pemilu,baik pemilu presiden/pemilu partai maupun pilkada.Dengan kesadaran demokrasi yang meningkat,sejak bergulirnya reformasi sampai saat ini tidak pernah terjadi lagi kerusuhan seperti di masa sebelumnya.Semua warga bebas menentukan pilihannya masing-masing dan tidak ada diskriminasi. Mayoritas penduduk Batuanten beragama Islam,baik Islam santri maupun Islam abangan.Terdapat banyak mushala dan masjid yang mampu memberikan kenyamanan bagi setiap umat yang melaksanakan ibadah.Masjid yang paling besar dan terkenal adalah Masjid Jami Al I'tibar,satu masjid kebanggaan warga Batuanten yang sudah berdiri cukup lama namun direnovasi dan dibangun kembali secara total.Ketika direnovasi sebagai peletak batu pertamanya ialah Ir H Akbar Tanjung,ketua DPR RI 1999-2004.
Sektor budaya mungkin memang perlu perhatian yang cukup serius,sama halnya sektor ekonomi,masalah utamanya adalah kurangnya kepedulian dan respon masyarakat untuk mencintai dan melestarikan budaya asli.Sebagai contoh,mereka lebih tertarik hal-hal yang berbau kontemporer/konsumeris dibandingkan seni Jawa yang justru mengandung filosofi dan nilai-nilai kehidupan.Dulu di Batuanten sering/rutin dipertunjukan aneka seni,misalnya : wayang kulit,wayang jemblung,ebeg,aksi muda,genjringan,terbangan,kentongan,angklung,pentas biduan,dll.Namun kini sebagian dari itu tak pernah muncul lagi dan barangkali sudah hilang dari ingatan warganya.
Hal unik lain di Batuanten adalah kekhasan kulinernya yang cukup mampu memanjakan lidah penikmatnya,diantaranya :
- Cimplung(ubi yang di rebus dengan air nira/badeg)
- Kluban(orang kota menyebutnya urap,yakni sayuran yang di rebus kemudian di campur dengan parutan kelapa yang telah dibumbui)
- Gatot(gaplek/singkong kering yang di kukus dan dicampur parutan kelapa
- Sodogan,yakni sayur yang dimasak kering
- Ada juga jajan pasar,misalnya:ondol,gubeg,pipis,karag,balok,intil,oyek,dll.
Kepala desa yang telah mememimpin Batuanten semenjak Indonesia merdeka diantaranya : Bapak Madsirad,Bapak Abdul Bashor,Bapak KH Mahmud Fauzi,Bapak Suwarso,dan kini tampuk kepemimpinan dipegang oleh bapak Yuliarto Heri Sulistiyono,SH seorang wiraswasta dan broker motor yang juga cucu dari bapak Madsirad.Sekretaris desa dipegang oleh bapak Sukri. Sementara untuk posisi kepala dusun dijabat oleh : bapak Munjirin(dusun kulon),bapak Rohim(dusun tengah),bapak Anwar Rofik(dusun wetan). Perangkat pemerintahan diantaranya : Aris,Slamet,Evi,Sunarso,Mustolih.
Tokoh-tokoh masyarakat yang juga cukup berpengaruh antara lain : Hj Nurkamilah Mahmud(mantan anggota DPRD dan sekaligus mantan ketua DPC Partai Golkar Banyumas),H Bihari Bayan(pengusaha gula kelapa dan pertanian),bapak Rokib(pengusaha gula kelapa dan pertanian),dll.
Berikut adalah nama-nama grumbul pemukiman yang ada di Batuanten : Erte Siji,Erte Loro,Erte Telu,Klompen,Silunjar,Kedung Makam,Kalimanggis,Pecikalan,Dukuh Dringo,Karang Pucung,Dukuh Main,Ketepeng,Cigadog,Jetak,Lebanggua,Kedung Lesung,Siamba Jaya.
Sumber : Catatan kecil Mas Try