Bambu betung
Bambu betung | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | D. asper[1]
|
Bambu betung atau Dendrocalamus asper adalah salah satu jenis bambu yang memiliki ukuran lingkar batang yang cukup besar dan termasuk ke dalam suku rumput-rumputan.[1][2] Bambu betung memiliki nama lokal yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia seperti sebutan awi bitung (Sunda), pring petung (Jawa), awo petung (Bugis), dan bambu swanggi (Papua).[1] Bambu betung masih berkerabat dekat dengan bambu sembilang, bambu batu, dan bambu taiwan.[1]
Tumbuhan bambu betung yang masih muda ditutupi oleh lapisan berwarna coklat dan bertekstur seperti kain beludru.[2] Tinggi bambu betung dapat mencapai 10 kaki sedangkan lingkar batangnya dapat mencapai 8 inchi.[2] Bambu betung memiliki batang berkayu dan bernding tepal yaitu antara 11 sampai 20 mm.[3] Bagian batang bambu betung bagian bawah terdapat node dan terdapat akar udara.[3] Batang bambu betung terdiri dari ruas-ruas, panjang setiap ruas bambu antara 20 hingga 45 cm serta berwarna hijau pucat dan tertutup rambut coklat pendek.[3] Daun tumbuhan ini berbentuk tombak dengan panjang sekitar 15 cm hingga 30 cm dan lebarnya antara 10 mm hingga 25 mm.[3]
Bambu betung dapat tumbuh lebih baik dengan sinar matahari penuh, dan suhu minimum supaya dapat tumbuh dengan baik adalah 25 °F.[2] Habitat tanaman ini adalah pada ketinggian rendah sampai 1.500 m.[3] Bambu betung tumbuh subur terbaik pada ketinggian 400–500 m dpl di daerah dengan curah hujan tahunan rata-rata sekitar 2.400 mm.[3] Tanaman ini tumbuh dengan baik pada berbagai jenis tanah, bahkan di tanah berpasir dan agak asam, tapi lebih tumbuh dengan baik di daerah dengan tanah kering dan berat.[3]
Bambu betung memiliki banyak manfaat seperti digunakan sebagai bahan bangunan dan kayu struktural untuk konstruksi berat seperti rumah dan jembatan.[3] Ruas batang bambu betung digunakan sebagai wadah untuk air dan cairan lainnya, dan sebagai alat memasak.[3] Bambu ini juga digunakan untuk membuat papan laminasi, furnitur, alat musik, sumpit, peralatan rumah tangga dan kerajinan.[3] Batang bambu betung yang masih mudah dapat dimakan dan memiliki rasa yang enak.[2]
Referensi