Preman Pensiun
Preman Pensiun adalah sinetron bergenre drama komedi yang ditayangkan RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures dan ANP Production. Ditayangkan Setiap Hari Senin-Jumat pukul 17.00 WIB dan Hari Sabtu-Minggu pukul 16.45 WIB.
Preman Pensiun | |
---|---|
Genre | Drama Komedi |
Pembuat | ANP Production |
Pengembang | ANP Production |
Ditulis oleh | Aris Nugraha |
Sutradara | Aris Nugraha |
Pemeran | Didi Petet Epy Kusnandar Ikang Sulung Mat Drajat Ucup Palentin |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Indonesia, (Kadang) Sunda |
Jmlh. musim | 2 |
Jmlh. episode | 36 (Season 1) |
Produksi | |
Lokasi produksi | Bandung Garut (sekali-kali) |
Penyunting | MNC Pictures |
Durasi | 45 menit per episode (Season 1) 60 menit per episode (Season 2) |
Rumah produksi | MNC Pictures |
Rilis asli | |
Jaringan | RCTI |
Format gambar | (SDTV) (480i) |
Format audio | Stereo Dolby Digital 5.1 |
Rilis | 12 Januari 2015-24 Februari 2015 (Season 1) 25 Mei 2015-sekarang (Season 2) |
Sinopsis
Serial Komedi Penuh Inspirasi Bahar sebenarnya cuma preman “kecil”, tapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi “backing” para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar dan terminal. Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.
Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah bahwa bahwa merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1975-1976,
ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin. Di Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupet dan telor asin di bis sebelum keluar terminal.
Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, cuma pas-pasan, cenderung minim. Dia menerima itu sebagai rejekinya, tapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman. Bahar kemudian berpikir bahwa dari pada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.
Kemampuan beladiri yang dipelajarinya karena tradisi di kampung dan tekad yang kemudian muncul untuk bertahan dan berjaya di perantauan, membuat dia kemudian nekad perlahan-lahan masuk jaringan premanisme yang menguasai terminal. Bermula dari cuma sekedar “keset”, lama kelamaan, tahun demi tahun, perlahan-lahan, Bahar kemudian mencapai puncak kekuasaan.
Sepuluh tahun pertama, Bahar hanya menjadi bagian dari kekuasaan sebuah jaringan premanisme, dua puluh tahun selebihnya, Bahar adalah pemegang kekuasaan yang mencengkram jalanan, pasar dan terminal.
Tangan kanannya adalah Muslihat, maling amatir yang masuk ke rumahnya sekitar dua puluh tahun silam. Muslihat berhasil ditaklukan hingga tidak sadarkan diri dan baru siuman tiga hari kemudian, di hadapan Bahar dan polisi. Setelah tahu bahwa Muslihat mencuri demi untuk membiayai ibunya masuk rumah sakit, Bahar meminta polisi untuk tidak memproses kasusnya secara hukum, mengakui Muslihat sebagai saudaranya dan persoalan akan diselesaikan secera kekeluargaan.
Muslihat diberinya uang satu juta yang pada waktu merupakan jumlah yang luar biasa. Setelah seminggu, Muslihat kembali pada Bahar dengan uang yang masih utuh. Muslihat bermaksud mengembalikan uang itu karena sudah tidak membutuhkannya lagi. Ketika dia pulang ke kampung dengan membawa uang, ibunya sudah terlanjur meninggal.
Bahar kemudian meminta Muslihat untuk bekerja padanya. Rasa hormat Muslihat dan kepercayaan Bahar, membuat mereka tidak terpisahkan hingga dua puluh tahun kemudian.
Season 1
Setelah kematian istrinya, ia menyatakan pensiun menjadi preman. Pernyataan hanya disampaikan kepada tangan kanannya, Muslihat. Alasan ia pensiun dikarenakan sebelum istrinya meninggal, istrinya berujar akan menunggunya di surga. Bahar bepikir, bahwa kalau dia terus menjadi preman, tidak mungkin akan sampai ke sana.
Keputusan Bahar tidak bisa diterima oleh Muslihat. Sebab, pensiunnya Bahar akan menimbulkan hancurnya kemapanan kekuasaan mereka, membuat kelompok-kelompok kecil di bawah mereka akan tercerai-berai, berdiri sendiri-sendiri. Secara bisnis, ini akan merugikan Muslihat yang hanya jadi tangan kanan Bahar dan tidak memiliki kelompok.
Pensiunnya Bahar yang tidak diumumkan itu dimanfaatkan oleh Muslihat untuk mengambil alih kekuasaan dan jatah untuk Bahar sampai kemudian tindakan semua terungkap dan menimbulkan konflik. Para pemimpin kelompok kecil seperti Komar (preman pasar), Jamal (preman terminal), dan Herman (preman jalanan) berebut kekuasaan. Kemudian, Bahar turun kembali untuk membereskan situasi tersebut.
Season 2
Kang Muslihat hidupnya berubah, lebih makmur sejahtera setelah menggantikan posisi Bahar. Ia sekarang sudah bisa membelikan segala keperluan rumah tangga. Beda halnya dengan Komar yang masih sulit membahagiakan istri dan anaknya.
Sementara Bahar hanya di rumah bersama Amin dan Imas karena Kinanti kerja dan pindah ke Jakarta. Bagi Bahar, keluarga adalah yang terpenting setelah ia resmi mengundurkan diri sebagai pimpinan preman.
Jamal bebas dari penjara, kebebasannya menimbulkan konflik baru bagi Kang Mus dan anak-anak buahnya. Jamal berencana untuk balas dendam dengan mengatur Jupri masuk kembali menjadi anak buah Kang Mus. Jamal sangat ambisius untuk menggeser posisi Kang Mus.
Memasuki bulan Ramadhan, Bahar merasa gembira kedatangan cucu dan menantunya. Dari semua anak perempuan Bahar hanya Kinanti yang belum punya pasangan. Kinanti memang belum menikah, salah satu alasannya karena status Bahar seorang boss preman. Kinanti mencari tahu kisah tentang ayahnya melalui Kang Mus dan beberapa narasumber lainnya.
Kisah Preman Pensiun pada season 2 ini juga dibumbui komedi antara Murad, Pipit dan konflik rumah tangga Komar yang tiada hentinya serta kisah Ubed yang sedih karena cintanya pada Dewi bertolak sebelah tangan karena Dewi punya pacar baru. Ubed pun pindah profesi dari pedagang cilok menjadi pedagang kolak. Sementara Saep tetap konsisten menjadi copet walaupun memasuki bulan puasa.
Daftar pemeran
Season 1
Pemeran | Peran |
---|---|
Didi Petet | Kang Bahar (Kepala Preman) |
Epy Kusnandar | Kang Mus (Muslihat) (Tangan Kanan Kang Bahar) |
Ike Muti | Euceu (Khadijah) (Istri Kang Bahar) |
Tya Arifin | Kinanti (Anak Kang Bahar) |
Ridwan Ghani | Adit |
Romyan Fauzan | Uyan |
Soraya Rasyid | Imas (Pembantu Kang Bahar) |
Sandi Tile | Amin (Supir Kang Bahar) |
Vina Ferina | Esih (Sukaesih) (Istri Kang Mus) |
Safira Maharani Farsyah | Eneng (Safira) (Anak Kang Mus) |
Hj. Isye Sumarni | Emak (Mertua Kang Mus) |
Nining Yuningsih | Ceu Edoh (Tetangga Kang Mus) |
Mutiara Dea Wardany | Dea (Keponakan Kang Mus) |
Mat Drajat | Komar (Kepala Preman Pasar) (Anak Buah Kang Mus) |
Pangeran Tyson | Jony (Preman Pasar) (Anak Buah Komar) |
Fadli | Iwan Tyson (Preman Pasar) (Anak Buah Komar) |
Dicky Satria | Jupri (Preman Pasar) (Anak Buah Komar) |
Muhammad Jamasari | Gobang (Kepala Preman Terminal) (Anak Buah Kang Mus) |
Kristiano Purwo | Bohim (Preman Terminal) (Anak Buah Gobang) |
Abenk Marco Capallera | Cecep (Preman Terminal) (Anak Buah Gobang) |
Roy Chunonk | Maman Suherman (Kepala Preman Jalanan) (Anak Buah Kang Mus) (Hingga Episode 2) |
Ikang Sulung | Jamal (Kepala Preman Jalanan Pengganti Maman Suherman) |
Andra Manihot | Dikdik (Preman Jalanan) (Anak Buah Kang Mus) |
Fajar Khuto | Ujang Rambo Bojongsoang (Preman Jalanan) (Anak Buah Jamal) |
Denny Firdaus | Murad (Preman Jalanan) (Anak Buah Dikdik) |
Ica Naga | Pirmansyah Pitra (Pipit) (Preman Jalanan) (Anak Buah Dikdik) |
Isnurul Destyana | Bebeb (Istri Kang Komar) |
Nendi Nurdin | Junaedi (Copet) |
Icuk Nugroho | Saep (Copet) |
Ucup Palentin | Ubed (Copet) |
Dewi Novitasari | Dewi (Copet) |
Dany Normansyah | Agus (Pedagang Buku di Pasar Palasari) |
Cika Kartika | Yuyun (Pedagang di Pasar) |
Diza Hanifa Hernawan | Diza |
Resti Wulandari | Rosita (Resty, Eva, Mike, Yuli, Ratna,Sisca ) (Penipu) |
Ridwan Kamil | Walikota Bandung (Bintang Tamu Episode 35-36) |
Season 2
Pemeran | Peran | Keterangan |
---|---|---|
Didi Petet | Kang Bahar | Hingga Episode 16 |
Epy Kusnandar | Kang Mus (Muslihat) | Kepala Preman |
Ikang Sulung | Jamal | Memisahkan diri dari Kang Mus |
Tya Arifin | Kinanti | Anak kang Bahar |
Romyan Fauzan | Uyan | Teman Kinanti |
Soraya Rasyid | Imas | Pembantu kang Bahar |
Sandi Tile | Amin | Supir Kang Bahar |
Vina Ferina | Esih | Istri Kang Mus |
Safira Maharani Farsyah | Eneng (Safira) | Anak Kang Mus |
Hj. Isye Sumarni | Emak | Mertua Kang Mus |
Nining Yuningsih | Ceu Edoh | Tetangga Kang Mus |
Mutiara Dea Wardany | Dea | Keponakan Kang Mus |
Mat Drajat | Komar | Kepala Preman Pasar (Anak Buah Kang Mus) |
Pangeran Tyson | Jony | Preman Pasar (Anak Buah Komar) |
Fadli | Iwan Tyson | Preman Pasar (Anak Buah Komar) |
Dicky Satria | Jupri | Preman Pasar (Anak Buah Komar) |
Muhammad Jamasari | Gobang | Kepala Preman Terminal (Anak Buah Kang Mus) |
Kristiano Purwo | Bohim | Preman Terminal (Anak Buah Gobang) |
Abenk Marco Capallera | Cecep | Preman Terminal (Anak Buah Gobang) |
Isnurul Destyana | Bebeb | (Istri Kang Komar) |
Cika Kartika | Yuyun | Pedagang di Pasar |
Diza Hanifa Hernawan | Diza | Langganan cilok ubed |
Fajar Khuto | Anak Buah Jamal | |
Resti Wulandari | Siska | Anak Buah Jamal |
Andra Manihot | Dikdik | Kepala Preman Jalanan (Anak Buah Kang Mus) |
Denny Firdaus | Murad | Preman Jalanan (Anak Buah Kang Mus) (Anak Buah Dikdik) |
Ica Naga | Pirmansyah Pitra (Pipit) | Preman Jalanan (Anak Buah Kang Mus) (Anak Buah Dikdik) |
Nendi Nurdin | Junaedi | Copet |
Icuk Baros | Saep | Copet |
Ucup Palentin | Ubed | Mantan Copet |
Dewi Novitasari | Dewi | Mantan Copet |
Aditya Peratama Putra | Arman (Copet) | Mantan anak Buah Saep |
Robert O Blake | Turis Amerika(Sekaligus Duta Besar Amerika Serikat) | Bintang Tamu Episode 21
Pranala luar
|