Papua

provinsi di Indonesia

Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur West New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea. Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat, namun sejak tahun 2003 dibagi menjadi dua provinsi di mana bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 KM persegi dan termasuk pulau terbesar kedua di dunia dan pulau terbesar pertama di Indonesia

Papua
Motto: 
Karya Swadaya
Peta
Peta
Negara Indonesia
Tanggal1 Mei 1963 (direbut dari Belanda)
Ibu kotaJayapura
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 27
  • Kota: 2
  • Distrik: 214
Pemerintahan
 • GubernurLukas Enembe[1]
 • Wakil GubernurKlemen Tinal
Luas
 • Total309.934,4 km2 (119,666,3 sq mi)
Populasi
 • Total2.831.381
 • Kepadatan9,1/km2 (24/sq mi)
Demografi
 • AgamaProtestan (51,2%), Katolik (23,42%), Islam (22%), Hindu (3%), Budha (0,13%)
 • BahasaBahasa Indonesia dan 268 Bahasa Daerah
Kode Kemendagri91 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS94 Edit nilai pada Wikidata
DAURp1.889.267.850.000.-
Lagu daerahApuse
Yamko Rambe Yamko
Situs webwww.papua.go.id
Burung mambruk ,Burung endemik Tanah Papua
Utara Samudera Pasifik
Timur Papua Nugini
Selatan Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia
Barat Papua Barat, Kepulauan Maluku

Asal usul nama

Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa-bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah Papua bagian barat. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini.

Nama Papua Barat (West Papua) masih sering digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), suatu gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri.

Pemerintahan

Berkas:Oil-palm-plantation-in-Papua.jpg
Perkebunan kelapa sawit di Papua
Berkas:Peternakan Sapi Agimuga, Papua.jpg
Peternakan sapi di Papua
Berkas:Perkebunan tebu di Papua.jpg
Perkebunan tebu di Papua

Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) memiliki 52 orang anggota. Sedangkan untuk melindungi hak politik adat orang Papua dibentuklah Majelis Rakyat Papua (MRP).

Kabupaten dan kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km²)[2] Jumlah penduduk (2020)[3] Distrik Kelurahan/kampung Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Biak Numfor Biak Sofia Bonsapia (Pj.) 2.602,00 134.650 19 14/254
 
 
2 Kabupaten Jayapura Sentani Semuel Siriwa (Pj.) 11.157,15 166.171 19 5/139
 
 
3 Kabupaten Keerom Arso (de facto)
Waris (de jure)
Piter Gusbager 8.390,00 61.623 11 -/91
 
 
4 Kabupaten Kepulauan Yapen Serui Kota Suzana D. Wanggai (Pj.) 2.050,00 112.676 16 5/160
 
 
5 Kabupaten Mamberamo Raya Burmeso John Tabo 23.813,91 36.483 8 -/60
 
 
6 Kabupaten Sarmi Sarmi Iman Djuniawal (Pj.) 17.742,00 41.515 10 2/92
 
 
7 Kabupaten Supiori Sorendiweri Yan Imbab 678,32 22.547 5 -/38
 
 
8 Kabupaten Waropen Botawa Yeremias Bisay 10.977,09 33.943 11 -/100
 
 
9 Kota Jayapura - Lukas Christian Sohilait (Pj.) 935,92 398.478 5 25/14
 
 


UU RI Tahun 2008 Nomor 6 adalah dasar hukum pembentukan Kabupaten Nduga di Provinsi Papua, saat ini tidak terdapat jurisdiksi Kabupaten Nduga Tengah.[4]

Sejarah

 
Fort Du Bus pada tahun 1828

Geografi

 
Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia.

Pulau Papua memiliki luas sekitar 421.981 km2, pulau Papua berada di ujung timur dari wilayah Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan strategis, dan telah mendorong bangsa – bangsa asing untuk menguasai pulau Papua. Kabupaten Puncak Jaya merupakan kota tertinggi di pulau Papua, sedangkan kota yang terendah adalah kota Merauke. Sebagai daerah tropis dan wilayah kepulauan, pulau Papua memiliki kelembaban udara relative lebih tinggi berkisar antara 80-89% kondisi geografis yang bervariasi ini mempengaruhi kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata. Pada tahun 1990 penduduk di pulau Papua berjumlah 1.648.708 jiwa dan meningkat menjadi sekitar 2,8 juta jiwa pada tahun 2006.

Luas wilayah
Luas 420.540 km²
Iklim
Curah hujan 1.800 – 3.000 mm
Suhu udara 19-28°C
Kelembapan 80%

Penduduk asli di Papua

 
Pribumi Papua dari Lembah Baliem
 
Peta menunjukkan kota-kota penting di Papua Barat dan Papua

Jika dilihat dari karakteristik budaya, mata pencaharian dan pola kehidupannya, penduduk asli Papua itu dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu Papua pegunungan atau pedalaman, dataran tinggi dan Papua dataran rendah dan pesisir. Pola kepercayaan agama tradisional masyarakat Papua menyatu dan menyerap ke segala aspek kehidupan, mereka memiliki suatu pandangan dunia yang integral yang erat kaitannya satu sama lain antar dunia yang material dan spiritual, yang sekuler dan sacral dan keduannya berfungsi bersama-sama.

Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 25 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Suku-suku tersebut antara lain:

Senjata tradisional

 
Pisau belati Papua

Salah satu senjata tradisional di Papua adalah Pisau Belati. Senjata ini terbuat dari tulang kaki burung kasuari dan bulunya menghiasi hulu Belati tersebut. senjata utama penduduk asli Papua lainnya adalah Busur dan Panah. Busur tersebut dari bambu atau kayu, sedangkan tali Busur terbuat dari rotan. Anak panahnya terbuat dari bambu, kayu atau tulang kangguru. Busur dan panah dipakai untuk berburu atau berperang.[5]

Makanan khas Papua

Papeda

 
Papeda disajikan dengan kuah kuning dan ikan tude bakar.
Berkas:Papeda.jpg
Papeda

Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol atau mubara yang dibumbui dengan kunyit.[6] Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar.[6] Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol dan cukup bernutrisi.[7]

Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Papua, sagu merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan.[8] Sagu bakar, sagu lempeng, dan sagu bola, menjadi sajian yang paling banyak dikenal di berbagai pelosok Papua, khususnya dalam tradisi kuliner masyarakat adat di Kabupaten Mappi, Asmat, hingga Mimika.[8] Papeda merupakan salah satu sajian khas sagu yang jarang ditemukan.[8] Antropolog sekaligus Ketua Lembaga Riset Papua, Johszua Robert Mansoben, menyatakan bahwa papeda dikenal lebih luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari.[8]

Pada umumnya, papeda dikonsumsi bersama dengan ikan tongkol.[9] Namun, papeda dapat juga dikombinasikan dengan ikan gabus, kakap merah, bubara, hingga ikan kue.[9] Selain kuah kuning dan ikan, bubur papeda juga dapat dinikmati dengan sayur ganemo yang diolah dari daun melinjo muda yang ditumis dengan bunga pepaya muda dan cabai merah.[9]

Taman Nasional Lorentz

 
Peta Taman Nasional Lorentz

Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Dengan luas wilayah sebesar 2,4 juta Ha; Lorentz merupakan taman nasional terbesar di Asia Tenggara.

Taman ini masih belum dipetakan, dijelajahi dan banyak terdapat tanaman asli, hewan dan budaya. Pada 1999 taman nasional ini diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Wilayahnya juga terdapat persediaan mineral, dan operasi pertambangan berskala besar juga aktif di sekitar taman nasional ini. Ada juga Proyek Konservasi Taman Nasional Lorentz yang terdiri dari sebuah inisiatif masyarakat untuk konservasi komunal dan ekologi warisan yang berada di sekitar Taman Nasional Loretz ini.

Dari tahun 2003 hingga kini, WWF-Indonesia Region Sahul Papua sedang melakukan pemetaan wilayah adat dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Tahun 2003- 2006, WWF telah melakukan pemetaan di Wilayah Taman Nasional Lorentz yang berada di Distrik (Kecamatan) Kurima Kabupaten Yahukimo, dan Tahun 2006-2007 ini pemetaan dilakukan di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat.

Nama Taman Nasional ini diambil dari seorang Penjelajah asal Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz,yang melewati daerah tersebut pada tahun 1909 yang merupakan ekspedisinya yang ke-10 di Taman Nasional ini.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Lukas-Klemen, Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Terpilih". February 13, 2013. 
  2. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  3. ^ "Hasil Sensus Penduduk 2020 di Provinsi Papua". Badan Pusat Statistik. Diakses tanggal 29 Agustus 2021. 
  4. ^ Sumber: UU RI Tahun 2008 Nomor 6
  5. ^ Buku Pintar Indonesia.2007
  6. ^ a b Prasasti, Rati (2013). "Papeda Makanan Khas Dari Timur Indonesia". Media Publica. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  7. ^ Santoso, Agung B. (2013). "Papeda, Makanan Sehat Khas Papua". Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  8. ^ a b c d Wisanggeni, Aryo (2013). "Belanga dan Papeda". National Geographic Indonesia. Diakses tanggal 9 Mei 2014. 
  9. ^ a b c "Papeda, Maluku: Bubur 'Lem' Segar Bergizi". Femina. Diakses tanggal 14 April 2014. 

Pranala luar

4°46′S 137°48′E / 4.767°S 137.800°E / -4.767; 137.800