Kisah Para Rasul 22

Kisah Para Rasul 22 (disingkat "Kis 22") adalah bagian Kitab Kisah Para Rasul dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen. Ditulis oleh Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]

Kisah Para Rasul 22
Pekerjaan para rasul, ikon Rusia, karya Fedor Zubov, 1660.
KitabKisah Para Rasul
KategoriSejarah gereja
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
5

Teks

Struktur

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Tempat

Peristiwa-peristiwa dalam pasal ini terjadi di kota Yerusalem.[3]

Waktu

Hal-hal yang dicatat dalam pasal ini diyakini terjadi sekitar tahun 57 M.[4]

Ayat 2

Ketika orang banyak itu mendengar ia (Paulus) berbicara dalam bahasa Ibrani, makin tenanglah mereka. Ia berkata:[5]

Setelah berbicara dalam bahasa Yunani dengan kepala pasukan (pasal 21 ayat 37), Paulus berbicara kepada orang banyak dalam bahasa Ibrani, kemungkinan dialek Aramaik, sehingga mereka sadar bahwa Paulus adalah orang Yahudi sama seperti mereka dan menjadi tenang.[6]

Ayat 3

[Paulus berkata:] "Aku adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini."[7]

Salah satu nasehat Gamaliel tercatat pada Kisah Para Rasul pasal 5:34-39.

Referensi silang: Kisah Para Rasul 21:39


Ayat 4

[Paulus berkata:] " Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara."[8]


Ayat 5

[Paulus berkata:] "Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum."[9]


Catatan

Lahir di Tarsus

Paulus jelas bangga akan kota kelahirannya, yang pernah dicatat dalam tulisan kuno sebagai "ibukota provinsi Romawi yang terkenal" diairi oleh "aliran deras dari (sungai) Cydnus," dan dipandang oleh puncak-puncak bersalju Gunung Taurus; "sebuah pusat usaha perdagangan dan kekuasaan politik;" "sebuah kota merdeka, libera ct immunis" (Farrar, 'Life of St. Paul,' vol. 1. Acts 2.). Paulus menyatakan bahwa ia "lahir di Tarsus", secara langsung membantah tradisi yang disampaikan oleh Hieronimus bahwa Paulus lahir di Giscala, dan dari sana dibawa ke Tarsus oleh orangtuanya ketika Giscala direbut oleh tentara Romawi (Farrar, ibid.).[10]

Di bawah pimpinan Gamaliel

Frasa "di bawah pimpinan Gamaliel" diterjemahkan dari bahasa Yunani "παρα τους ποδας γαμαλιηλ" (para tous podas Gamaliēl) yang secara harfiah berarti: "di sebelah (= di dekat) kaki Gamaliel". Hal ini berkenaan dengan tradisi para murid-murid yang belajar dari guru-guru ahli kitab Yahudi, untuk duduk di dekat kaki guru mereka, ketika mendengarkan pengajaran; bandingkan dengan Ulangan 33:3, sehingga Jose ben Joezer menyampaikan perkataan ini:

"biarlah rumahmu menjadi rumah persinggahan orang-orang bijak, dan hendaklah engkau menaruh debu pada dirimu sendiri "dengan debu kaki mereka".[11]

Ini ditafsirkan oleh salah satu komentator mereka, demikian:

"Seakan-akan dikatakan bahwa engkau harus berjalan di belakang mereka; karena ia yang berjalan, mengangkat debu dengan kakinya, dan ia yang berjalan di belakangnya dipenuhi oleh debu yang diangkat oleh kaki orang di depannya itu; atau engkau harus duduk di dekat kakinya di tanah, karena sudah menjadi kebiasaan, bahwa sang guru duduk di bangku, sedangkan murid-muridnya duduk di dekat kakinya di tanah.[12]

Pernyataan terakhir inilah yang umumnya dimengerti dan dimaksudkan dalam ayat ini, yang dalam kenyataannya mungkin sekali Paulus pernah tinggal di rumah Gamaliel, makan bersama-samanya, dan bercakap-cakap dengan akrab dengannya, dan dengan rendah hati hanya disarikan sebagai "di dekat kaki"-nya, yaitu Gamaliel. Makna demikianlah yang rupanya hendak disampaikan Paulus, karena hasil pelajarannya disampaikan di bagian berikut ayat yang sama, dan pula sampai zaman Gamaliel, tidak biasanya murid-murid duduk bila mereka belajar. Tradisi yang pernah ada yaitu:

"Dari zaman Musa sampai Rabban Gamaliel, mereka (para murid) tidak belajar hukum selain sambil berdiri; setelah Rabban Gamaliel wafat, penyakit datang ke dalam dunia, dan mereka belajar hukum sambil duduk; dan karenanya dikatakan, setelah Rabban Gamaliel wafat, kemuliaan hukum telah berhenti.[13]

Dari sini terlihat bahwa Gamaliel, seorang ahli Taurat dari golongan Farisi dari abad ke-1 M, sangat disegani di kalangan orang Yahudi, bahkan sampai sekarang.[14]

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ Kisah Para Rasul 21:17
  4. ^ John Arthur Thomas Robinson (1919-1983). "Redating the New Testament". Westminster Press, 1976. 369 halaman. ISBN 10: 1-57910-527-0; ISBN 13: 978-1-57910-527-3
  5. ^ Kis 22:2
  6. ^ The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  7. ^ Kis 22:3
  8. ^ Kis 22:4
  9. ^ Kis 22:5
  10. ^ The Pulpit Commentary, disunting oleh H.D.M. Spence dan Joseph S. Exell, 1890. Electronic Database. Copyright © 2001, 2003, 2005, 2006, 2010 by Biblesoft, Inc.
  11. ^ Mishnah. Pirke Abot, c. 1. sect. 4. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.
  12. ^ Bartenora in Misn. Piske Abot, c. 1. sect. 4. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.
  13. ^ T. Bab. Megilla, fol. 21. 1. Vid. Misn. Sota, c. 9. sect. 15. Dikutip dalam Gill's Exposition of the Entire Bible.
  14. ^ Gill's Exposition of the Entire Bible.

Lihat pula

Pranala luar

Deselz (bicara) 22 Juli 2015 02.25 (UTC)