Pembicaraan:Myanmar
Ini adalah halaman pembicaraan untuk diskusi terkait perbaikan pada artikel Myanmar. Halaman ini bukanlah sebuah forum untuk diskusi umum tentang subjek artikel. |
|||
| Kebijakan artikel
|
||
Cari sumber: "Myanmar" – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · HighBeam · JSTOR · gambar bebas · sumber berita bebas · The Wikipedia Library · Referensi WP |
Myanmar atau Burma?
disadur dari Jawapos, Jumat, 28 Sept 2007
Beberapa negara menyebut Myanmar tetap dengan nama lamanya: Burma. Penggunaan dua nama berbeda untuk satu wilayah negara yang sama itu memang masih diperdebatkan negara-negara lain di dunia.
Nama Burma dipakai sampai 1989 setelah aksi unjuk rasa besar-besaran yang menewaskan ribuan orang pada tahun itu. Selain Burma diganti menjadi Myanmar, nama ibu kotanya juga diganti, dari Rangoon menjadi Yangoon.
PBB menerima perubahan nama tersebut, didukung beberapa negara, termasuk Prancis dan Jepang. Namun, tidak demikian halnya dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Dalihnya, AS tidak mengakui pemerintah militer yang berkuasa di Myanmar sampai saat ini. Karena itu, kedua negara tersebut tetap menyebut negara yang berbatasan dengan Thailand dan Tiongkok itu sebagai Burma.
Uniknya, dalam buku panduan wisata di Asia, dalam daftar negara tujuan wisata, negeri itu diletakkan setelah Mongolia, bukan sesudah Brunei. Penyebabnya, kalangan prodemokrasi menyerukan boikot pariwisata ke negeri tersebut.
Mark Farmener dari kelompok Burma Campaign UK mengatakan, pemilihan dua kata itu sebenarnya juga lebih dipengaruhi kalangan pejuang hak-hak asasi manusia. Mereka yang menentang junta militer lebih suka menyebut Burma. "Myanmar mengandung makna rezim militer yang berkuasa," katanya.
Farmener yakin bahwa kalangan prodemokrasi negeri itu tidak terlalu peduli dengan pemilihan nama tersebut. Menurut dia, tidak ada larangan untuk menggunakan kata Myanmar di kalangan prodemokrasi. "Mereka lebih memperhatikan penolakan atas legitimasi rezim yang berkuasa. Andai mereka berhasil menggulingkan rezim tersebut, bisa jadi nama Myanmar tetap akan dipakai," ujarnya.
Pada dasarnya, dua nama itu memiliki arti yang sama. Seorang antropolog Gustaaf Houtman bahkan memaparkan bahwa dua nama tersebut sama-sama pernah dipakai di masa lalu. "Burma lebih terkesan informal dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Myanmar lebih bersifat resmi dan seremonial," tambahnya.
Selain itu, Myanmar lebih banyak digunakan dalam bahasa tulis. Sebaliknya, Burma lebih pada bahasa lisan. Namun, Houtman tidak mengelak bahwa penggunaan kata Myanmar lebih bertendensi politis.
Ahli bahasa Universitas Western England Richard Coates menjelaskan bahwa junta militer lebih menyukai kata Myanmar untuk menghapus sejarah kolonialisme di masa lalu. "Sementara kalangan oposisi lebih suka kata Burma sampai mereka mendapatkan pemerintahan yang dianggap lebih memiliki legitimasi daripada junta militer yang masih berkuasa saat ini," jelasnya. (bbc/*)
- Jadi, kita mendukung junta militer dong? bennylin 12:15, 28 September 2007 (UTC)