Parasara adalah seorang tokoh terkenal dalam agama Hindu yang menulis buku Jyotisha (Astronomi Hindu) dan Purana, khususnya Wisnu Purana. Ia merupakan putera dari bagawan Çakri (Shakri) alias Shaktya, dan merupakan cucu dari Maharsi Wasistha. Ia seorang Resi yang sangat sakti dan berasal dari keluarga Resi yang sakti dan terkenal pula. Riwayatnya muncul sekilas dalam Mahabharata. Dalam kitab tersebut, ia dikisahkan menikah dengan Satyawati dan menurunkan seorang putra bernama Byasa atau Resi Weda Wyasa (Rishi Veda Vyasa).

Parasara
Bagawan Parasara dalam versi pewayangan Jawa
Bagawan Parasara dalam versi pewayangan Jawa
Tokoh dalam mitologi Hindu
NamaParasara

Parasara dalam Mahabharata

Pada suatu hari, Bagawan Parasara berdiri di tepi Sungai Yamuna, minta diseberangkan dengan perahu. Satyawati (alias Durgandini atau Gandawati) menghampirinya lalu mengantarkannya ke seberang dengan perahu. Di tengah sungai, Sang Parasara terpikat oleh kecantikan Satyawati. Satyawati kemudian bercakap-cakap dengan Resi Parasara, sambil menceritakan bahwa ia terkena penyakit yang menyebabkan badannya berbau busuk.

Ayahnya Satyawati berpesan, bahwa siapa saja lelaki yang dapat menyembuhkan penyakitnya dijadikan suami. Mendengar hal itu, Resi Parasara mengatakan bahwa ia bersedia menyembuhkan penyakitnya, lalu ia meraba kulit Satyawati. Tak berapa lama kemudian, bau harum semerbak tersebar dan bahkan dapat tercium pada jarak seratus "Yojana". Karena Resi Parasara berhasil menyembuhkannya, maka ia berhak menjadikan Satyawati sebagai istri.

Setelah lamaran disetujui oleh orangtua Satyawati, Parasara dan Satyawati melangsungkan pernikahan. Kedua mempelai menikmati malam pertamanya di atas sebuah perahu yang terapung di tengah sungai Yamuna. Di sana Resi Parasara menciptakan kabut gelap nan tebal agar tidak perahunya tidak dapat dilihat orang. Perahu tersebut bagaikan sebuah pulau yang diselimuti kabut tebal. Dari hasil hubungannya, lahirlah Rsi Byasa yang sangat luar biasa. Beliau mampu mengucapkan ayat-ayat Veda bahkan ketika baru lahir.

Lihat pula

Pranala luar