Iding Soemita

politikus Suriname
Revisi sejak 11 Agustus 2015 01.57 oleh Warmlaw (bicara | kontrib)

Iding Soemita (3 April 1908 – 18 November 2001) merupakan pimpinan partai politik Kaum Tani Persatuan Indonesia (KTPI) dari Suriname. Ia merupakan ayah dari pimpinan partai tersebut yang sekarang, Willy Soemita.

Iding Soemita
Berkas:Iding Soemita.jpg
Informasi pribadi
AnakWilly Soemita
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Soemita dilahirkan di Preanger (istilah yang digunakan untuk merujuk pada daerah pegunungan di selatan daerah yang disebut sebagai Ommelanden sekitar Batavia (sekarang Jakarta hingga Samudera Hindia; sekarang daerah ini disebut sebagai Priangan/Parahyangan, bagian dari Jawa Barat yang beribukota di Bandung). Soemita beremigrasi pada usia 17 tahun ke Suriname, dan tiba pada tanggal 25 Oktober 1925. Pada bulan April 1949, ia mendirikan KTPI dan menjadi anggotanya. Sebulan kemudian, dengan pemilu dengan hak pilih terbuka, partai tersebut mendapatkan 2 kursi di parlemen. Soemita mendapat satu di antaranya. Sebagai perwakilan suku Jawa di Suriname, ia sering terlibat diskusi dengan Belanda demi otonomi untuk Suriname.

Iding Soemita disebut-sebut sebagai pimpinan politik pertama bagi suku Jawa di Suriname, meskipun ia sendiri adalah orang Sunda. Ia melakukan penggunaan strategis atas posisi penengah di mana partainya masuk setiap pemerintahan koalisi. Pada tahun 1960, ia mengundurkan diri dari politik. Kepemimpinan partai dialihkan kepada puteranya Willy.

Karier dan kehidupan Politik

Iding Soemita dipandang sebagai pemimpin politik pertama yang benar mewakili suku Jawa di Suriname, meskipun ia sendiri adalah orang Sunda. Dia tiba di Mariënburg sebagai buruh kontrak pada tahun 1925. Dia naik menjadi perawat laki-laki dan setelah itu membuka toko di Paramaribo. Pada tahun 1946 dia menjadi salah satu pendiri Persatuan Indonesia. Bagi orang-orang yang sudah melepaskan haknya atas perjalanan pulang gerakan itu menghendaki agar pemerintah bayar perjalanan pulang ke Jawa itu juga. Pesan itu sangat populer.

Pada tahun 1949 Persatuan Indonesia beralih menjadi KTPI (Kaum Tani Persatuan Indonesia. Suatu perebutan kekuasaan yang sengit pecah antara KTPI dan partai Jawa yang lain, PBIS. Persatuan Indonesia/KTPI memperingatkan nilai-nilai Tradisional leluhur dan kerinduan akan kampung halaman sedangkan PBIS yang lebih modern itu menuntut sumbangan aktif bagi perbaikan kedudukan Jawa di Suriname. Kebanyakan pengikut KTPI terdiri dari pendoa-pendoa yang mendoa ke arah barat dan yang sebagai muslimin juga tetap menghormati tata cara yang bukan-islam sebagai sajen dan slametan. Soemita dan KTPI secara jelas menang perebutan kekuasaan ini. Pada pemilihan untuk parlemen pertama, menurut hak pilih umum pada tahun 1949 di distrik Commewijne Soemita sebagai kandidat mendapat 2325 suara. Dari jumlah total 21 kursi di parlemen KTPI meraih dua kursi. Sebagai wakil suku Jawa Soemita sering ikut serta dalam perundingan dengan Belanda berhubungan otonomi Suriname.

Dia mempergunakan kedudukan tengah yang diduduki partainya dalam setiap koalisi pemerintah secara strategis. Dalam tahun enam puluhan Soemita mundur dari politik. Pimpinan partai pindah ke anak laki-laki dia bernamaWilly.

Iding Soemita meninggal dunia pada 18 November 2001.