Paradigma Faktor Lin

Paradigma faktor Lin adalah teori yang ditemukan oleh Carolyn A. Lin tentang faktor-faktor yang membantu pemberian keputusan dalam penerapan berbagai jenis teknologi komunikasi dan dampak potensial dari sebuah penerapan teknologi yang ada pada sistem sosial, audiens, dan pola penggunaan.

Faktor-faktor tersebut di antara lain:

  • Faktor sistem adalah sebuah sistem yang sifatnya dinamis dan terus menerima input atau output sebuah masalah demi mencapai aliran fungsional yang terdiri dari:
  1. Regulasi: panduan inovasi teknologi, kompetisi pasar, perlindungan konsumen.
  2. Budaya teknologi: membentuk kepercayaan, gagasan dan penerimaan pasar terkait inovasi teknologi.
  3. Tren teknologi: pencegahan, percepatan, penghentian inovasi teknologi dan kompetisi pasar.
  4. Kompetisi pasar: membentuk dan menata ulang inovasi teknologi, tren, penyebaran/difusi, penerapan/adopsi.
  • Faktor audiens adalah faktor yang bersifat pribadi dan dapat mempengaruhi penerapan dan penggunaan yaitu:
  1. Sifat inovatif: berani, suka tantangan, sedikit resiko.
  2. Kebutuhan inovatif: kebutuhan untuk aktualisasi diri ke arah yang inovatif.
  3. Efektivitas: pemahaman level kemampuan dan kepercayaan diri.
  4. Orientasi kognitif: kepercayaan, sikap, control diri, intensi perilaku terkait dengan penerapan.
  • Faktor sosial mencakup lingkungan sosial dapat membentuk pengaruh normatif dalam penyebaran dan penerapan seperti:
  1. Pemuka pendapat: memiliki pengaruh yang kuat dalam sebuah inovasi, penyebaran dan penerapan di seluruh aspek sosial.
  2. Massa yang kritis: kelompok awal memiliki peranan penting dalam pemerataan penerapan.
  3. Sistem media: media, media hiburan, budaya pop yang dapat membantu pertumbuhan budaya teknologi dan menambahkan kata baru ke dalam aspek sosial.
  • Faktor teknologi memiliki objek dan subjek digunakan dalam mengevaluasi karakter teknis dan sosial dari sebuah teknologi yang memiliki:
  1. Sifat inovatif: derajat teknologi, kompleksitas, keuntungan relatif, kecocokan dan observasi.
  2. Keberadaan sosial: kemampuan teknologi untuk membangun kesadaran dalam realisme interaksi sosial.
  3. Kesempurnaan media: kemampuan teknologi untuk menyampaikan isyarat petunjuk verbal maupun nonverball dalam menyediakan umpan balik secara langsung.
  4. Kelancaran teknologi: kemampuan teknologi dalam menyediakan tatap muka antara modalitas multifungsi dengan transmutasi untuk memberikan pengalaman berkomunikasi dan berinteraksi dengan lancar.
  • Faktor adopsi/penerapan adalah intensi penerapan dan aksi dipengaruhi oleh sistem, audiens, sosial, teknologi dan penggunaan faktor yang terdiri dari:
  1. Non-adopsi: menunjukkan hilangnya atau negatifnya tautan antara sistem, audiens, sosial, teknologi.
  2. Penghentian: mengarah ke interaksi negatif yang melibatkan sistem, audiens, sosial, teknologi.
  3. Kecenderungan penerapan: mencerminkan penerapan adopsi yang tertunda karena halangan intrinsik atau ekstrinsik.
  4. Penerapan: mengadopsi teknologi untuk mempertemukan kebutuhan yang berbeda antara individu atau institusi.
  5. Penemuan ulang: menemukan cara baru dalam penginovasian teknologi.
  • Faktor penggunaan merupakan pengalaman nyata atau pembelajaran sosial dapat memotivasi penerapan, penghentian penarapan, atau tidak diterapkan sama sekali di dalam:
  1. Arus komunikasi: kepuasan terhadap pemahaman kendali diri, perhatian, keingintahuan, ketertarikan melalui dorongan teknologi.
  2. Angka harapan: kepuasan terhadap pemahaman tingkat nilai yang melampaui biaya yang diharapkan.
  3. Manfaat dan kepuasan: kepuasan terhadap kebutuhan informasi rapat (kerja), stimulasi (permainan), pendidikan (pembelajaran), media sosial (koneksi).