Kentucky Contract Team disingkat KCT atau Kenteam adalah bantuan pemerintah Amerika Serikat kepada Indonesia untuk memajukan pendidikan tinggi khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Institut Teknologi Bandung dan bidang pertanian dan kedokteran hewan di Institut Pertanian Bogor yang dilaksanakan oleh University of Kentucky.[1][2]:459-467

Sejarah

Setelah pengakuan kedaulatan RI tahun 1949 semua instansi pemerintah NICA dialihkan kepada pemerintah Indonesia, termasuk universitas yang dibentuk Belanda yaitu Universiteit van Indonesie yang diserahkan pada tanggal 2 Februari 1950 dan diubah menjadi "Universiteit Indonesia" hingga akhirnya Universitas Indonesia. Walaupun sudah berada di bawah administrasi pemerintah Indonesia, pada awal 1950an masih banyak guru besar Belanda yang mengajar di UI, terutama di Kampus Bandung tempat berlokasinya Fakultas Teknik dan FIPIA (sekarang Institut Teknologi Bandung), dan Kampus Bogor (sekarang Institut Pertanian Bogor). Pada saat komposisi guru besar pribumi di UI Jakarta (Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, dan Fakultas Sastra) sudah 80%, di FT dan FIPIA Bandung hanya ada sekitar empat guru besar pribumi, di antaranya Prof. Ir. R. Roosseno Soerjohadikoesoemo dan Prof. Ir. Sedijatmo. Oleh karenanya ketika perkembangan situasi politik sekitar tahun 1955an memanas karena masalah Irian Barat (sekarang Papua), di mana terjadi eksodus warga Belanda dari Indonesia, termasuk para guru besar Belanda, maka kedua kampus inilah yang paling terpukul karena ketiadaan staf pengajar.

Oleh karenanya pemerintah berusaha mengupayakan kerjasama dan bantuan tenaga asing dari negara lain di antaranya Amerika Serikat melalui International Cooperation Administration (ICA). Bantuan bagi Indonesia sebagai bangsa yang baru merdeka dari sudut pandang politik Amerika Serikat ini adalah untuk mendekatkan Indonesia dengan Amerika Serikat dan tidak jatuh ke tangan komunis. Pada tahun 1964 terdapat 151 kontrak universitas dalam rangka bantuan Amerika ke seluruh dunia, namun hanya 16% yang berdurasi sama atau lebih panjang dari KCT, dan hanya tiga kontrak yang lebih besar nilainya dari KCT.[1]:6 Ini menunjukkan betapa program KCT bukan sekedar bantuan biasa.

Organisasi yang mengatur kerjasama Amerika Serikat dengan Indonesia ini adalah International Cooperation Administration (ICA) yang dibentuk pada tanggal 30 Juni 1955. Selanjutnya ICA sebagai representasi pemerintah Amerika Serikat menunjuk Kentucky Research Foundation (KRF) dari University of Kentucky (UK) yang pernah membimbing pemerintah Guatemala dalam mengembangkan ilmu pertanian dan teknologi. Setelah ICA dihapuskan, kerjasama ini dilanjutkan oleh United States Agency for International Development (USAID) dengan pelaksana tetap dari UK.

Program ICA dan AID antara pihak Universitas Indonesia dengan Amerika yang berjalan hingga delapan tahun setelah ITB dan tiga tahun setelah IPB resmi memisahkan diri dari UI ini merupakan salah satu peran UI dalam menangkar dua lembaga pendidikan tinggi penting di Indonesia, yaitu IPB dan ITB.

KCT di Institut Teknologi Bandung

Program KCT di ITB dimulai sejak tanggal 2 Juli 1956 ketika kampus Bandung masih berada dalam administrasi Universitas Indonesia dan berakhir pada tanggal 31 Juli 1967. KCT tahap I dengan masa kontrak tiga tahun (1956-1959) bernilai US$1.234.000,[3] sedangkan KCT tahap II dengan masa kontrak tiga tahun (1958-1961) bernilai US$2.354.000. Dengan adanya KCT tahap II, kontrak sebelumnya otomatis dibatalkan walaupun masih berjalan satu tahun lagi.

Tim yang terjun ke ITB untuk KCT tahap I berjumlah 10 orang profesor dan staf pengajar serta pendukung lainnya dari UK mulai tiba di Bandung sejak pertengahan September 1956.[4]

Tim yang terjun ke ITB untuk KCT tahap II berjumlah 20 orang profesor dari UK untuk bidang rekayasa, fisika, kimia, matematika, dan semua bidang keilmuan yang ada di ITB. Mereka berangkat ke Bandung, dan tinggal di sana untuk mengajar di FT dan FIPIA (kemudian berlanjut ke era ITB), sementara staf pengajar muda Indonesia dikirim ke Amerika Serikat untuk melanjutkan studi hingga jenjang tertingginya.

USAID dengan ikon dua buah tangan saling berjabat - simbol yang menandakan persahabatan kedua negara Amerika Serikat dan Indonesia yang ingin bekerjasama. Dari ITB tidak kurang 60% dari 244 staf pengajar yang dikirim ke Amerika Serikat telah menyelesaikan program doktor (Ph.D), yang lain berhasil memperoleh gelar Master of Science atau setara S-2.

Yang patut dibanggakan adalah bahwa lebih dari 99% staf pengajar ITB tersebut kembali ke Indonesia untuk ikut serta membangun kekuatan korps pengajar. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari pada angka kepulangan staf pengajar warga Cina yang hanya sekitar 50%, atau warga Jepang dan India yang tidak hendak memperkuat pendidikan di negerinya masing-masing.

Daftar staf pengajar KCT di Kampus Bandung

  1. Prof. Dr. Ellwood Meacham Hammaker - guru besar untuk Kimia (1956)
  2. Prof. Roy Stanley Swinton - guru besar untuk Mekanika (1956-meninggal dunia 20 Oktober 1956)
  3. Prof. William R. Dickinson - guru besar untuk Fisika (1956-1957)
  4. Prof. Estel B. Penrod - guru besar untuk Teknik Mesin (1956-1957)
  5. Prof. James R. Holland - guru besar untuk Teknik Metalurgi (1956-1958)
  6. Prof. B. C. Yost - guru besar untuk Matematika (1956-1958)
  7. Prof. Frank E. Ince - guru besar untuk Elektroteknik (1956-1958)
  8. Prof. Philip C. Emrath - guru besar untuk Pertambangan (1956-1958)
  9. Prof. William W. Wichman - guru besar untuk Arsitektur (1956-1958)
  10. Prof. F. A. Feyk - guru besar untuk Kimia (1958-)
  11. Prof. C. J. Hull - guru besar untuk Kimia (1958-)
  12. Prof. B. G. Saunders - guru besar untuk Kimia (1958-)
  13. Prof. R. S. Grumback - guru besar untuk Elektroteknik (1958-)
  14. Prof. C. M. Lear - guru besar untuk Elektroteknik (1958-)
  15. Prof. C. D. Hoyt - guru besar untuk Pertambangan (1958-)
  16. Prof. W. R. Hunziker - guru besar untuk Arsitektur (1958-)
  17. Prof. J. B. T. Downs - guru besar untuk Teknik Mesin (1958-)
  18. Dr. Jacob R. Meadow - Kimia (1956-1957)
  19. Dr. Francis L. Yost - Fisika (1956-1958)
  20. Dr. Richard Hanau - Fisika (1956-1958)
  21. Dr. Roger W. Barber - Zoologi (1958-)
  22. Dr. W. H. Jansen - Bahasa Inggris (1958-)
  23. Dr. C. R. Keizer - Kimia (1958-)
  24. Dr. B. S. Meeks - Kimia (1958-)
  25. Dr. H. E. Nelson - Matematika (1958-)
  26. Dr. L. S. Salter - Fisika (1958-)
  27. Dr. M. M. Wolff - Fisika (1958-)
  28. Dr. Robert Decker - Geologi (1958-)[5]

Kenteam di Institut Pertanian Bogor

Program KCT di IPB dimulai sejak tanggal 1 Agustus 1957 ketika kampus Bogor masih berada dalam administrasi Universitas Indonesia dan berakhir pada tanggal 1 Januari 1966 dengan nilai total kontrak US$5,4 juta.[1]:15 Kenteam tahap I dengan masa kontrak tiga tahun (1957-1960) bernilai US$1.250.000.[3]

Tim yang terjun ke IPB berkisar antara delapan hingga enam belas dalam satu waktu, dengan jumlah total 47 orang dosen ahli dari UK untuk bidang ilmu fisika, kimia, biokimia, botani, genetika, pakan ternak, parasitologi, agronomi, kehutanan, fisiologi tanaman, sosiologi pedesaan, biologi, perikanan laut, manajemen pertanian, mekanisasi pertanian, ilmu tanah, holtikultura, fisiologi hewan, teknologi makanan, perikanan darat, pemasaran, administrasi agrikultur, kesehatan hewan.[1]:7

Referensi

  1. ^ a b c d (Inggris) Beers, H. W. (5 Februari 2015). "An American Experience in Indonesia: The University of Kentucky Affiliation with the Agricultural University at Bogor". University Press of Kentucky. Diakses tanggal 19 Agustus 2015. 
  2. ^ Mostavan, A., Imunandar, Sudjudi, I. & Kombaitan, B. (Ed.) (2009). Aura biru: Catatan para pelaku sejarah ITB. Bandung: Penerbit ITB.
  3. ^ a b (Inggris) "UK gets another ICA ed. contract". The Kentucky Alumnus, vol.04 No.28. University Press of Kentucky. November 1957. Diakses tanggal 19 Agustus 2015. 
  4. ^ (Inggris) "Universiteit Kentucky Hammaker leider van de groep". Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode No.300 Tahun ke-61. Universiteitsbibliotheek Leiden S 8240. 1 Juni 1957. Diakses tanggal 20 Agustus 2015. 
  5. ^ (Inggris) "Indonesian contract is renewed by UK". The Kentucky Kernel, No.7. University Press of Kentucky. 2 Oktober 1958. Diakses tanggal 19 Agustus 2015. 

Pranala luar