Stasiun Demak

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Demak (DM) merupakan stasiun kereta api nonaktif yang terletak di Bintoro, Demak, Demak. Stasiun ini merupakan stasiun utama di Kabupaten Demak dan berada dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia Wilayah Penjagaan Aset IV Semarang.

Stasiun Demak
Demak+4,81 m[1]
Tampak depan bangunan utama Stasiun Demak yang pernah dialihfungsikan menjadi kafe Stasiun Angkasa, 2024
Lokasi
Koordinat6°54′04″S 110°38′04″E / 6.9010463°S 110.6344284°E / -6.9010463; 110.6344284
Ketinggian+4,81 m[1]
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi dan tiga peron pulau yang rendah)
Jumlah jalur7
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitekturNieuwe Indische Bouwstijl
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka
  • 27 September 1883 (stasiun lama)
  • 25 April 1921 (stasiun baru)
Ditutup1986
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

sunting

Stasiun Demak generasi pertama

sunting

Stasiun Demak pertama kali dioperasikan pada 27 September 1883 oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Stasiun ini berada di jalur kereta api yang menghubungkan Semarang dengan Juwana di Pati. Stasiun Demak generasi pertama pada awalnya berdiri di pusat perkotaan Demak, tepatnya di sekitar Pasar Tradisional Bintoro Demak.[4] Untuk menghubungkan Demak dengan pusat ibu kota Kabupaten Grobogan, maka dibangun jalur cabang menuju Stasiun Purwodadi serta memindahkan jalur yang dahulu dimiliki oleh Poerwodadie–Goendih Stoomtram Maatschappij.[5][6][7]

Stasiun Demak generasi kedua

sunting

Stasiun Demak yang ada saat ini merupakan Stasiun Demak generasi kedua yang dibangun oleh SJS. Stasiun baru ini diresmikan dengan pesta yang meriah pada malam hari pada 25 April 1921. Stasiun baru ini dibangun untuk menggantikan stasiun lama sekaligus memindahkan jalur lama yang terletak di pusat perkotaan Demak ke arah barat daya untuk mendukung layanan kereta api yang semakin padat. Dengan diresmikannya bangunan stasiun baru, maka pengoperasian Stasiun Demak lama dipindahkan ke stasiun baru dan Stopplaats Aloon-aloon Demak dinonaktifkan. Menurut koran De Locomotief, bangunan stasiun baru ini akan mulai dioperasikan pada hari Rabu, 27 April 1921. Bangunan stasiun generasi kedua ini dirancang oleh van Nijmegen Sehonegevel sebagai insinyur, van Leeuwen sebagai arsitek, dan Widagdi sebagai pengawasnya.[4][8]

Pada tahun 1986, jalur kereta api yang melayani Kemijen hingga Rembang ditutup karena kondisi prasarana yang tua. Selain itu, banyaknya penumpang gelap membuat Perusahaan Djawatan Kereta Api (PJKA) kehilangan pendapatan, serta kalah bersaing dengan mobil pribadi dan angkutan umum. Walaupun demikian, terdapat foto koleksi de Jong dalam buku Spoorwegstations op Java yang diterbitkan pada tahun 1993 menampilkan stasiun yang masih menampakkan atap dan jalur-jalurnya yang sudah mangkrak pada tahun 1990. Jalur tersebut kemungkinan dibongkar pada tahun 1996 hingga akhir tahun 1990-an.[9][10]

Bangunan dan tata letak

sunting

Bangunan stasiun ini menggunakan gaya arsitektur bergaya Hindia Baru (bahasa Belanda: Nieuwe Indische Bouwstijl) dengan atap yang diekspos sedemikian rupa sehingga menambah artistik bangunan. Sebagai stasiun besar, kegiatan pengangkutan barang dan penumpang di perkotaan Demak dipusatkan di stasiun ini.

Berdasarkan cetak biru di zaman Belanda, Stasiun Demak dahulu memiliki 7 jalur dengan jalur 2 sebagai sepur lurus arah Semarang maupun Kudus, jalur 3 sebagai sepur lurus percabangan menuju Purwodadi, 1 peron sisi, dan 3 peron pulau. Dari jalur 1 terdapat sebuah sepur belok untuk bongkar muat barang dan sebuah sepur badug menuju gudang. Stasiun ini dilengkapi dengan kanopi yang menaungi 3 peron pulau, depot lokomotif, menara air, dan sebuah gudang. Atap kanopi stasiun ini memiliki panjang 120 meter dan tinggi 7,5 meter.[8]

Kondisi saat ini

sunting

Atap kanopi yang memayungi jalur dan peron sudah dipindah ke Stasiun Pemalang.[11] Bangunan gudang juga sudah dimanfaatkan sebagai kios. Bangunan depot lokomotif yang terletak di sebelah barat emplasemen juga sudah hilang.

Stasiun ini pernah dimanfaatkan sebagai kafe bernama "Stasiun Angkasa" sebelum bangunan stasiun ditertibkan dan dipagari oleh PT KAI dan tidak ada rencana reaktivasi untuk jalur-jalur eks-SJS.[12]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Perusahaan Jawatan Kereta Api, Grafik Perjalanan Kereta Api
  2. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  3. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  4. ^ a b "Overzichtskaart van de Residentie Semarang". maps.library.leiden.edu. 
  5. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  6. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  7. ^ Samarang–Joana Stoomtram. Verslag der Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij. SJS. 
  8. ^ a b "Het Nieuwe Station van Demak geopend". De Locomotief. 26-04-1921. Diakses tanggal 13-06-2020. 
  9. ^ de Jong, Michiel van Ballegoijen (1993). Spoorwegstations op Java. 
  10. ^ Ramelan, Wiwin Djuwita (1997). Kota Demak Sebagai Bandar Dagang di Jalur Sutra. Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud RI. 
  11. ^ Berkarya, Mari. "Inilah Penampilan Stasiun Demak Ketika Masih Aktif". Diakses tanggal 2019-07-30. 
  12. ^ Sukmana, Yoga (2015-03-06). Permana, Fidel Ali, ed. "Dirut KAI Temukan Stasiun Kereta Berubah Menjadi Kafe". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-07-12. 
Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Buyaran
menuju Jurnatan
Jurnatan–Rembang
Lintas utama SJS
Branjangan
menuju Rembang
Terminus Demak–Blora
Lintas utama SJS
Kadilangu
menuju Blora