A.A. Hamidhan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdul Faridhan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 6:
|birth_name = Anang Abdul Hamidhan
|birth_date = {{birth date|1909|2|25}}
|birth_place = [[Rantau (kota)|Rantau]], [[Kabupaten Tapin|Tapin]], [[Kalimantan Selatan]]
|death_date = {{death date and age|1997|8|21|1909|2|25}}
|death_place = [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|other_names =
|known_for = anggota [[PPKI]]
Baris 15:
|occupation = perintis pers dan pendiri [[Soeara Kalimantan]]
}}
[[Haji]] '''Anang Abdul Hamidhan''' ({{lahirmati|[[Rantau (kota)|Rantau]], [[Kabupaten Tapin|Tapin]]|25|2|1909|[[Banjarmasin]]|21|8|1997}})<ref name=PWI>{{cite web |url=http://pwi.or.id/index.php/Pressedia/H-dari-Ensiklopedia-Pers-Indonesia-EPI.html |title=H dari Ensiklopedi Pers Indonesia (EPI) |date=14 November 2008 |format= |accessdate=16 September 2012 |archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6AiC7HOHr?url=http://pwi.or.id/index.php/Pressedia/H-dari-Ensiklopedia-Pers-Indonesia-EPI.html |archivedate=2012-09-16 September|dead-url=no 2012}}</ref> atau yang lebih dikenal sebagai '''A.A. Hamidhan''' adalah seorang pejuang dan wartawan dari [[Kalimantan Selatan]]. Hamidhan mendirikan [[Soeara Kalimantan]] pada [[5 Maret]] [[1942]]. Ia juga membawa berita kemerdekaan [[Indonesia]] ke [[Kalimantan]] pada [[24 Agustus]] [[1945]] dengan menggunakan pesawat [[Jepang]].<ref name=Hamidhan>{{cite book|title=Pengetahuan Sosial Sejarah|last=Drs.|first=Tugiyono|authorlink=|year=|publisher=Grasindo|location=|isbn=979-732-384-6|page=8|pages=|accessdate=September 15, 2012|url=http://books.google.co.id/books?id=ke8f0s8xNlEC}}</ref>
 
== KehidupanRiwayat awalHidup ==
Ia lahir di [[Rantau (kota)|Rantau]], [[Tapin]] pada [[25 Februari]] [[1909]]. Ia menempuh pendidikan di Europeese''[[Europeesche Lagere School]]'' di Samarinda, kemudian melanjutkan ke ''Gemoontelijke MULO Avondshool'' di Batavia Genrum, sekarang [[Jakarta]] karena [[politik etis]] Belanda yang pada saat itu membolehkan mereka yang bukan [[ningrat]] untuk melanjutkan pendidikan mereka. Saat itu jarang putra Kalimantan yang bukan keturunan ningrat dapat memasuki dunia pendidikan Eropa. Dengan kesadaran itu Hamidhan sangat menekuni pendidikannya di sana.<ref name=Banjar/>
 
=== Karier ===
==== Pra-kemerdekaan ====
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Uitstalling van Nagara-smeedwerk op de markt te Rantau Kalimantan TMnr 10002483.jpg|jmpl|kiri|200px|Keadaan warga Tapin yang sedang berdagang (pada zaman pendudukan Belanda).]]
Sejak muda, ia mengabdikan dirinya untuk dunia pers. A.A.Hamidhan sebenarnya sudah berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1927, ketika menjadi anggota redaksi [[surat kabar]] ''Perasaan Kita'' di Samarinda dan anggota redaksi Bintang Timur yang terbit di Jakarta.<ref name=Banjar/>
Baris 29:
Soeara Kalimantan merupakan surat kabar pribumi pertama yang didirikan A.A. Hamidhan di [[Banjarmasin]]. Didirikan pada tanggal [[23 Maret]] [[1930]]. Pengaruh dari surat kabar ini besar. Langkah Anang Abdul Hamidhan itu kemudian diikuti wartawan pribumi lainnya.<ref name=sastra>[http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/sastra-indonesia-modern-di-kalimantan-selatan-sebelum-perang-1930-1945 Sastra Indonesia Modern di Kalimantan Selatan Sebelum Perang (1930-1945)]</ref> Dalam tempo singkat, 14 koran/majalah terbit di Borneo Selatan dalam kurun waktu [[1930]]-[[1942]].<ref name=sastra/>
 
Ia pernah tiga kali kena persdelict ([[delik pers]]) dan kemudian dibui. Dua bulan penjara di [[Cipinang]], pada tahun 1930; enam minggu penjara di Banjarmasin, [[1932]] dan yang terakhir enam bulan di Banjarmasin, [[1936]].<ref name=Banjar>{{cite news|author=|title=Kenangan A.A.Hamidhan Di sekitar Proklamasi dan Karier Jurnalistiknya:Pejuang dan Wartawan yang Tiga Kali Dipenjara karena persdelict|work=Radar Banjarmasin|url=http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail//59/33711|date=17 August 2012|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6AiCGl4HF?url=http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail//59/33711|archivedate=2012-09-16 September |access-date=2012-09-16|dead-url=no}}</ref> Memang, pada saat itu, umumnya wartawan atau pemimpin redaksi rata-rata adalah anggota organisasi [[partai politik]].
 
Pada tanggal [[13 April]] [[1938]], ia mengikuti konferensi wartawan di [[Bandung]], [[Jawa Barat]].<ref name=Banjar/> Ia menulis dalam artikel ''Kalau Menghadapi Suatu Persdelict'', "Dimasa itu, boleh dikata suatu surat kabar tanpa merasakan persdelict, bagaikan sayur tanpa garam, hambar."<ref name=Banjar/>
 
Pada [[Sejarah Indonesia (1942-1945)|zaman Jepang]], tepatnya pada tanggal [[5 Maret]] [[1942]] ia menerbitkan surat kabar [[Kalimantan Raya]].<ref name=suratkabar>{{citeCite news|author=Tajuddin Noor Ganie|title=Karya puisi Pun Diberi Honor|work=Banjarmasin Post[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|url=http://banjarmasin.tribunnews.com/www1/printnews/artikel/164562|date=11 Februari 2012|access-date=2012-09-16|archive-date=2013-01-05|archive-url=https://archive.today/20130105204833/http://banjarmasin.tribunnews.com/www1/printnews/artikel/164562|dead-url=yes|language=id}}</ref> Sebelumnya, yakni pada zaman Belanda surat kabar [[Soeara Kalimantan]] milik Anang Abdul Hamidhan tidak luput dari tindakan pengrusakan yang dilakukan oleh pasukan AVC Belanda oleh karena kerusuhan politik di Kota Banjarmasin (9-10 Februari 1942). Bahkan, pengrusakan dinomor-satukan dibandingkan dengan fasilitas khusus dan fasilitas umum lainnya yang ada di kota ini.<ref name=suratkabar/>
 
Hamidhan, editor dan penerbit harian ''Suara Kalimantan'' dan mingguan ''Suara Hulu Sungai'', disuruh pihak Jepang untuk menerbitkan ''Kalimantan Raya'' yang diterbitkan pada Maret [[1942]].<ref name=occupation/>
 
Kemudian, dilanjutkan pada awal Mei [[1942]], seorang staf harian Jepang ''Asahi Simboen'' mengambil kontrol surat kabar ''Kalimantan Raya'' dan dinamai ulang sebagai Borneo Simboen.<ref name=occupation>{{cite book|title=The Japanese Occupation of Borneo, 1941-45|last=Keat Gin|first=Ooi|year=2011|publisher=Taylor & Francis|location=|isbn=0-203-85054-8|page=81|pages=|accessdate=September 17, 2012|url=http://books.google.co.id/books?id=Ob7O2OMWKHQC}}</ref> Setelah surat kabarnya diambil kontrol, ia dipaksa menjadi pemimpin redaksi Borneo Simboen. Selanjutnya, ia merekrut wartawan-wartawan pribumi [[A.A. Rivai]], adik Hamidhanadiknya (Pengganti Pengurus/Pimpinan Redaksi), Gusti Ahmad Soegian Noor, Fachrudin Mohani (keponakan Hamidhan), Marwan Ali, Zaglulsyah, Ahmad Basuni, Sjahransjah, Abdul Wahab, Rosita Gani, Golek Kentjana, dan Janti Tajana.<ref name=suratkabar/>{{refn|group=Note|name=b|Menurut buku ''The Japanese Occupation of Borneo, 1941-45'' [Pendudukan Jepang di Borneo, 1941-45], ia tidaklah menjadi kepala redaksi, tetapi ia menjadi manager dan editor di Borneo Simboen. Barulah, pada tahun [[1945]] ia diangkat menjadi kepala redaksi}}
 
Selama pendudukan Jepang ini, ia bekerja di bawah tekanan kolonial. Seperti, ketika bekerja di Surat Kabar Borneo Shimboen, A.A. Hamidhan sempat mendapat peringatan keras dari penguasa militer [[Dai Nippon]].<ref name=suratkabar/> Ketika itu surat kabar yang dipimpinnya memuat berita seremonial pelepasan atau upacara perpisahan yang dilakukan oleh sejumlah penduduk di suatu kampung di daerah ini atas seregu bala tentara Dai Nippon yang akan pindah tugas ke kampung lain. Beruntung, pihak Jepang memaafkan dengan catatan kejadian tersebut tak terulang lagi.<ref name=suratkabar/>
 
==== Seusai kemerdekaan ====
Hamidhan merupakan wakil dari [[Kalimantan]] dalam [[PPKI]] yang ditunjuk [[Kolonial Jepang|Jepang]] pada awal [[Agustus]] [[1945]]. Sebelum pergi ke [[Jakarta]], guna menyerap aspirasi warga, Hamidhan mengadakan rapat bersama tokoh-tokoh dari Banjarmasin dan Kandangan.<ref name=wakilKalimantan/> Keesokan harinya, yakni [[17 Agustus]] [[1945]], ia juga ikut menyaksikan pembacaan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]].<ref name=wakilKalimantan>{{cite news|author=Syarafuddin|title=Mengenang Anang Abdul Hamidhan, Tokoh Pers di Kalsel Bag-2:Saya Jurnalis, Bukan Gubernur |work=Radar Banjarmasin|url=http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/50/23448|date=17 Februari 2012|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6AiGKdSbw?url=http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/50/23448|archivedate=2012-09-16 September |access-date=2012-09-16|dead-url=no}}</ref>
 
Kemudian, dia menulis artikel sejarah menurut kesaksian dia sendiri ''Sekitar Mukaddimah UUD 1945: Untuk Memperlengkap Kebenaran Sejarah'', ia mengatakan bahwasanya menurut kesaksian Hamidhan, penghilangan 7 kata dalam Pembukaan [[UUD 1945]] tidaklah terjadi perdebatan besar seperti yang dikatakan orang awam, semua berjalan lancar. Kalaupun ada perdebatan, itu mengikuti sesudahnya.<ref name=Banjar/>
Baris 60:
== Kehidupan pribadi ==
A.A. Hamidhan mempunyai seorang istri bernama Siti Aisyah. Mereka meninggalkan 7 orang anak dan 11 orang cucu. Dan sebuah buku biografi dirinya dikarang oleh ''Soimun Hp'', dari pihak Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (Indonesia) pada tahun [[1987]]. Buku itu bertajuk ''H.A.A. Hamidhan:pejuang dan perintis pers di Kalimantan''.<ref name=wakilKalimantan/>
 
== Penghargaan ==
* [[Bintang Mahaputera Pratama]] dari [[Presiden Republik Indonesia]] (1992)<ref>{{Cite web|date=10 September 2018|title=Daftar Warga Negara Republik Indonesia yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Tahun 1959 s.d. 2003|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf|website=Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia|access-date=2021-08-12}}</ref>
 
== Catatan bawah ==
Baris 84 ⟶ 87:
|ref=harv
}}
{{PPKI}}
 
== Pranala luar ==
 
* {{en}} [http://www.worldcat.org/identities/lccn-n89-126329 A.A. Hamidhan] pada [[WorldCat]]
 
{{lifetime|1909|1997}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh media massa Indonesia]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapin]]
[[Kategori:TokohPolitikus BanjarIndonesia]]
[[Kategori:TokohPolitikus persPartai Nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Pratama]]