AIDS: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib) k ←Suntingan 125.162.200.227 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Xqbot |
|||
Baris 278:
== Penyebab ==
{{details|HIV}}
[[Berkas:HIV-budding-Color.jpg|right|thumbnail|300px|HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan [[limfosit]] setelah menyerang sel tersebut; dilihat dengan [[mikroskop elektron]].]]
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat [[infeksi]] HIV. HIV adalah [[retrovirus]] yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti [[Sel T pembantu|sel T CD4<SUP>+</SUP>]] (sejenis [[sel T]]), [[makrofag]], dan [[sel dendritik]]. HIV merusak sel T CD4<SUP>+</SUP> secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4<SUP>+</SUP> dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Bila HIV telah membunuh sel T CD4<SUP>+</SUP> hingga jumlahnya menyusut hingga kurang dari 200 per [[mikroliter]] (µL) [[darah]], maka kekebalan [[kekebalan selular|di tingkat sel]] akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi [[akut]] HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya AIDS; yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4<SUP>+</SUP> di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
Tanpa [[Obat antiretroviral|terapi antiretrovirus]], [[rata-rata]] lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan.<ref name=Morgan2>{{
cite journal
| author=Morgan, D., Mahe, C., Mayanja, B., Okongo, J. M., Lubega, R. and Whitworth, J. A.
| title=HIV-1 infection in rural Africa: is there a difference in median time to AIDS and survival compared with that in industrialized countries?
| journal=AIDS | year=2002 | pages=597–632 | volume=16 | issue=4 | id={{PMID |11873003}}
}}</ref> Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi.<ref name=Clerici>{{
cite journal
| author=Clerici, M., Balotta, C., Meroni, L., Ferrario, E., Riva, C., Trabattoni, D., Ridolfo, A., Villa, M., Shearer, G.M., Moroni, M. and Galli, M.
| title=Type 1 cytokine production and low prevalence of viral isolation correlate with long-term non progression in HIV infection
| journal=AIDS Res. Hum. Retroviruses. | year=1996 | pages=1053–1061 | volume=12 | issue=11
| id={{PMID |8827221}}
}}</ref><ref name=Morgan>{{
cite journal
| author=Morgan, D., Mahe, C., Mayanja, B. and Whitworth, J. A.
| title=Progression to symptomatic disease in people infected with HIV-1 in rural Uganda: prospective cohort study
| journal=BMJ | year=2002 | pages=193–196 | volume=324 | issue=7331
| id={{PMID |11809639}}
}}</ref> Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti [[tuberkulosis]], juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini.<ref name=Morgan2 /><ref name=Gendelman>{{
cite journal
| author=Gendelman, H. E., Phelps, W., Feigenbaum, L., Ostrove, J. M., Adachi, A., Howley, P. M., Khoury, G., Ginsberg, H. S. and Martin, M. A.
| title=Transactivation of the human immunodeficiency virus long terminal repeat sequences by DNA viruses
| journal=Proc. Natl. Acad. Sci. U. S. A. | year=1986 | pages=9759–9763 | volume=83 | issue=24
| id={{PMID |2432602}}
}}</ref><ref name=Bentwich>{{
cite journal
| author=Bentwich, Z., Kalinkovich., A. and Weisman, Z.
| title=Immune activation is a dominant factor in the pathogenesis of African AIDS.
| journal=Immunol. Today | year=1995 | pages=187–191 | volume=16 | issue=4
| id={{PMID |7734046}}
}}</ref> [[Genetika|Warisan genetik]] orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. <ref name=Tang>Contohnya adalah orang dengan mutasi CCR5-Δ32 (delesi 32 nukleotida pada gen penyandi reseptor ''chemokine'' CCR5 yang mempengaruhi fungsi sel T) yang kebal terhadap beberapa galur HIV.{{
cite journal
| author=Tang, J. and Kaslow, R. A.
| title=The impact of host genetics on HIV infection and disease progression in the era of highly active antiretroviral therapy
| journal=AIDS | year=2003 | pages=S51–S60 | volume=17 | issue=Suppl 4
| id={{PMID |15080180}}
}}</ref> HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula.<ref name=Quinones>{{
cite journal
| author=Quiñones-Mateu, M. E., Mas, A., Lain de Lera, T., Soriano, V., Alcami, J., Lederman, M. M. and Domingo, E.
| title=LTR and tat variability of HIV-1 isolates from patients with divergent rates of disease progression
| journal=Virus Research | year=1998 | pages=11–20 | volume=57 | issue=1
| id={{PMID |9833881}}
}}</ref><ref name=Campbell>{{
cite journal
| author=Campbell, G. R., Pasquier, E., Watkins, J., Bourgarel-Rey, V., Peyrot, V., Esquieu, D., Barbier, P., de Mareuil, J., Braguer, D., Kaleebu, P., Yirrell, D. L. and Loret E. P.
| title=The glutamine-rich region of the HIV-1 Tat protein is involved in T-cell apoptosis
| journal=J. Biol. Chem. | year=2004 | pages=48197–48204 | volume=279 | issue=46
| id={{PMID |15331610}}
}}</ref><ref name=Kaleebu>{{
cite journal
| author=Kaleebu P, French N, Mahe C, Yirrell D, Watera C, Lyagoba F, Nakiyingi J, Rutebemberwa A, Morgan D, Weber J, Gilks C, Whitworth J. | title=Effect of human immunodeficiency virus (HIV) type 1 envelope subtypes A and D on disease progression in a large cohort of HIV-1-positive persons in Uganda | journal=J. Infect. Dis. | year=2002 | pages=1244–1250 | volume=185 | issue=9
| id={{PMID |12001041}}
}}</ref> Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.
=== Penularan seksual ===
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau [[membran mukosa]] mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif.<ref name=Rothenberg>{{
cite journal | author=Rothenberg, R. B., Scarlett, M., del Rio, C., Reznik, D., O'Daniels, C.
| title=Oral transmission of HIV | journal=AIDS | year=1998 | pages=2095–2105 | volume=12 | issue=16
| id={{PMID|9833850}}
}}</ref> <!--Risiko transmisi HIV dari [[air liur]] jauh lebih kecil daripada risiko dari [[air mani]]. Bertentangan dengan kepercayaan umum, seseorang harus menelan segalon air liur dari individu HIV positif untuk membuat risiko signifikan terinfeksi.<ref name=Vincenzi>{{
cite journal | author=Mastro TD, de Vincenzi I
| title=Probabilities of sexual HIV-1 transmission | journal=AIDS | year=1996 | volume=10 | pages=S75–S82 | issue=Suppl A | id={{PMID|8883613}}
}}</ref>
Sekitar 30% wanita di sepuluh negara dari "berbagai kebudayaan, geografi, dan pengaturan pemukiman" melaporkan bahwa pengalaman seksual pertama mereka akibat dipaksa, sehingga kekerasan seksual ialah kunci [[pandemik]] HIV/AIDS.<ref name=vaw>{{
cite web
| author=[[World Health Organization]] | publisher=| year=2006
| url=http://www.who.int/gender/violence/who_multicountry_study/en/index.html
| title=WHO Multi-country Study on Women's Health and Domestic Violence against Women
| accessdate = 2006-12-14
}}</ref> -->Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.<ref name=Koenig>{{
cite journal | author=Koenig, Michael et al
| title=Coerced first intercourse and reproductive health among adolescent women in Rakai, Uganda | journal=International Family Planning Perspectives| year=2004 | volume=30 | pages=156 | issue=4:156
}}</ref>
[[Penyakit menular seksual]] meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan [[jaringan epitel]] normal akibat adanya [[borok]] alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV ([[limfosit]] dan [[makrofag]]) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, [[Eropa]], dan [[Amerika Utara]] menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh [[sifilis]] dan/atau ''[[chancroid]]''. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti [[kencing nanah]], infeksi ''[[chlamydia]]'', dan [[trikomoniasis]] yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofag.<ref name=Laga>{{
cite journal
| author=Laga, M., Nzila, N., Goeman, J.
| title=The interrelationship of sexually transmitted diseases and HIV infection: implications for the control of both epidemics in Africa
| journal=AIDS | year=1991 | pages=S55–S63 | volume=5 | issue=Suppl 1
| id={{PMID|1669925}}
}}</ref>
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. [[Beban virus]] plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV.<ref name=Laga /><ref name=Tovanabutra>{{
cite journal
| author=Tovanabutra, S., Robison, V., Wongtrakul, J., Sennum, S., Suriyanon, V., Kingkeow, D., Kawichai, S., Tanan, P., Duerr, A., Nelson, K. E.
| title=Male viral load and heterosexual transmission of HIV-1 subtype E in northern Thailand
| journal=J. Acquir. Immune. Defic. Syndr. | year=2002 | pages=275–283 | volume=29 | issue=3
| id={{PMID|11873077}}
}}</ref> Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual.<ref name=Sagar>{{
cite journal
| author=Sagar, M., Lavreys, L., Baeten, J. M., Richardson, B. A., Mandaliya, K., Ndinya-Achola, J. O., Kreiss, J. K., Overbaugh, J.
| title=Identification of modifiable factors that affect the genetic diversity of the transmitted HIV-1 population
| journal=AIDS | year=2004 | pages=615–619 | volume=18 | issue=4
| id={{PMID|15090766}}
}}</ref><ref name=Lavreys>{{
cite journal
| author= Lavreys, L., Baeten, J. M., Martin, H. L. Jr., Overbaugh, J., Mandaliya, K., Ndinya-Achola, J., and Kreiss, J. K.
| title=Hormonal contraception and risk of HIV-1 acquisition: results of a 10-year prospective study
| journal=AIDS | year=2004 | pages=695–697 | volume=18 | issue=4
| id={{PMID|15090778}}
}}</ref> Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.
=== Kontaminasi patogen melalui darah ===
[[Berkas:AIDS Poster If You're Dabbling in Drugs 1989.jpg|thumb|250px|Poster CDC tahun 1989, yang mengetengahkan bahaya AIDS sehubungan dengan pemakaian narkoba.]]
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita [[hemofilia]], dan resipien [[transfusi darah]] dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali [[Jarum hipodermik|jarum suntik]] (''syringe'') yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit ([[patogen]]), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga [[hepatitis B]] dan [[hepatitis C]]. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di [[Amerika Utara]], [[Republik Rakyat Cina]], dan [[Eropa Timur]]. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. ''[[Post-exposure prophylaxis]]'' dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu.<ref name=Fan>{{
cite book
| author =Fan, H. | year = 2005
| title =AIDS: science and society | chapter = | chapterurl =
| editor = Fan, H., Conner, R. F. and Villarreal, L. P. eds
| edition = 4th | pages =
| publisher =Jones and Bartlett Publishers
| location = Boston, MA
| id = ISBN 0-7637-0086-X
}}</ref> Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima [[rajah]] dan [[tindik tubuh]]. [[Kewaspadaan universal]] sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman.<ref name=WHOJapan>{{ cite web
| author=[[WHO]] | publisher= | year= 2003-03-17
| url=http://64.233.179.104/search?q=cache:adH68_6JGG8J:tokyo.usembassy.gov//e/p/tp-20030317a3.html+site:tokyo.usembassy.gov+HIV+healthcare+injection&hl=en&gl=us&ct=clnk&cd=1
| title=WHO, UNAIDS Reaffirm HIV as a Sexually Transmitted Disease
| accessdate = 2006-01-17
}}</ref> Oleh sebab itu, [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa]], didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.<ref name=PHR>{{
cite web
| author=Physicians for Human Rights | publisher=Partners in Health | year=[[2003-03-13]]
| url=http://www.phrusa.org/campaigns/aids/who_031303.html
| title=HIV Transmission in the Medical Setting: A White Paper by Physicians for Human Rights | accessdate = 2006-03-01
}}</ref>
Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut [[WHO]], mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".<ref name=WHO070401>{{
cite web
| author=[[WHO]] | publisher= | year= 2001
| url=http://www.who.int/inf-pr-2000/en/pr2000-25.html
| title=Blood safety....for too few
| accessdate = 2006-01-17
}}</ref>
=== Penularan masa perinatal ===
|