Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Memperbaiki typo (via JWB)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 39:
[[Doktor|Dr.]] [[Honoris Causa|(H.C.)]] [[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Abdurrahman Wahid''', [[:en:Licentiate|Lc.]] ({{IPAc-en | audio = En-us-Abdurrahman Wahid from Indonesia pronunciation (Voice of America).ogg|ˌ|ɑː|b|d|ʊəˈr|ɑː|x|m|ɑː|n|_|w|ɑː|ˈ|h|iː|d}}; dilahirkan dengan nama '''Abdurrahman ad-Dakhil''';<ref name=DAKHIL>{{cite web |date=31 December 2009 |title=Dari Abdurrahman Addakhil Menjadi Gus Dur |url=http://www.surya.co.id/2009/12/31/dari-abdurrahman-addakhil-menjadi-gus-dur.html |archive-url=https://archive.today/20100101205605/http://www.surya.co.id/2009/12/31/dari-abdurrahman-addakhil-menjadi-gus-dur.html |archive-date=1 January 2010 |access-date=31 December 2009 |publisher=Surya Online |language=id}}</ref> {{lahirmati||7|9|1940||30|12|2009}}), atau lebih dikenal dengan nama '''Gus Dur''' ({{audio|Id-Gusdur.ogg|simak}}), adalah seorang politikus [[Indonesia|Indonesia]] dan [[Kyai|pemimpin agama]] [[Islam]] yang menjabat sebagai [[presiden Indonesia]] ke-4, dari [[Pemilihan umum Presiden Indonesia 1999|pemilu tahun 1999]] hingga [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|pemakzulannya]] pada tahun 2001. Selain sebagai pemimpin organisasi [[Nahdlatul Ulama]], ia juga merupakan pendiri [[Partai Kebangkitan Bangsa]] (PKB). Ia adalah putra [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] [[Wahid Hasyim]], dan cucu dari pendiri [[Nahdlatul Ulama]], [[Hasyim Asy'ari]]. Ia menderita [[gangguan penglihatan]] yang disebabkan oleh [[glaukoma]]; Ia mengalami kebutaan total pada mata kirinya dan mata kanannya buta sebagian. Ia merupakan presiden Indonesia pertama dan satu-satunya (sejauh ini) yang memiliki disabilitas fisik.
 
Selama pemerintahannya, Abdurrahman Wahid dikenal dengan kebijakannya yang tidak menentu dan pemikirannya yang visioner. Pengaruhnya terhadap [[Era Reformasi|Reformasi Indonesia]] mencakup pembebasan pers yang lebih besar, hal ini ditandai dengan pembubaran Kementerian Penerangan pada 1999. Abdurrahman Wahid berperan penting dalam mencabut larangan perayaan [[Tahun Baru Imlek]]. Hingga tahun 1998, perayaan Tahun Baru Imlek oleh keluarga Tionghoa dibatasi secara khusus hanya di dalam rumah. Pembatasan ini dilakukan pemerintah Orde Baru melalui Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 yang ditandatangani Presiden [[Soeharto]]. Pada tanggal 17 Januari 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 yang membatalkan instruksi sebelumnya.<ref>{{cite web | url=https://id.wikisource.org/wiki/Keputusan_Presiden_Republik_Indonesia_Nomor_6_Tahun_2000 | title=Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2000 - Wikisource bahasa Indonesia }}</ref> Wahid juga menjadikan [[Konfusianisme]] sebagai agama resmi keenam di Indonesia pada tahun 2000 dan melindungi hak-hak minoritas di Indonesia. Setelah serangkaian keputusan kontroversialnya, yang meliputi pencopotan banyak menteri dari kabinet, hubungan baiknya dengan [[Israel]] yang ditentang oleh banyak kalangan Muslim, sampai [[Maklumat Presiden Republik Indonesia 23 Juli 2001|maklumat kontroversialnya]] yang ditujukan untuk membekukan parlemen; [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) akhirnya [[Pemakzulan Abdurrahman Wahid|memakzulkan]]
Abdurrahman Wahid pada 23 Juli 2001 serta menunjuk [[Megawati Soekarnoputri]] sebagai penggantinya.
 
Abdurrahman Wahid dihormati secara luas sebagai seorang guru bangsa dan pembela [[Hak Asasi Manusia]] (HAM) terkemuka. IaPemerintahannya dianggap membebaskan orang Tionghoa Indonesia dari penindasan yang mereka alami selama [[Orde Baru]], dan sejumlah tokoh Tionghoa memberikannya gelar “Bapak Tionghoa”. Kebijakannya yang mendukung hak-hak minoritas dan perdamaian membuatnya diberi gelar “Bapak Pluralisme”. Peristiwa pemakzulannya sendiri kemudian dianggap sebagai tindakan melawan hukum, dan banyak yang menganggap bahwa pemakzulan itu seharusnya tidak sah.
 
== Kehidupan awal ==
[[Berkas:Abdurrahman Wahid youth.jpg|jmpl|kiri|Abdurrahman Wahid saat masih muda.]]
Abdurrahman Wahid merupakan anak dari pasangan [[Wahid Hasyim]] dan Siti SholehahSalihah. Ia lahir pada tanggal 7 September 1940. Meskipun ia lahir pada tanggal 7 September, sejumlah orang malah merayakan hari ulang tahunnya pada 4 Agustus.<ref>{{Cite web|last=Duanto AS|first=Edmundus|title=Hari Lahir Gus Dur 4 Agustus atau 7 September? Dari Ibunda Lupa Tanggal sampai Ganti Nama 'Wahid'|url=https://jambi.tribunnews.com/2018/08/04/hari-lahir-gus-dur-4-agustus-atau-7-september-dari-ibunda-lupa-tanggal-sampai-ganti-nama-wahid|website=Tribunjambi.com|language=id-ID|access-date=2023-06-01}}</ref> Tempat kelahirannya di [[pesantren]] milik kakek dari pihak ibunya yang bernama [[Bisri Syansuri]]. Pesantren ini terletak di Denanyar [[Jombang]], [[Jawa Timur]].{{sfn|Barton|2002a|p=[https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/09/greg-barton-abdurrahman-wahid-muslim-democrat-indonesian-president.pdf 37]}} Pada awalnya, ia dilahirkan dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil, yang diambil dari nama [[Abdurrahman I]], Amir [[Keamiran Kordoba|Umayyah di Kordoba]] yang bergelar "ad-Dakhil".<ref name=DAKHIL/><ref name="latar gus">[http://gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=63 Latar belakang keluarga Gus Dur] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080605161141/http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_content&task=view&id=21&Itemid=63 |date=2008-06-05 }}, GusDur.net</ref><ref name="Chinese1">{{cite book|last1=Lindsey|first1=Tim|last2=Pausacker|first2=Helen|title=Chinese Indonesians: Remembering, Distorting, Forgetting|year=2005|url=https://books.google.com/books?id=qkaWBgAAQBAJ&q=Abdurrahman+Wahid+chinese+ancestry&pg=PA102|page=102|publisher=Institute of Southeast Asian Studies |isbn=9789812303035}}</ref><ref name="Chinese2">{{cite book|last1=Lim|first1=Hua Sing|title=Japan and China in East Asian Integration|year=2008|url=https://books.google.com/books?id=MJv6eO2Izm8C&q=Abdurrahman+Wahid+chinese+ancestry&pg=PA290|page=290|publisher=Institute of Southeast Asian Studies |isbn=9789812307446}}</ref>
 
Julukan populernya, 'Gus Dur' berasal dari gelar ''Gus'', sebuah kehormatan umum untuk putra [[kyai]] dan kependekan dari ''bagus'' dalam [[bahasa Jawa]]<ref>{{Cite book
Baris 80:
Abdurrahman Wahid melanjutkan karirnya sebagai jurnalis, menulis untuk majalah ''[[Tempo (majalah Indonesia)|Tempo]]'' dan ''[[Kompas (surat kabar)|Kompas]]'', sebuah surat kabar terkemuka di Indonesia. Artikel-artikelnya diterima dengan baik, dan dia mulai mengembangkan reputasi sebagai komentator sosial. Popularitas Gus Dur sedemikian rupa sehingga saat ini ia diundang untuk memberikan ceramah dan seminar, sehingga mengharuskannya bolak-balik antara Jakarta dan Jombang, tempat ia tinggal bersama keluarganya.
 
Meski memiliki karirkarier yang sukses hingga saat itu, Abdurrahman Wahid masih kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, dan ia bekerja untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjual kacang dan mengantarkan es untuk digunakan dalam bisnis ''es lilin'' milik istrinya.{{sfn|Barton|2002a|pp=108–109}} Pada tahun 1974, ia mendapatkan pekerjaan tambahan di Jombang sebagai guru Ilmu Hukum Muslim di Pesantren Tambakberas dan segera mengembangkan reputasi yang baik. Setahun kemudian, Gus Dur menambah pekerjaanya sebagai guru yang mengajar ''[[Kitab al-Hikam]]'', sebuah teks [[Sufisme]] klasik.
 
Pada tahun 1977, Abdurrahman Wahid bergabung dengan [[Universitas Hasyim Asyari]] sebagai Dekan Fakultas Akidah dan Pengamalan Islam. Sekali lagi dia unggul dalam pekerjaannya dan universitas ingin dia mengajar mata pelajaran tambahan seperti [[pedagogi]], [[syariah]], dan [[misiologi]]. Namun, keunggulannya menimbulkan kebencian dari kalangan universitas dan dia dilarang mengajar mata pelajaran tersebut. Saat melakukan semua usaha ini, ia juga secara rutin menyampaikan pidato selama [[Ramadan]] kepada komunitas Muslim di Jombang.
Baris 93:
Pada saat itu, banyak orang yang memandang NU sebagai organisasi dalam keadaan stagnasi/terhenti. Setelah berdiskusi, Dewan Penasihat Agama akhirnya membentuk Tim Tujuh (termasuk Gus Dur) untuk mengerjakan isu reformasi dan membantu menghidupkan kembali NU. Reformasi dalam organisasi termasuk perubahan kepemimpinan. Pada 2 Mei 1982, pejabat-pejabat tinggi NU bertemu dengan Ketua NU [[Idham Chalid]] dan meminta agar ia mengundurkan diri. Idham, yang telah memandu NU pada era transisi kekuasaan dari [[Soekarno]] ke [[Soeharto]] awalnya melawan, tetapi akhirnya mundur karena tekanan. Pada 6 Mei 1982, Gus Dur mendengar pilihan Idham untuk mundur dan menemuinya, lalu ia berkata bahwa permintaan mundur tidak konstitusional. Dengan himbauan Gus Dur, Idham membatalkan kemundurannya dan Gus Dur bersama dengan Tim Tujuh dapat menegosiasikan persetujuan antara Idham dan orang yang meminta kemundurannya.{{sfn|Barton|2002a|p= 136}}
 
Pada tahun 1983, Soeharto dipilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ke-4 oleh [[Majelis Permusyawaratan Rakyat]] (MPR) dan mulai mengambil langkah untuk menjadikan [[Pancasila]] sebagai Ideologi Negara. Dari Juni 1983 hingga Oktober 1983, Gus Dur menjadi bagian dari kelompok yang ditugaskan untuk menyiapkan respons NU terhadap isu tersebut. Gus Dur berkonsultasi dengan bacaan seperti [[QuranAl-Qur'an]] dan [[SunnahHadis]] untuk pembenaran dan akhirnya, pada Oktober 1983, ia menyimpulkan bahwa NU harus menerima Pancasila sebagai Ideologi Negara.<ref>Barton, halaman 138</ref> Untuk lebih menghidupkan kembali NU, Gus Dur juga mengundurkan diri dari PPP dan partai politik. Hal ini dilakukan sehingga NU dapat fokus dalam masalah sosial daripada terhambat dengan terlibat dalam politik.
 
=== Terpilih sebagai ketua dan masa jabatan pertama ===
Reformasi Gus Dur membuatnya sangat populer di kalangan NU. Pada saat Musyawarah Nasional 1984, banyak orang yang mulai menyatakan keinginan mereka untuk menominasikan Gus Dur sebagai ketua baru NU. Gus Dur menerima nominasi ini dengan syarat ia mendapatkan wewenang penuh untuk memilih para pengurus yang akan bekerja di bawahnya. Gus Dur terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada Musyawarah Nasional tersebut, dengan [[Anwar Nurris]] selaku sekjen PBNU. Namun, persyaratannya untuk dapat memilih sendiri para pengurus di bawahnya tidak terpenuhi. Pada hari terakhir Munas, daftar anggota Gus Dur sedang dibahas persetujuannya oleh para pejabat tinggi NU termasuk Ketua PBNU sebelumnya, [[Idham Chalid]]. Gus Dur sebelumnya telah memberikan sebuah daftar kepada Panitia Munas yang sedianya akan diumumkan hari itu. Namun, Panitia Munas, yang bertentangan dengan Idham, mengumumkan sebuah daftar yang sama sekali berbeda kepada para peserta Munas.{{sfn|Barton|2002a|p= 143}}
 
Terpilihnya Gus Dur dilihat positif oleh [[SuhartoSoeharto]] dan rezim [[Orde Baru]]. Penerimaan Gus Dur terhadap Pancasila bersamaan dengan citra moderatnya menjadikannya disukai oleh pejabat pemerintahan. Pada tahun 1985, SuhartoSoeharto menjadikan Gus Dur indoktrinator Pancasila.{{sfn|Barton|2002a|p= 153-154}} Pada tahun 1987, Gus Dur menunjukan dukungan lebih lanjut terhadap rezim tersebut dengan mengkritik PPP dalam pemilihan umum legislatif 1987 dan memperkuat Partai [[Golkar]] SuhartoSoeharto. Ia kemudian menjadi anggota MPR mewakili Golkar. Meskipun ia disukai oleh rezim, Gus Dur mengkritik pemerintah karena proyek [[Kasus Kedung Ombo|Waduk Kedung Ombo]] yang didanai oleh [[Bank Dunia]].{{sfn|Barton|2002b|p=188-189}} Hal ini merenggangkan hubungan Gus Dur dengan pemerintah, tetapi saat itu SuhartoSoeharto masih mendapat dukungan politik dari NU.
 
Selama masa jabatan pertamanya, Gus Dur fokus dalam mereformasi sistem pendidikan pesantren dan berhasil meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren sehingga dapat menandingi sekolah sekuler.<ref>Barton, halaman 162</ref> Pada tahun 1987, Gus Dur juga mendirikan kelompok belajar di [[Probolinggo]], Jawa Timur untuk menyediakan forum individu sependirian dalam NU untuk mendiskusikan dan menyediakan interpretasi teks muslim.<ref>Barton, halaman 165-166</ref> Gus Dur pernah pula menghadapi kritik bahwa ia mengharapkan mengubah salam muslim "assalamualaikum" menjadi salam sekuler "selamat pagi".{{sfn|Barton|2002b|p=189}}
Baris 108:
 
=== Masa jabatan ketiga dan menuju reformasi ===
{{See also|Kejatuhan Soeharto}}
Menjelang Musyawarah Nasional 1994, Gus Dur menominasikan dirinya untuk masa jabatan ketiga. Mendengar hal itu, Soeharto ingin agar Wahid tidak terpilih. Pada minggu-minggu sebelum munas, pendukung Soeharto, seperti Habibie dan [[Harmoko]] berkampanye melawan terpilihnya kembali Gus Dur. Ketika musyawarah nasional diadakan, tempat pemilihan dijaga ketat oleh [[ABRI]] dalam tindakan intimidasi.{{sfn|Barton|2002a|p= 203}} Terdapat juga usaha menyuap anggota NU untuk tidak memilihnya. Namun, Gus Dur tetap terpilih sebagai ketua NU untuk masa jabatan ketiga. Selama masa ini, Gus Dur memulai aliansi politik dengan [[Megawati Soekarnoputri]] dari [[Partai Demokrasi Indonesia]] (PDI). Megawati yang menggunakan nama ayahnya memiliki popularitas yang besar dan berencana tetap menekan rezim Soeharto. Wahid menasihati Megawati untuk berhati-hati dan menolak dipilih sebagai Presiden untuk Sidang Umum MPR 1998. Megawati mengacuhkannyamengacuhkan dansarannya, namun kemudian ia harus membayar mahal ketika pada Juli 1996 markas PDInyaPDI-nya diambil alih oleh pendukung Ketua PDI yang didukung pemerintah, Soerjadi.
 
Melihat apa yang terjadi terhadap Megawati, Gus Dur berpikir bahwa pilihan terbaiknya sekarang adalah mundur secara politik dengan mendukung pemerintah. Pada November 1996, Wahid dan Soeharto bertemu pertama kalinya sejak pemilihan kembali Gus Dur sebagai ketua NU dan beberapa bulan berikutnya diikuti dengan pertemuan dengan berbagai tokoh pemerintah yang pada tahun 1994 berusaha menghalangi pemilihan kembali Gus Dur.{{sfn|Barton|2002a|p= 221-222}} Pada saat yang sama, Gus Dur membiarkan pilihannya untuk melakukan reformasi tetap terbuka dan pada Desember 1996 bertemu dengan [[Amien Rais]], anggota ICMI yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah.
Baris 150 ⟶ 151:
[[Berkas:Prime Minister Keizo Obuchi and President Abdurrahman Wahid.jpg|thumb|upright|Presiden Abdurrahman Wahid dengan Perdana Menteri Jepang [[Keizō Obuchi]].]]
 
Setelah satu bulan berada dalam Kabinet Persatuan Nasional, Menteri Koordinator bidanbidang Pengentasan Kemiskinan (Menko Taskin), [[Hamzah Haz]] mengumumkan pengunduran dirinya pada bulan November. Muncul dugaan bahwa pengunduran dirinya diakibatkan karena Gus Dur menuduh beberapa anggota kabinet melakukan korupsi selama ia masih berada di Amerika Serikat.<ref name="Barton, pages 290"/> Beberapa menduga bahwa pengunduran diri Hamzah Haz diakibatkan karena ketidaksenangannya atas pendekatan Gus Dur dengan [[Israel]].<ref>{{cite book|last = Conceicao|first = J.F|title = Indonesia's Six Years of Living Dangerously|url = https://archive.org/details/indonesiassixyea0000conc|publisher = Horizon Books|date = 2005|location = Singapore|pages = [https://archive.org/details/indonesiassixyea0000conc/page/15 15]|id = ISBN 981-05-2307-6 }}</ref>
 
Rencana Gus Dur adalah memberikan Aceh referendum. Namun referendum ini menentukan otonomi dan bukan kemerdekaan seperti referendum [[Timor Timur]]. Gus Dur juga ingin mengadopsi pendekatan yang lebih lembut terhadap Aceh dengan mengurangi jumlah personel militer di Negeri Serambi MekkahMakkah tersebut. Pada 30 Desember, Gus Dur mengunjungi [[Jayapura]] di provinsi Irian Jaya. Selama kunjungannya, Abdurrahman Wahid berhasil meyakinkan pemimpin-pemimpin Papua bahwa ia mendorong penggunaan nama Papua.<ref>Barton, halaman 293</ref>
 
=== 2000 ===
Baris 188 ⟶ 189:
 
==== Oposisi politik ====
Pada akhir tahun 2000, terdapat banyak elitelite politik yang kecewa dengan Abdurrahman Wahid. Orang yang paling menunjukan kekecewaannya adalah Amien. Ia menyatakan kecewa mendukung Gus Dur sebagai presiden tahun lalu. Amien juga berusaha mengumpulkan oposisi dengan meyakinkan Megawati dan Gus Dur untuk merenggangkan otot politik mereka. Megawati melindungi Gus Dur, sementara Akbar menunggu pemilihan umum legislatif tahun 2004. Pada akhir November, 151 anggota DPR menandatangani petisi yang meminta [[pemakzulan]] Gus Dur.{{sfn|Barton|2002a|p= 345}}
 
=== 2001 dan akhir kekuasaan ===
Baris 213 ⟶ 214:
=== Keluarga ===
[[Berkas:Abdurrahman Wahid and His Family.jpg|jmpl|ka|Abdurrahman berdiri di antara ayah dan ibunya, dan di belakang saudara-saudara kandungnya, dan seorang teman keluarganya, {{circa|1952}}.]]
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Gus Dur lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah [[Hasyim Asyari]], pendiri organisasi masyarakat [[Nahdlatul Ulama]] (NU) dan salah satu tokoh yang diakui sebagai [[Pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan nasional]], sementara kakek dari pihak ibu, [[Bisri Syansuri]], adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.{{sfn|Barton|2002a|p=38-40}} Ayah Gus Dur, [[Wahid Hasyim]], terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi [[Daftar Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] tahun 1949. Ibunya, SholehahSalihah, adalah putri pendiri [[Pondok Pesantren]] Denanyar Jombang. Saudaranya adalah [[Salahuddin Wahid]] dan [[Lily Wahid]]. Ia menikah dengan [[Sinta Nuriyah]] dan dikaruniai empat putri: [[Alissa Qotrunnada|Alisa]], [[Yenny Wahid|Yenny]], Anita, dan [[Inayah Wulandari|Inayah]].
 
Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah [[Tionghoa]].<ref name="Chinese1"/><ref name="Chinese2"/> Gus Dur juga mengaku bahwa ia adalah keturunan dari Tan Kim Han yang menikah dengan Tan A Lok, saudara kandung [[Raden Patah]] (Tan Eng Hwa), pendiri Kesultanan Demak.<ref>{{cite web
Baris 244 ⟶ 245:
|dead-url = yes
|language = id
}}</ref> Tan A Lok dan Tan Eng Hwa ini merupakan anak dari [[Putri Campa]], puteriputri [[Tiongkok]] yang merupakan selir [[Brawijaya V]].<ref name="qurtuby"/> Tan Kim Han sendiri kemudian berdasarkan penelitian seorang peneliti Prancis, [[Louis-Charles Damais]] diidentifikasikan sebagai Syekh Abdul Qodir al-Shini yang makamnya ditemukan di [[Trowulan]].<ref name="qurtuby"/>
 
=== Kesehatan ===
Gus Dur memiliki [[Gangguan penglihatan|masalah penglihatan]] selama masa kepresidenannya,<ref>{{Cite web |title=Gus Dur: Tidak Bisa Melihat Bukan Penyakit |url=https://news.detik.com/berita/d-839533/gus-dur-tidak-bisa-melihat-bukan-penyakit |access-date=24 July 2022 |website=detiknews |language=id-ID}}</ref> Meski banyak yang menyatakan bahwa ia masih mampu melihat tanpa bantuan.<ref>{{Cite web |title=Gus Dur Buta? Masih Bisa Baca Kok Tanpa Kacamata |url=https://www.nu.or.id/nasional/gus-dur-buta-masih-bisa-baca-kok-tanpa-kacamata-OPMPc |access-date=24 July 2022 |website=nu.or.id |language=id-id}}</ref> Meskipun demikian, saat dilantik sebagai presiden, ia dibantu oleh seorang perwira TNI yang berperan sebagai asisten dengan membacakan kembali teks sumpah presiden saat pelantikannya.<ref>{{Cite news |title=Viral! Prediksi Gus Dur, 6 sudah terbukti, tinggal satu yang belum |work=Planet Merdeka |url=https://planet.merdeka.com/hotnews/viral-prediksi-gus-dur-6-sudah-terbukti-tinggal-satu-yang-belum.html |access-date=24 July 2022 |language=id}}</ref> Penglihatannya mulai memburuk karena [[glaukoma]] sejak tahun 1985,<ref>{{Cite web |last=Liputan6.com |date=31 December 2009 |title=Riwayat Penyakit Gus Dur Dimulai 1985 |url=https://www.liputan6.com/news/read/256788/riwayat-penyakit-gus-dur-dimulai-1985 |access-date=24 July 2022 |website=liputan6.com |language=id}}</ref> hal ini diperparah dengan sebuah kecelakaan dimana Gus Dur tertabrak mobil yang mengakibatkan ia kehilangan [[retina]]nya.<ref>{{Cite web |last=Supriyatna |first=Agus |date=25 January 2021 |editor-last=Widiarto |editor-first=Marcellus |title=Ternyata Begini Kisahnya Penyebab Awal Mula Gus Dur Tak Bisa Melihat |url=https://koran-jakarta.com/ternyata-begini-kisahnya-penyebab-awal-mula-gus-dur-tak-bisa-melihat |access-date=24 July 2022 |website=Koran-Jakarta.com |language=id}}</ref> Alhasil, ia dibantu oleh beberapa asisten terpercayatepercaya yang berperan sebagai "matanya".<ref>{{Cite web |last=Dewi |first=Yuliana Kusuma |editor-last=Santoso |editor-first=Agung Budi |title=Apa Kabar Sastro Al Ngatawi, Eks Juru Bicara Presiden Gus Dur yang Selalu Pakai Blangkon? Ini Kabar |url=https://style.tribunnews.com/amp/2019/10/08/ingat-sastro-al-ngatawi-eks-juru-bicara-presiden-gus-dur-yang-selalu-pakai-blangkon-begini-kabarnya |access-date=24 July 2022 |website=Tribunnews.com |language=id-ID}}</ref><ref>{{Cite web |last1=Bhayangkara |first1=Chyntia Sami |last2=Hidayat |first2=Muhammad Zuhdi |date=26 March 2022 |title=Siapa Gus Muwafiq? Mantan Asisten Pribadi Gus Dur yang Sebut Pawang Hujan MotoGP Mandalika Tidak Syirik |url=https://www.suara.com/news/2022/03/26/065211/siapa-gus-muwafiq-mantan-asisten-pribadi-gus-dur-yang-sebut-pawang-hujan-motogp-mandalika-tidak-syirik |access-date=24 July 2022 |website=suara.com |language=id}}</ref> Dia juga diduga mengidap [[gangguan tidur]] karena dia kadang-kadang ketahuan tertidur selama rapat kabinet penting. Meskipun begitu, ketika ia bangun, ia dapat dengan mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya.<ref>{{Cite web |last=Priatmojo |first=Galih |date=12 January 2022 |title=Viral Lagi Momen Gus Dur Tidur di Tengah Sidang Pleno DPR, Gus Mus Beberkan Misteri Tidurnya |url=https://jogja.suara.com/read/2022/01/12/160153/viral-lagi-momen-gus-dur-tidur-di-tengah-sidang-pleno-dpr-gus-mus-beberkan-misteri-tidurnya |access-date=24 July 2022 |website=suara.com |language=id}}</ref><ref>{{Cite web |last=Tashandra |first=Nabilla |date=7 September 2017 |title=Sering Tertidur saat Rapat, Tapi Gus Dur Tetap Nyambung, Ini Rahasianya |url=https://medan.tribunnews.com/2017/09/07/sering-tertidur-saat-rapat-tapi-gus-dur-tetap-nyambung-ini-rahasianya |access-date=24 July 2022 |website=Tribun-medan.com |language=id-ID}}</ref>
 
== Kematian ==
[[File:Grave of Abdurrahman Wahid, Jombang, 2017-09-19.jpg|thumb|Makam Abdurrahman Wahid di Jombang.]]
Pada akhir Desember 2009, meskipun kesehatannya buruk dan baru-baru ini mengunjungi rumah sakit, Gus Dur meminta untuk dibawa mengunjungi [[Kabupaten Rembang|Rembang]] (terletak di [[Jawa Tengah]]) dan Jombang. Selama perjalanan kesehatannya memburuk dan Gus Dur dirawat di rumah sakit di Jombang pada tanggal 24 Desember 2009. Ia dipindahkan ke [[Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo]] di [[Jakarta Pusat]] keesokan harinya untuk menjalani [[Dialisis|cuci darah]].<ref>{{cite news | title = Gus Dur to undergo dialysis at RSCM | url = http://www.antara.co.id/en/news/1261776536/gus-dur-to-undergo-dialysis-at-rscm | publisher = [[ANTARA]] | date = 26 December 2009 | access-date = 30 December 2009 | archive-url = https://web.archive.org/web/20100101083239/http://antara.co.id/en/news/1261776536/gus-dur-to-undergo-dialysis-at-rscm | archive-date = 1 January 2010 }}</ref> Ia juga menjalani operasi gigi pada 28 Desember setelah mengeluh sakit gigi.<ref>{{cite news | title = Gus Dur Jalani Cuci Darah 5 Jam | url = http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/25/1713496/gus.dur.jalani.cuci.darah.5.jam | work=[[Kompas]] | date = 25 December 2009 | language = id | access-date =30 December 2009| archive-url= https://web.archive.org/web/20091228094614/http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/25/1713496/gus.dur.jalani.cuci.darah.5.jam| archive-date= 28 December 2009 | url-status=live }}</ref><ref>{{cite news |last=Ferdianto |first=Riky |title=Gus Dur Keluhkan Sakit Gigi |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2009/12/26/brk,20091226-215718,id.html |work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]] |date=26 December 2009 |language=id |access-date=30 December 2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20091227182844/http://www.tempointeraktif.com/hg/politik/2009/12/26/brk%2C20091226-215718%2Cid.html |archive-date=27 December 2009 }}</ref><ref>{{cite news|url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/30/former-ri-president-abdurrahman-wahid-passes-away.html |title=Former RI president Abdurrahman Wahid passes away |date=30 December 2009 |work=The Jakarta Post |access-date=30 December 2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110607140211/http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/30/former-ri-president-abdurrahman-wahid-passes-away.html |archive-date=7 June 2011 }}</ref> AbdurrahmanGus Dur meninggal dunia pada tanggal 30 Desember sekitar pukul 18.45 waktu setempat ([[UTC+7]]) karena komplikasi gangguan ginjal, penyakit jantung, dan diabetes. Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] mengunjungi Gus Dur sesaat sebelum kematiannya.<ref>{{cite news | title = Gus Dur Wafat | url = http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/30/19073028/Gus.Dur.Wafat | work=[[Kompas]] | language = id | date = 30 December 2009 | access-date =30 December 2009| archive-url= https://web.archive.org/web/20100102080228/http://nasional.kompas.com/read/xml/2009/12/30/19073028/Gus.Dur.Wafat| archive-date= 2 January 2010 | url-status=live}}</ref><ref>{{cite news | title = Former President Abdurrahman Wahid Dies | url = http://thejakartaglobe.com/home/former-president-abdurrahman-wahid-dies/350091 | work = Jakarta Globe | date = 30 December 2009 | access-date = 30 December 2009 | archive-url = https://web.archive.org/web/20091231170523/http://thejakartaglobe.com/home/former-president-abdurrahman-wahid-dies/350091 | archive-date = 31 December 2009 }}</ref><ref>{{cite news |date=30 December 2009 |title=Gus Dur died of complications |publisher=[[ANTARA]] |editor-last=Burhani |editor-first=Ruslan |url=http://www.antaranews.com/en/news/1262182853/gus-dur-died-of-complicationsl |url-status=dead |access-date=30 December 2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111008022525/http://www.antaranews.com/en/news/1262182853/gus-dur-died-of-complicationsl |archive-date=8 October 2011}}</ref> [[pemakaman kenegaraan]] diadakan untuk Gus Dur pada tanggal 31 Desember, dan bendera dikibarkan [[Bendera setengah tiang#Indonesia|setengah tiang]] selama tujuh hari.<ref>{{cite news | title = Indonesia to hold state funeral for former president Wahid | url = http://news.xinhuanet.com/english/2009-12/30/content_12731757.htm | archive-url = https://web.archive.org/web/20121104160628/http://news.xinhuanet.com/english/2009-12/30/content_12731757.htm | archive-date = 4 November 2012 |agency=Xinhua News Agency| date = 30 December 2009 | access-date =31 December 2009}}</ref><ref>{{cite news | title = Farewell cleric of pluralism | url = http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/31/farewell-cleric-pluralism.html |publisher=The Jakarta Post | date = 31 December 2009 | access-date =31 December 2009}}</ref> Ia dimakamkan di samping kakek dan neneknya serta orang tuanya di tempat kelahirannya, Jombang, Jawa Timur.<ref>{{cite news |last=Taufik |first=Muhammad |date=30 December 2009 |title=Gus Dur akan Dimakamkan di Sebelah Kakeknya |language=id |work=[[Tempo magazine (Indonesia)|Tempo]] |url=http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/30/brk,20091230-216543,id.html |access-date=30 December 2009 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100103115916/http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/30/brk%2C20091230-216543%2Cid.html |archive-date=3 January 2010}}</ref>
 
== Warisan ==
Ketika Gus Dur pertama kali berkuasa di Indonesia, terdapat kekhawatiran mengenai arah kebijakan luar negeri Indonesia. Namun kenyataannya, kebijakan luar negeri Gus Dur lebih "ortodoks" dibandingkan retorikanya sebelumnya. Indonesia berhasil mendapatkan jaminan dari dunia internasional akan keutuhan wilayahnya. [[ASEAN]] juga tetap menjadi pusat pandangan kebijakan luar negeri Jakarta. Persoalan Timor Timur masih menjadi isu krusial antara Indonesia dan sejumlah negara Barat. [[Amerika Serikat]], khususnya, enggan mendorong Indonesia terlalu jauh karena diyakini bahwa kepresidenan Gus Dur adalah alternatif yang paling tidak diinginkan dalam kebijakan dalam dan luar negeri.<ref>{{Cite journal|last=Smith|first=Anthony L.|date=2000|title=Indonesia's Foreign Policy under Abdurrahman Wahid: Radical or Status Quo State?|url=https://www.jstor.org/stable/25798509|journal=Contemporary Southeast Asia|volume=22|issue=3|pages=498–526|issn=0129-797X}}</ref>
 
Selama pemerintahannya, Gus Dur dikenal denganpemikirannya kontroversiyang visioner dan pemikirannyakebijakannya menjadikan dirinya sebagai salah satu tokoh yang visionerkontroversial pasa masa itu. Pengaruhnya terhadap Reformasi Indonesia mencakup pembebasan pers yang lebih besar, hal ini ditandai dengan pembubaran Kementerian Penerangan pada 1999.<ref>{{Cite news|last=Fawthrop|first=Tom|date=2010-01-03|title=Abdurrahman Wahid obituary|url=https://www.theguardian.com/theguardian/2010/jan/03/abdurrahman-wahid-obituary|newspaper=The Guardian|language=en-GB|issn=0261-3077|access-date=2024-01-11}}</ref> Ia cenderung membela hak-hak minoritas dan selalu mengambil keputusan yang dinilai tidak menentu. Pada masa pemerintahannya, orang Tionghoa diperbolehkan merayakan [[Imlek]] dan dianggap membebaskan orang Tionghoa dari penindasan yang telah mereka rasakan sejak lama.<ref>{{Cite web|title=Father of Chinese Indonesians: How Gus Dur Revives Imlek|url=https://jakartaglobe.id/lifestyle/father-of-chinese-indonesianshow-gus-dur-revives-imlek|website=Jakarta Globe|access-date=2024-01-11}}</ref> Karena itulah, ia juga dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa" oleh beberapa tokoh [[Tionghoa]].<ref name="qurtuby"/> Sebagai seorang ulama, ia dihormati tidak hanya oleh pengikutnya, namun juga dari penganut agama lain bahkan [[ateis]]. Foto dirinya melambaikan tangan kepada para pendukungnya di beranda [[Istana Merdeka]] pasca dimakzulkan adalah salah satu foto paling fenomenal sepanjang sejarah Indonesia.<ref>{{Cite web|last=Post|first=The Jakarta|title=Impeaching Gus Dur, a blind but visionary president - Opinion|url=https://www.thejakartapost.com/academia/2021/07/29/impeaching-gus-dur-a-blind-but-visionary-president.html|website=The Jakarta Post|language=en|access-date=2024-01-11}}</ref> Karena pemikiran dan pemerintahannya yang mendukung hak-hak minoritas, ia diberikan gelar “Bapak Pluralisme”.<ref>{{cite web | url=https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/18/114946365/daftar-julukan-6-presiden-ri-apa-julukan-jokowi?page=all | title=Daftar Julukan 6 Presiden RI, Apa Julukan Jokowi? Halaman all | date=18 April 2022 }}</ref> Ucapannya yang terkenal, "''Gitu aja kok repot''", telah menjadi ikon dalam acara bincang-bincang politik di Indonesia. Ucapan tersebut menunjukkan betapa ia bisa dengan mudah menyelesaikan masalah meski keputusannya sempat memicu kemarahan orang lain.<ref>{{cite web |last=Handayani |first=Primastuti |date=31 December 2009 |title=Obituary: Why fuss?! |url=http://www.thejakartapost.com/news/2009/12/31/obituary-why-fuss.html |archive-url=https://web.archive.org/web/20100412074121/https://www.thejakartapost.com/news/2009/12/31/obituary-why-fuss.html |archive-date=12 April 2010 |access-date=31 December 2009 |work=The Jakarta Post}}</ref>
 
Pada Agustus 2021, [[Menko Polhukam]], [[Mahfud MD]], memberikan pernyataan terkait pemakzulan Gus Dur. Dalam pernyataan Mahfud yang disampaikannya di [[saluran YouTube]] [[Nahdlatul Ulama]], disebutkan bahwa pemakzulan Wahid adalah [[inkonstitusional]] dan merupakan tindakan melawan hukum.<ref name="Kontroversi Pemakzulan Gus Dur">{{cite news |title=Mahfud: Pemakzulan Gus Dur Tidak Sah dari Hukum Tata Negara |url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210822234223-12-683755/mahfud-pemakzulan-gus-dur-tidak-sah-dari-hukum-tata-negara |access-date=30 October 2021 |agency=CNN |publisher=CNN Indonesia |date=22 August 2021}}</ref> Mahfud MD menyatakan bahwa pemakzulan Gus Dur pada tahun 2001 tidak sesuai dengan [[Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat]] No.III Tahun 1978 tentang Kedudukan dan Tata Kerja Badan Tertinggi Negara. Lembaga dengan/atau Lembaga Tinggi Negeri.<ref>{{cite news |author1=Faisal Aristama |title=Penulis Buku "Menjerat Gus Dur": Mahfud MD Benar, Pemakzulan Gus Dur Inkonstitusional |url=https://politik.rmol.id/read/2021/09/03/502896/penulis-buku-menjerat-gus-dur-mahfud-md-benar-pemakzulan-gus-dur-inkonstitusional |access-date=30 October 2021 |agency=Jaringan Media Siber Indonesia |publisher=RMOL.id |date=3 September 2021}}</ref><ref>{{cite news |title=Mahfud: Pelengseran Gus Dur Tidak Sah dari Sudut Hukum Tata Negara |url=https://nasional.kompas.com/read/2021/08/23/10424301/mahfud-pelengseran-gus-dur-tidak-sah-dari-sudut-hukum-tata-negara |access-date=30 October 2021 |agency=Gramedia |publisher=Kompas.com |date=23 August 2021}}</ref> Mahfud juga mengutarakan, pemakzulan Gus Dur melalui Sidang Khusus MPR mempunyai perkara yang berbeda antara nota I, II, dan III.<ref>{{cite news |title=Mahfud Ungkit Lengsernya Gus Dur Tak Sah Menurut Hukum Tata Negara |url=https://www.idntimes.com/news/indonesia/muhammad-ilman-nafian-2/mahfud-ungkit-lengsernya-gus-dur-tak-sah-menurut-hukum-tata-negara/3 |access-date=30 October 2021 |agency=IDN Media Company |publisher=IDN TIMES |date=23 August 2021}}</ref>
 
== Penghargaan ==
Pada tahun 1993, Gus Dur menerima [[Ramon Magsaysay Award]], sebuah penghargaan yang cukup prestisius untuk kategori ''Community Leadership''.<ref>{{Cite web |url=http://www.rmaf.org.ph/Awardees/Citation/CitationWahidAbd.htm |title=Ramon Magsaysay Award Foundation |access-date=2009-12-26 |archive-date=2010-04-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100402015041/http://www.rmaf.org.ph/Awardees/Citation/CitationWahidAbd.htm |dead-url=yes }}</ref> Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan [[Hak Asasi Manusia]]. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM.<ref name="penghargaanmengalir">{{Cite news|last = |first = |authorlink = |coauthors = |year = |url = http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/05/1/106394/gus-dur-raih-tiga-penghargaan-internasional|title = Gus Dur Raih Tiga Penghargaan Internasional|format = |work =[[Okezone.com]] |publisher = Okezone|accessdate = 19 Juni 2008|quote = |archive-date = 2008-06-08|archive-url = https://web.archive.org/web/20080608214016/http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/05/1/106394/gus-dur-raih-tiga-penghargaan-internasional|dead-url = yes}}</ref><ref>{{cite web|last = |first = |authorlink = |coauthors = |year = |url = http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/03/time/153747/idnews/933397/idkanal/10|title = Terima Penghargaan, Gus Dur Terbang ke Amerika Serikat|format = |work = |publisher = detik.com|accessdate = 19 Juni 2008|quote = |archive-date = 2008-07-02|archive-url = https://web.archive.org/web/20080702212834/http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/03/time/153747/idnews/933397/idkanal/10|dead-url = no}}</ref>
 
Ia mendapat penghargaan dari Simon Wiesenthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakan [[Hak Asasi Manusia]]. Wahid mendapat penghargaan tersebut karena menurut mereka ia merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap persoalan HAM.<ref name="penghargaanmengalir">{{Cite news|last = |first = |authorlink = |coauthors = |year = |url = http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/05/1/106394/gus-dur-raih-tiga-penghargaan-internasional|title = Gus Dur Raihkemudian Tiga Penghargaan Internasional|format = |work =[[Okezone.com]] |publisher = Okezone|accessdate = 19 Juni 2008|quote = |archive-date = 2008-06-08|archive-url = https://web.archive.org/web/20080608214016/http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/05/1/106394/gus-dur-raih-tiga-penghargaan-internasional|dead-url = yes}}</ref><ref>{{cite web|last = |first = |authorlink = |coauthors = |year = |url = http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/03/time/153747/idnews/933397/idkanal/10|title = Terima Penghargaan, Gus Dur Terbang ke Amerika Serikat|format = |work = |publisher = detik.com|accessdate = 19 Juni 2008|quote = |archive-date = 2008-07-02|archive-url = https://web.archive.org/web/20080702212834/http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/05/tgl/03/time/153747/idnews/933397/idkanal/10|dead-url = no}}</ref> Gus Durjuga memperoleh penghargaan dari ''Mebal Valor'' yang berkantor di Los Angeles karena Wahid dinilai memiliki keberanian membela kaum minoritas, salah satunya dalam membela umat beragama [[Konghucu]] di Indonesia dalam memperoleh hak-haknya yang sempat terpasung selama era [[ordeOrde baruBaru]].<ref name="penghargaanmengalir"/> Wahid juga memperoleh penghargaan dari [[Universitas Temple]]. Namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi ''Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study''.<ref name="penghargaanmengalir"/> Pada 21 Juli 2010, meskipun telah meninggal, ia memperoleh ''Lifetime Achievement Award'' dalam Liputan 6 Awards 2010.<ref>{{Cite news
|authorlink =
|coauthors =