Abu Bakar ash-Shiddiq: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 81:
 
== Memeluk Islam ==
Setelah kembali dari perjalanan bisnis dari [[Yaman]], Abu Bakar diberi tahu oleh teman-temannya bahwa ketika beliauia tidak berada di Makkah, Muhammad menyatakan dirinya bahwa beliauia adalah seorang utusan Allah. [[Ibnu Jarir ath-Thabari]], ahli sejarawan muslim yang paling terkenal, dalam bukunya ''[[Sejarah Para Nabi dan Raja|Tarikh ath-Thabari]]'' mengutip perkataan dari [[Muhammad bin Sa'ad bin Abi Waqqash]], yang mengatakan:
 
{{Cquote|Aku bertanya kepada ayahku apakah Abu Bakar orang pertama yang masuk Islam. BeliauIa menjawab, "Tidak, lebih dari 50 orang masuk Islam sebelum Abu Bakar, tetapi beliauia lebih unggul sebagai seorang [[Muslim]]. Umar bin Khattab masuk Islam setelah 45 laki-laki dan 21 perempuan. Adapun salah satu yang terkemuka dalam Islam dan iman, itu adalah Ali bin Abi Thalib.<ref>Tarikh ath-Thabari jilid.2 hlm 60</ref>}}
 
Sunni dan [[Syi'ah]] meyakini pendapat bahwa orang kedua yang secara terang-terangan menerima Muhammad sebagai utusan Allah dan menyambut dakwahnya adalah Ali bin Abi Thalib yang ketika itu masih berusia belia, dan wanita pertama yang beriman adalah Khadijah.<ref>M. Th. Houtsma et al., eds., ''E.J. Brill's first [[Encyclopaedia of Islam]]'', 1913–1936,'' Leiden: E. J. Brill, 8 vols. with Supplement (vol. 9), 1991. ISBN 90-04-09796-1''</ref>
Baris 98:
Istri pertama Abu Bakar yang bernama Qutailah binti Abdul Uzza tidak menerima agama Islam lalu Abu Bakar menceraikannya. Istrinya yang lain yang bernama [[Ummi Ruman]] menjadi [[mualaf]].{{butuh rujukan}} Semua anak Abu Bakar menerima agama Islam kecuali [[Abdurrahman bin Abi Bakar]] sehingga membuat mereka berpisah, walaupun pada akhirnya Abdurrahman kelak menjadi seorang Muslim setelah [[Perjanjian Hudaibiyyah]].{{butuh rujukan}}
 
Masuk Islamnya Abu Bakar membuat banyak orang masuk Islam. beliauIa membujuk teman dekatnya untuk masuk Islam sehingga banyak temannya menerima ajakan tersebut.<ref name="Al-Bidayah" /><ref name="Wendy" />
 
== Masa bersama Muhamad ==
Baris 109:
Ketika peristiwa [[Hijrah]], saat Muhamad pindah ke [[Madinah]] (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya. Abu Bakar juga terikat dengan Muhamad secara kekeluargaan. Anak perempuannya, [[Aisyah]] menikah dengan Muhamad beberapa saat setelah Hijrah.
 
=== Hari-hari terakhir Muhammad===
Selama masa sakit Muhamad saat menjelang wafatkematiannya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi [[imam salat]] menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Bahkan pun setelah Nabi Shallallahu Alaihi WasallamMuhamad telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi Shallallahu Alaihi WasallamMuhamad ini. Segera setelah kematiannya, dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum [[Anshar]] dan [[Muhajirin]] di Tsaqifah Bani Saidah yang terletak di [[Madinah]], yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau [[khalifah]] Islam pada tahun [[632]] M.
 
Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, di mana umat Islam terpecah menjadi kaum [[Sunni]] dan [[Syi'ah]]. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya [[Ali bin Abi Thalib]] ([[menantu]] Nabi) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Muhamad sendiri, sementara kaum Sunni berpendapat bahwa Nabi menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum Sunni berargumen bahwa Muhamad mengedepankan [[musyawarah]] untuk penunjukan pemimpin. Sementara Syi'ah berpendapat bahwa nabi dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, [[minum]], [[tidur]], dan lain-lain, tidak pernah meninggalkan umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terakhir. Banyak [[hadits]] yang menjadi referensi dari kaum Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggalsetelah Beliaukematiannya. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara formal menyatakan kesetiaannya (ber[[baiat]]) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan). Kaum Sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum Syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara ''pro forma'', mengingat ia berbaiat setelah sepeninggal [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]] istrinya yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.
 
==Pengangkatan sebagai khalifah==
Baris 123 ⟶ 124:
Majlis pun menjadi tenang. Ketika itu, berkatalah Abu Bakar, "Ini ada Abu Ubaidah dan Umar, pilihlah mana di antara keduanya yang kamu sukai dan berbaiatlah."<ref name="h" /> Dengan serentak keduanya membantah. Abu Ubaidah dan Umar, justru mencalonkan Abu Bakar sebagai khalifah. Pertimbangannya, Abu Bakar pernah mendampingi Muhammad ketika bersembunyi dalam gua pada saat masa hijrah ke Madinah. Selain itu, Abu Bakar juga pernah ditetapkan sebagai pengganti Muhammad dalam shalat ketika ia sakit.
 
Basyir ibnu Sa'ad dari Aus ikut mendukung pencalonan Abu Bakar. Berduyun-duyunlah anggota Aus yang lain membaiat Abu Bakar. Melihat itu, anggota-anggota Khazraj pun terpengaruh, juga ikut tampil ke depan untuk membaiat Abu Bakar. Melihat pihak lain telah berduyun-duyun membaiat Abu Bakar, [[Bani Hasyim]] pun tidaklah dapat mengelak lagi. Mereka sadar bahwa perkara ini bukan perkara keluarga, melainkan siapakah orang yang paling mulia di sisi Muhammad. Sementara itu, Ali bin Abi Thalib tidak hadir di situ, karena sedang menjaga jenazah Muhammad. Karena itu, ia tidak turut membaiat. Ali sendiri pun akhirnya membaiatnya juga, yaitu beberapa waktu setelah istrinya, Fathimah binti Muhammad, wafatmeninggal dunia.<ref name="h" />
 
Setelah orang-orang selesai membaiatnya, Abu Bakar pun berpidato sebagai sambutan atas kepercayaan orang banyak pada dirinya.
Baris 130 ⟶ 131:
 
==Memadamkan pemberontakan==
Baru saja tersiar kabar kematian RasulMuhammad, bergeraklah kelompok-kelompok pemberontak hendak melepaskan diri dari persatuan Islam yang baru tegak.
 
Sebelum mengatur persiapan untuk memerangi pemberontak, Abu Bakar lebih dahulu hendak menyempurnakan angkatan perang di bawah Usamah. Pada saat itu, Usamah baru kira kira 17 tahun. [[Usamah bin Zaid|Usamah]] diangkat langsung oleh Muhammad menjadi kepala perang.<ref name="h" /> Banyak ketua Quraisy menjadi prajurit di bawah perintahnya.
Baris 174 ⟶ 175:
Pada suatu waktu, datanglah Khalid dengan tiba-tiba, setelah selesai menaklukan Persia. Ia mendapat surat dari Khalifah yang menyuruhnya lekas bergerak ke Romawi. Setelah sampai di sana, Khalid mengusulkan sistem bergilir untuk memimpin komando seluruh pasukan menjadi satu.<ref name="h" /> Panglima-panglima itu pun menerima usulan Khalid. Untuk hari pertama, Khalid memimpin komando seluruh pasukan. Baru saja Khalid memimpin, pasukan khalifah mendapatkan kemenangan, sehingga besoknya tidak ada yang berani menggantikannya lagi.
 
Pada hari ketujuh bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, Abu Bakar ditimpa sakit. Setelah Abu Bakar merasa bahwa telah dekat ajalnya, ia mengusulkan Umar bin al-Khattab untuk menjadi khalifah. Kehendak Abu Bakar diterima oleh sahabat-sahabatnya. Setelah lima belas hari lamanya menderita penyakit itu, beliauia wafatmeninggal pada 21 Jumadil Akhir 13H (22 Agustus 634 M). Ia memerintah selama 2 tahun, 3 bulan dan 10 hari.<ref name="h" /> BeliauIa dikebumikandimakamkan di samping makam Muhammad.
 
Ketika peperangan sangat hebatnya, datang surat dari Madinah yang menyatakan bahwa Abu Bakar telah wafatmeninggal dunia. Sekarang yang memerintah adalah Umar, bukan Abu Bakar lagi. Khalid diperintahkan Umar untuk berhenti memimpin peperangan untuk digantikan oleh Abu Ubaidah. Surat itu hanya disimpannya sampai peperangan selesai, untuk mencegah kekacauan dalam pasukan.
 
Setelah Romawi kalah dan pasukan khalifah menang, barulah Khalid datang kepada Abu Ubaidah untuk menyerahkan kekuasaan pimpinan pasukan. Khalid menjadi serdadu biasa dan meneruskan pertempuran di tempat-tempat yang lain. Setelah kemenangan di Yarmuk, secara berturut turut jatuh negeri [[Yerusalem|Quds]], Damsyik, Homsh, Humat, [[Aleppo|Halb]], dan lain lain.
Baris 191 ⟶ 192:
 
Abu Bakar kemudian mendiktekan wasiat terakhirnya kepada [[Utsman bin Affan]] sebagai berikut:
 
{{kutipan|Atas nama Tuhan Yang Maha Penyayang. Ini adalah wasiat dan wasiat terakhir Abu Bakar bin Abu Quhafah, pada detik-detik terakhirnya di dunia, dan awal perjalanannya menuju akhirat; yaitu suatu waktu di mana orang-orang yang ingkar akan percaya, dan orang-orang fasik akan meyakini serta melihat hasil dari kejahatan mereka, saya mencalonkan Umar bin al-Khattab sebagai pengganti saya. Karena itu, dengarkan dan patuhilaj dia. Jika dia bertindak sesuai kebenaran, maka dukunglah dan itulah yang saya ketahui dari dirinya. Hanya kebaikan yang saya inginkan, tetapi saya tidak bisa melihat hasil di masa depan. Namun, orang-orang yang zalim dan jahat kelak akan mengetahui tempat kembali seperti apa yang akan mereka dapati. Semoga nikmat dan barakah dari Allah senantiasa tercurah kepada kalian.<ref>{{Cite web|url=http://www.alim.org/library/biography/khalifa/content/KAB/18/2|title=Islamic history of Khalifa Abu Bakr – Death of Abu Bakr &#124; Al Quran Translations &#124; Alim|website=www.alim.org}}</ref>}}
 
Baris 206:
# Qutailah binti Abdul Uzza bin Sa'ad bin Jabir bin Malik bin Hasl bin Amir bin Lu'ay, dan dia adalah ibu dari Abdullah dan Asma'.
# [[Ummi Ruman|Ummu Ruman binti Amir bin Uwaimir bin Abdu Syams bin Attab bin Udzainah bin Subai' bin Dahman bin Al-Harits bin Ghanam bin Malik bin Kinanah al-Kinaniyah]], dan dia adalah ibu dari Aisyah dan Abdurrahman. Dia meninggal pada bulan Dzulhijjah di tahun 4 H atau 5 H atau 6 H.<ref>Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 320</ref>
# [[Asma' binti Umais|Asma' binti Umais bin Ma'ad bin Al-Harits bin Taim asy-Syahraniyah al-Khats'amiyah]], dan dia adalah ibu dari Muhammad. Sebelumnya ia adalah istri dari [[Ja'far bin Abi Thalib]]. Setelah Ja'far terbunuh ia menikah dengan Abu Bakar. Setelah kematian Abu Bakar wafat ia menikah dengan [[Ali bin Abi Thalib]].<ref>Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 12</ref>
# Habibah binti Kharijah bin Zaid bin Abi Zuhair al-Khazrajiyah al-Anshariyah, dikatakan namanya Mulaikah binti Kharijah, dan dia adalah ibu dari Ummu Kultsum.<ref>Usud al-Ghabah, Ibnul Atsir, jilid 7 hlm 61</ref>