Ahmad Yani: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k koreksi tanda baca
Rifkyroy (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 40:
 
== Riwayat Hidup ==
Ahmad Yani lahir di Jenar, [[Purwodadi, Purworejo|Purwodadi]], [[Kabupaten Purworejo|Purworejo]] pada tanggal 19 Juni 1922 dari pasangan M. Wongsorejo dan istrinya Murtini<ref name=":0">{{Cite web|last=Prinada|first=Yuda|title=Biografi Ahmad Yani: Pahlawan Revolusi Korban G30S & Panglima AD|url=https://tirto.id/biografi-ahmad-yani-pahlawan-revolusi-korban-g30s-panglima-ad-gvMM|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-11-21}}</ref>. Keluarga ini bekerja di sebuah pabrik [[gula]] yang milik seorang Belanda.<ref>{{Cite web|date=2023-12-05|title=Biografi Ahmad Yani, Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI Page All|url=https://www.orami.co.id/magazine/biografi-ahmad-yani|website=www.orami.co.id|access-date=2024-02-04}}</ref> Mulanya Ahmad Yani menempuh pendidikan HIS di Purworejo hanya sampai kelas I, Ia pindah ke HIS Magelang sejak kelas II. Ahmad Yani menamatkan HIS pada 1935 di [[Kota Bogor|Bogor]] dan meneruskan hingga MULO. Ia pindah ke Jakarta untuk menempuh sekolah AMS tapi terhenti karena [[Perang Dunia II|perang dunia II]].<ref name=":0" />
 
Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah menengah untuk menjalani pendidikan wajib militer sebagai tentara [[Hindia Belanda]]. Sebagai calon [[perwira]], ia mengambil kecabangan/bidang topografi militer di [[Kota Malang|Malang]], [[Jawa Timur]], tetapi pendidikan ini terputus karena invasi [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Jepang]] pada tahun 1942. Di tahun yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke [[Jawa Tengah]].{{butuh rujukan}}
 
Ketika [[Hindia Belanda]] jatuh ke tangan [[Jepang]], Ia sempat ditangkap oleh pasukan Dai Nippon di [[Kota Cimahi|Cimahi]]. Namun ia bebas dan Ahmad Yani kembali ke Purworejo.<ref name=":0" /> Pada tahun 1943, ia bergabung menjadi anggota [[Pembela Tanah Air|PETA (Pembela Tanah Air)]] yang dibentuk oleh penguasa Jepang waktu itu dan menjalani pelatihan lanjut di [[Kota Magelang|Magelang]]. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton PETA dan menerima pendidikan di [[Kota Bogor|Bogor]], [[Jawa Barat]]. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke [[Kota Magelang|Magelang]] sebagai instruktur tentara.{{butuh rujukan}}
 
Pada tanggal [[5 Desember]] [[1944]], ia menikah dengan Bandiah Yayu Ruliah, yang dulu pernah menjadi guru mengetiknya. Dari perkawinan ini kelak mereka dianu­gerahi delapan orang anak.{{butuh rujukan}}