Al-Kindi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
[[Berkas:Al-kindi.jpeg|jmpl|ka|Ilustrasi Al-Kindi]]
 
'''Abu YūsufYusuf YaʻqūbYa'qub ibnbin ʼIsḥāqIshaq aṣAl-Ṣabbāḥ al-KindīKindi''' (Arab: {{lang-ar|أبو يوسفيوسُف يعقوبيَعْقُوب بن إسحاقإِسْحَاق الصبّاح الكندي, Latin:الْكِنِدي}}; {{lang-la|Alkindus)}}; (lahir: [[801805]] - wafat: [[873]]), dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan [[Islam]]. Semasa hidupnya, selain bisa [[ber|berbahasa Arab]], ia mahir [[bahasa Yunani|berbahasa Yunani]]. Banyak karya-karya para filsuf [[Yunani]] diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya [[Aristoteles]] dan [[Plotinos]]. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles yang berjudul ''Teologi menurut Aristoteles'', yang di kemudian hari menimbulkan sedikit kebingungan.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
== Silsilah ==
Ia adalah filsuf berbangsa [[Arab]] dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat [[Yunani]] kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Al-Kindi bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq bin ashAsh-Shabbah bin Imran bin Ismail bin [[Muhammad bin Al-Asy'ats|Muhammad]] bin [[Asy'ats bin Qais|Al-Asy'ats albin Qais]] Al-Kindi.<ref>ابن{{Cite أبيbook|last أصيبعة،= صIbnu Abi Usaibiah| first = | author-link = | title = Uyun al-Anba' fi Thabaqat al-Athiba'|page=228}}</ref>
 
== Biografi ==
Al Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari [[metafisika]], [[etika]], [[logika]] dan [[psikologi]], hingga ilmu pengobatan, [[farmakologi]], [[matematika]], [[astrologi]] dan [[optik]], juga meliputi topik praktis seperti [[parfum]], [[pedang]], [[zoologi]], [[kaca]], [[meteorologi]] dan [[gempa bumi]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
Ia adalah filsuf berbangsa [[Arab]] dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, alAl-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan alAl-Kindi adalah menghadirkan filsafat [[Yunani]] kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.<ref name=":0">{{BioCite muslimweb|last=Marniati|first=Marniati|date=2014-07-04|title=Tiga butuhWarisan rujukanal-Kindi|url=https://www.republika.co.id/berita/pbbxo5313/tiga-warisan-alkindi|website=Republika|access-date=2022-06-05}}</ref>
 
Al -Kindi telah menulis banyak karya dalam berbagai disiplin ilmu, dari [[metafisika]], [[etika]], [[logika]] dan [[psikologi]], hingga ilmu pengobatan, [[farmakologi]], [[matematika]], [[astrologi]] dan [[optik]], juga meliputi topik praktis seperti [[parfum]], [[pedang]], [[zoologi]], [[kaca]], [[meteorologi]] dan [[gempa bumi]].<ref>{{BioCite muslimweb|last=Akhmad|first=Chairul|date=2014-04-03|title=Al-Kindi, butuhJembatan rujukanFilsafat Islam dan Yunani (2)|url=https://www.republika.co.id/berita/n3g6eg/alkindi-jembatan-filsafat-islam-dan-yunani-2|website=Republika|access-date=2022-06-05}}</ref>
Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang [[bilangan]], [[harmoni]], [[geometri]] dan [[astronomi]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang [[bilangan]], [[harmoni]], [[geometri]] dan [[astronomi]].<ref>{{Cite book|first=Mahasiswa Tadris Matematika Angkatan 2018 IAIN Pekalongan|date=Januari 2021|url=https://books.google.co.id/books?id=5pcXEAAAQBAJ&pg=PA78&lpg=PA78&dq=seseorang+untuk+mencapai+keahlian+dalam+filsafat+tanpa+terlebih+dulu+menguasai+matematika&source=bl&ots=gs4dDcdfOn&sig=ACfU3U13z7lcflr0P31q2or3jUkgSt6K1w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwixq6ualZX4AhVVkNgFHWRjDGwQ6AF6BAg7EAM#v=onepage&q=seseorang%20untuk%20mencapai%20keahlian%20dalam%20filsafat%20tanpa%20terlebih%20dulu%20menguasai%20matematika&f=false|title=Matematika Islam Relasi Harmonis|location=Pekalongan|publisher=NEM|isbn=978-623-6906-36-1|pages=78|url-status=live}}</ref>
Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau [[aritmetika]] karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Yang paling utamaterutama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau [[aritmetika]] karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Al-Kindi membagi daya [[jiwa]] menjadi tiga: daya bernafsu (''appetitive''), daya pemarah (''irascible''), dan daya berpikir (''cognitive'' atau ''rational''). Sebagaimana [[Plato]], ia membandingkan ketiga kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika [[akal budi]] dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Al-Kindi membagi daya [[jiwa]] menjadi tiga: daya bernafsu (''appetitive''), daya pemarah (''irascible''), dan daya berpikir (''cognitive'' atau ''rational''). Sebagaimana [[Plato]], ia membandingkan ketiga kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika [[akal budi]] dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.{{Bio<ref muslimname=":0" butuh rujukan}}/>
Menurut al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran [[wahyu]] atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Menurut Al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran [[wahyu]] atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.<ref name=":1">{{Cite book|last=Dwiyono|first=Anton|date=2012|url=https://books.google.co.id/books?id=YZ3JDAAAQBAJ&pg=PA47&lpg=PA47&dq=al-Kindi+mempertahankan+penciptaan+dunia+ex+nihilio,+kebangkitan+jasmani,+mukjizat,+keabsahan+wahyu,+dan+kelahiran+dan+kehancuran+dunia+oleh+Tuhan&source=bl&ots=i6i6Muikfq&sig=ACfU3U3JiIPNuS1Yt3IwU1SiZrfR8shz5w&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiP8Lb4j5X4AhVjgtgFHQ5xALQQ6AF6BAgCEAM#v=onepage&q&f=false|title=Tokoh Matematikawan Dunia|location=Jakarta|publisher=Balai Pustaka|isbn=979-690-937-5|pages=47|url-status=live}}</ref>
Ia mendefinisikan [[filsafat]] sebagai [[pengetahuan]] tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia. Karena itu, al-Kindi dengan tegas mengatakan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan bahwa ia tidak dapat mengatasi problem semisal [[mukjizat]], [[surga]], [[neraka]], dan kehidupan [[akhirat]]. Dalam semangat ini pula, al-Kindi mempertahankan penciptaan dunia ''ex nihilio'', kebangkitan jasmani, mukjizat, keabsahan wahyu, dan kelahiran dan kehancuran dunia oleh [[Tuhan]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Ia mendefinisikan [[filsafat]] sebagai [[pengetahuan]] tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia. Karena itu, alAl-Kindi dengan tegas mengatakan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan bahwa ia tidak dapat mengatasi problem semisal [[mukjizat]], [[surga]], [[neraka]], dan kehidupan [[akhirat]]. Dalam semangat ini pula, alAl-Kindi mempertahankan penciptaan dunia ''ex nihilio'', kebangkitan jasmani, mukjizat, keabsahan wahyu, dan kelahiran dan kehancuran dunia oleh [[Tuhan]].{{Bio<ref muslimname=":1" butuh rujukan}}/>
Al-Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan oleh [[Ibnu Sina]] ([[Avicenna]]) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks terhadap berbagai pemikiran yang dianggap [[bid'ah]], dan dalam keadaan yang sedemikian tragis (terhadap para pemikir besar Islam), al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para bangsawan religius-ortodoks itu.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Al-Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan oleh [[Ibnu Sina]] ([[Avicenna]]) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks terhadap berbagai pemikiran yang dianggap [[bid'ah]], dan dalam keadaan yang sedemikian tragis (terhadap para pemikir besar Islam), al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para bangsawan religius-ortodoks itu.<ref>{{BioCite muslimjournal|last=Hakim|first=Syaikhul|date=September butuh2013|title=Pemikiran rujukandan Penemuan Ilmuwan Muslim|url=http://ejournal.kopertais4.or.id/pantura/index.php/alhikmah/article/download/373/pd/|journal=Al Hikmah|volume=3|issue=2|pages=255}}</ref>
 
== Kutipan terkenal ==
* ) Sekilas sejarah pemikiran filsuf di atas dinukil dari ''Wikipedia'' [[Ensiklopedia]] Bebas (Bahasa '[[Inggris]]) dan bukunya Zainul Hamdi, ''"Tujuh Filsuf Pembuka Pintu Gerbang Filsafat Modern"'', LKiS, Jogja)
Dalam buku Intelektual Islam yang ditulis oleh Seyyed Hossein Nasr, Al-Kindi mengeluarkan pernyataanya yang sangat masyhur:
 
"Kita tidak akan malu mengakui kebenaran dan mengambilnya dari sumber manapun ia datang bagi kita, bahkan jika kebenaran itu dibawa kepada kita oleh generasi yang lebih muda atau orang asing. Bagi mereka yang mencari kebenaran, tidak ada yang lebih bernilai daripada kebenaran itu sendiri; kebenaran tidak pernah merendahkan mereka yang mencapainya, baginya adalah penghargaan dan penghormatan."<ref>{{Cite book|last=Nasr|first=Seyyed Hossein|date=2009|title=Intelektual Islam Teologi, Filsafat dan Gnosis|location=Yogyakarta|publisher=Pustaka Pelajar|isbn=979-8581-49-0|pages=viii|url-status=live}}</ref>
<br />
== Genealogi ==
Al-Kindi bernama lengkap Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq bin ash-Shabbah bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy'ats bin Qais al-Kindi<ref>ابن أبي أصيبعة، ص 228</ref>
 
== Karya-karya ==
Baris 53 ⟶ 55:
 
* {{id}} [http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=252527&kat_id=105&kat_id1=147&kat_id2=185 Kitab Kriptografi Al-Kindi]
{{Matematika Islam}}
{{Templat:Matematika_Islam}}
{{Templat:Sejarah Islam}}
{{Kedokteran Islam}}
{{islam-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Al-Kindi}}
{{lifetime|801|873|}}
 
{{DEFAULTSORT:Al-Kindi}}
[[Kategori:Filsuf Islam|Al-Kindi]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]