Al-Mu'tashim Billah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
A154 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 8:
''Ghilman'', bersama dengan ''syakiriyah'' yang telah diperkenalkan pada masa [[al-Ma'mun]], telah mengganggu prajurit reguler Arab dari pasukan kholifah. ''Ghilman'' [[Turki]] dan [[Armenia]] membuat marah warga kota [[Baghdad]], memancing huru-hara pada [[836]]. Ibu kota dipindahkan ke kota baru [[Samarrah]] kemudian pada tahun itui, dan tetap di sana sampai [[892]] saat kembali ke Baghdad oleh [[al-Mu'tamid]].
 
[[Kesultanan Tahiriah]], yang telah menonjol selama masa al-Ma'mun setelah provinsi militer [[Khurasan]] diakui [[Thahir bin Husain|Tahir bin Husain]], terus mengembangkan kekuasaan. Mereka menerima kegubernuran [[Samarqand]], [[Ferghana|Farghana]], dan [[Herat]]. Tak seperti kebanyakan provinsi pada masa Khilafah Abbasiyah, yang secara dekat diperintah Baghdad dan Samarrah, provinsi yang di bawah kendali Tahiriah dibebaskan dari banyak fungsi upeti dan kesalahan. Kemerdekaan Tahiriah memberi andil besar terhadap turunnya supremasi Abbasiyah di timur.
 
Itu selama masa al-Mu'tasim bahwa kemunduran dalam Khilafah Abbasiyah mulai nyata. al-Mu'tasim harus menanggulangi [[Khurramiyyah]] di daerah [[Tabriz]]. Dipimpin oleh orang bid’ah [[Babak]], Khurramiyyah tak pernah secara penuh ditaklukkan, walau lambat laun hilang selama masa kholifah berikutnya.
 
Walaupun begitu, kekholifahan masih tetap tangguh dalam melindungi penduduknya. Pada tahun [[837]], al-Mu’tasim Billah menyahut seruan seorang budak [[muslimah]] yang meminta pertolongan karena diganggu dan dilecehkan oleh orang [[Romawi]], kainnya dikaitkan ke paku sehingga ketika berdiri, terlihatlah sebagian auratnya. Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim billah dengan lafadz yang legendaris: waa mu'tashimaah!. Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota [[Penjarahan Amorion|Amoria]] dan melibas semua orang kafir yang ada di sana (30.000 prajurit [[Romawi]] terbunuh dan 30.000 yang lain ditawan). Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari istana khalifah hingga kota Amoria, karena besarnya pasukan. Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan di mana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.
Matematikawan muslim terbesar [[al-Kindi]] dipekerjakan oleh al-Mu'tasim, dan mengajari putra kholifah. al-Kindi telah bertugas di ''Baitul Hikmah'', atau ''[[Rumah Kebijaksanaan]]''. Ia melanjutkan belajar [[geometri]] dan [[aljabar]] Yunani di bawah naungan kholifah.