Al-Munir (majalah): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 31:
 
== Penerimaan ==
[[Berkas:PDIKM 770 Majalah Al Moenir.pdf|hal=147|jmpl|Surat kiriman [[Kerajaan Mempawah|Sultan Mempawah]] Muhammad Thaufiq Accamuddin dalam rubrik tanya jawab ''Al-Munir'',. Surat pembaca mencerminkan luasnya jangkauan ''Al-Munir''.]]
 
Oplah ''Al-Munir'' berkisar 2.000 eksemplar. Daerah jangkauannya meliputi Sumatra, Semenanjung Malaya, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Namun, di Minangkabau sendiri, keberadaan majalah ini menimbulkan rekasi pro dan kontra.
 
Kehadiran ''Al-Munir'' disusul banyak majalah berbasis Islam di berbagai daerah [[Minangkabau]]. [[Adabiyah School]] di Padang menerbitkan majalah ''Al-Akhbar''. Jaringan [[Sumatra Thawalib]] di berbagai daerah menerbitkan majalah yang diedarkan terbatas, seperti ''[[Al-Bayan (majalah)|Al-Bayan]]'' di [[Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek|Parabek]], ''Al-Basyir'' di [[Sungayang]], ''Al-Ittiqan'' di [[Maninjau]], dan ''Al-Imam'' di [[Darul Funun|Padang Japang]].{{sfn|Junus|1980|pp=82}} Begitu pula kalangan ulama konservatif, yang belakangan dijuluki Kaum Tua, menerbitkan majalah tandingan, seperti ''Suluh Malayu'' di bawah pimpinan [[Syekh Khatib Ali]], dan ''[[Al-Mizan (majalah)|Al-Mizan]]'' di bawah pimpinan Haji Abdul Majid dan Hasan Basri.{{sfn|Rusydi Hamka|1986|pp=72}}