Alex Kawilarang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cepland78 (bicara | kontrib)
→‎Kehidupan awal: Kehidupan awal ~~~~
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 27:
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
| serviceyears = 1945–1961
| rank = [[BerkasFile:Pdu19-TNI koloneltni stafArmy-BG.pngsvg|25px| ]] [[Brigadir Jenderal]] [[KolonelTNI]]{{br}}Panglima Besar ([[Permesta]])
| unit = [[KNIL]] (1941–1942)<br />[[Kodam III/Siliwangi|TT III/Siliwangi]] (1946–1948 & 1951–1956)<br />[[Kodam I/Bukit Barisan|TT I/Bukit Barisan]] (1948–1950)<br />[[Kodam XIV/Hasanuddin|TT VII/Wirabuana]] (1950–1951)<br />Permesta (1958–1961)
| commands = TT I/Bukit Barisan (TNI)<br />TT III/Siliwangi (TNI)<br />TT VII/Wirabuana (TNI)<br />Permesta
Baris 35:
| laterwork =
}}
[[KolonelBrigjen]] [[Infanteri|Inf.]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Alexander Evert Kawilarang''' ({{lahirmati|[[Batavia]], kini [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]])|23|2|1920|Jakarta|6|6|2000}}) adalah seorang perwira [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI) masa [[Revolusi Nasional Indonesia]] dan mantan anggota [[KNIL]]. Ia juga adalah pendiri ''Kesko TT'' yang kemudian menjadi [[Kopassus]]. Pada tahun 1958 ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai atase militer di [[Amerika Serikat]] untuk bergabung dengan pemberontakan [[Permesta]] di mana ia harus melawan pasukan Kopassus yang ia bentuk sebelumnya. Keterlibatannya dalam Permesta menghentikan karier militernya dengan [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]], tetapi ia tetap populer dan aktif dalam komunitas angkatan bersenjata sampai masa tuanya.
 
== Kehidupan awal ==
Kawilarang lahir di [[Manado]], [[Hindia Belanda]] pada tanggal 23 Februari 1920, dan menjalani kehidupan awal di Meester Cornelis (sekarang [[Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara]]) pada tanggal 23 Februari 1920.<ref name="Simatupang 1972 p. 126">[[#Simatupang1972|Simatupang (1972)]], p. 126.</ref> Ia lahir dari sebuah keluarga militer. Ayahnya, Alexander Herman Hermanus Kawilarang, adalah seorang mayor [[KNIL]].<ref>[[#Matanasi2011|Matanasi (2011)]], p. 46.</ref> Ibunya adalah Nelly Betsy Mogot.<ref name="Ramadhan KH 1988 p. 13">[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 13.</ref> Kedua orang tuanya berasal dari [[Remboken, Minahasa|Remboken]] di [[Sulawesi Utara]]. Kawilarang adalah seorang [[suku Minahasa]] dari sub-suku Toulour. Dia juga merupakan sepupu dari [[Daan Mogot]], direktur [[Akademi Militer Tangerang]] pertama yang tewas dalam [[Pertempuran Lengkong]] yang berupaya melucuti depot tentara [[Jepang]] pada tahun 1946.<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 65.</ref>
 
Kawilarang mengikuti sistem pendidikan Eropa yang komprehensif. Ia menempuh pendidikan dasarnya di sebuah [[Europeesche Lagere School]] (ELS), mula-mula di [[Candi, Candisari, Semarang|Tjandi]], [[Kota Semarang|Semarang]] dan kemudian di [[Kota Cimahi|Tjimahi]], [[Jawa Barat]].<ref name="Ramadhan KH 1988 p. 13"/> Selesai dari situ, ia melanjutkan ke ''[[Hoogere Burgerschool te Bandoeng]]'' ([[HBS]] [[Bandung]], sekarang ditempati [[SMA Negeri 3 Bandung]] dan [[SMA Negeri 5 Bandung]]), setara dengan [[SMP]]/[[SMA]] yang lamanya 5 tahun.<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 14.</ref>
Baris 46:
Selama [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]], orang-orang [[Manado]], [[Ambon]], dan [[Orang Indo|Indo]] sering ditangkap secara acak karena kedekatan mereka dengan [[Belanda]]. Banyak yang disiksa dengan kejam oleh polisi militer Jepang (''[[Kempeitai]]''). Kawilarang disiksa beberapa kali oleh pasukan [[Jepang]] pada tahun 1943 dan 1944. Dia selamat, tetapi menderita cacat seumur hidup di lengan kanannya dan banyak bekas luka.<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 25.</ref> Pada tahun 1944, ayah Kawilarang diduga tewas ketika ia menjadi seorang tawanan di kapal kargo Jepang ''[[Tragedi Junyo Maru|Junyo Maru]]'' (lihat kartu tahanan ayahnya di situs [https://www.openarch.nl/show.php?archive=ghn&identifier=7ee75cc2-b9a7-4400-b72f-dbc4fa35c808&lang=en Arsip Nasional Belanda]). Kapal itu membawa 3.000 tawanan Manado, Ambon, Indo-Eropa, Belanda, [[Inggris]], [[Australia]], dan [[Amerika Serikat]], dan juga lebih dari 3.500 [[Romusha]] ketika kapal itu ditenggelamkan oleh sebuah kapal selam Inggris bernama HMS Tradewind.<ref name="Simatupang 1972 p. 126"/>
 
Untuk sisa masa perang, Kawilarang bekerja di [[Sumatra]], yang terakhir adalah sebagai kepala pabrik karet di Tanjung Karang (sekarang [[Kota Bandar Lampung|Bandar Lampung]]) di [[SumatraSumatera Selatan]].<ref name="Simatupang 1972 p. 126"/><ref>[[#Anderson1972|Anderson (1972)]], p. 425.</ref>
 
== Revolusi Nasional Indonesia ==
Baris 53:
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 11 Desember 1945 Kawilarang menjadi perwira penghubung dengan pasukan [[Inggris]] di Jakarta dengan pangkat [[mayor]].{{cn}} Pada bulan Oktober 1945, ia ditugaskan sebagai staf Komandemen I [[Jawa Barat]] di [[Purwakarta]].<ref>[[#Anwar2004|Anwar (2004)]], p. 253.</ref> Pada bulan Januari 1946, ia menjadi Kepala Staf Resimen Infanteri Bogor Divisi II Jawa Barat dengan pangkat [[letnan kolonel]].<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 61.</ref> Pada bulan Agustus 1946, ia menjadi komandan Brigade II/Surya Kencana yang meliputi [[Kota Sukabumi|Sukabumi]], [[Kota Bogor|Bogor]], dan [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]. Brigade ini termasuk dalam [[Divisi Siliwangi]] yang baru terbentuk.<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 93.</ref><ref>[[#Gayantari2007|Gayantari (2007)]], p. 30.</ref> Ia memimpin brigade ini selama [[Agresi Militer Belanda I]]. Dia juga sempat memimpin secara singkat Brigade I/Tirtayasa ketika brigade tersebut dipindahkan ke [[Yogyakarta]].<ref name="Simatupang 1972 p. 126"/>
 
Pada pertengahan tahun 1948, Kawilarang termasuk dalam kontingen pemerintah dan pejabat militer ke [[Bukittinggi]] di [[SumatraSumatera Barat]]. Langkah ini untuk mengantisipasi agresi militer Belanda yang kedua dan untuk mempersiapkan pembentukan pemerintah darurat Indonesia di luar Jawa. Pada tanggal 28 November 1948 Kawilarang menjabat sebagai Komandan Sub Teritorium VII/[[Keresidenan Tapanuli|Tapanuli]], [[Sumatra Timur]] bagian selatan. Salah satu tugasnya adalah menghentikan pertikaian antar kelompok tentara di daerah itu.<ref>[[#Abin2016|Abin (2016)]], pp. 149, 150.</ref> Pada tanggal pada 1 Januari 1949 pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]], Kawilarang juga ditunjuk sebagai Wakil Gubernur Militer PDRI untuk wilayah yang sama dengan [[Ferdinand Lumban Tobing]] ditunjuk sebagai Gubernur.<ref>[[#Simatupang1972|Simatupang (1972)]], p. 238.</ref><ref>[[#Suprayitno2011|Suprayitno (2011)]], p. 96.</ref>
 
Pada 28 Desember 1949 ia menjabat sebagai Gubernur Militer wilayah [[Aceh]] dan [[SumatraSumatera Utara]] merangkap Wakil Koordinator Keamanan dengan pangkat [[kolonel]]. Pada 21 Februari 1950, ia mendapatkan kepercayaan tambahan sebagai Panglima [[Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan|Tentara dan Territorium (TT) I/Bukit Barisan]] yang berkedudukan di [[Medan]] untuk mengantisipasi pengakuan Belanda atas kedaulatan Indonesia setelah [[Konferensi Meja Bundar]].<ref>[[#Ramadhan1988|Ramadhan KH (1988)]], p. 176.</ref> Selama kariernya, Kawilarang juga pernah menjadi panglima teritorial di dua komando daerah penting lainnya: Tentara dan Territorium VII/Indonesia Timur (sekarang [[Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin|Kodam XIV/Hasanuddin]]) pada bulan 15 April 1950 dan Tentara dan Territorium III/Siliwangi (sekarang [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Kodam III/Siliwangi]]) pada bulan 10 November 1951.<ref>[[#Indonesia1983|Indonesia (April 1983)]], pp. 114, 118.</ref> Pada tanggal 17 Oktober 1952, Kawilarang bersama-sama dengan sejumlah tokoh militer lainnya (antara lain AH Nasution dan TB Simatupang) terlibat dalam apa yang dikenal sebagai [[Peristiwa 17 Oktober]], yang menentang campur tangan pemerintah dalam urusan militer.{{cn}}
 
== Pasukan Ekspedisi ke Indonesia Timur ==
Baris 136:
| date = 1972
| title = Java in a Time of Revolution: Occupation and Resistance, 1944–1946
| url = https://archive.org/details/javaintimeofrevo0000ande
| trans-title = Jawa pada Masa Revolusi: Pendudukan dan Perlawann, 1944–1946
| language = Inggris
Baris 211 ⟶ 212:
| first = Cornelius
| title = Rebellion Under the Banner of Islam: The Darul Islam in Indonesia
| url = https://archive.org/details/rebellionunderba0000dijk
| trans-title = Pemberontakan di bawah Spanduk Islam: Darul Islam di Indonesia
| publisher = Martinus Nijhoff