Allah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
👍 Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Mengembalikan suntingan oleh Memberontag (bicara) ke revisi terakhir oleh Nyilvoskt Tag: Pengembalian pranala ke halaman disambiguasi |
||
(47 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp-template|small=yes}}{{about|etimologi dan sejarah penggunaan istilah tersebut|konsep ketuhanan di dalam Islam|Allah (Islam)}}
[[Berkas:Allah3.svg|jmpl|ka|kata 'Allah' dalam [[kaligrafi]].]]
'''Allah''' ({{lang-ar|اللّٰه|translit=Allāh}}, {{IPA-ar|
== Etimologi ==
Baris 12:
== Penggunaan sebagai kata khusus ==
=== Arab-pra Islam ===
Variasi dari kata ''Allah'' ditemukan di prasasti pra-Islam pagan dan Kristen.<ref name="Robin304">{{cite book|author=Christian Julien Robin|year=2012|url=https://books.google.com/books?id=GKRybwb17WMC&pg=PA304|title=Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity|publisher=OUP USA|isbn=9780195336931|pages=304–305}}</ref><ref>{{cite book | last = Hitti | first = Philip Khouri | title = History of the Arabs | publisher = Palgrave Macmillan | year = 1970 | pages = 100–101}}</ref> Beberapa teori yang berbeda muncul mengenai peran ''Allah'' dalam kultus politeisme pra-Islam. Beberapa penulis menyebut bahwa orang-orang Arab politeistik menggunakan nama Allah ini sebagai referensi kepada dewa pencipta atau dewa tertinggi dari jajaran mereka.<ref name="EoI">Encyclopaedia of Islam, ''Allah''</ref><ref>Zeki Saritopak, ''Allah'', The Qu'ran: An Encyclopedia, ed. by Oliver Leaman, p. 34</ref> Istilah ini mungkin terdapat dalam Agama asli Mekkah.<ref name="EoI" /><ref name="GodEoQ">Gerhard Böwering, ''God and his Attributes'', Encyclopedia of the Qur'an, ed. by [[Jane Dammen McAuliffe]]</ref> Menurut satu hipotesis, dari peneliti [[Julius Wellhausen]], Allah walaupun disebutkan atau kata yang merujuk nama Tuhan dari Abraham dari tiga agama besar (Yahudi, Kristen, dan Islam) tapi pada saat itu disalah gunakan merujuk dewa tertinggi dari suku sekitar Quraysh. Dimana pada saat itu adalah sebutan yang manahbiskan supeoritas [[Hubal]] (Dewa Bulan, dewa tertinggi [[Quraisy]]) atas dewa-dewa lainnya.<ref name="Robin304"/> Namun, ada juga bukti bahwa Allah dan Hubal adalah dua dewa yang berbeda. Dimana Allah adalah tuhan dari Abraham dari tiga agama besar (Yahudi, Kristen, dan Islam). <ref name="Robin304"/> Menurut hipotesis itu, [[Ka'bah]] pertama kali ditahbiskan kepada dewa tertinggi bernama Allah (Tuhan dari Yahudi, Kristen dan Islam) dan kemudian menjadi tuan rumah dari jajaran suku Quraisy setelah penaklukan mereka atas [[Mekkah]], sekitar satu abad sebelum era Muhammad.<ref name="Robin304"/> Beberapa prasasti tampaknya menunjukkan bahwa Allah sudah lama ada sebelum Yahudi, Kristen dan Islam datang. Dimana itu merujuk Tuhan Abraham. tetapi belum diketahui banyak atau misteri di zaman itu tentang mengapa bisa penggunaan dan pengkultusannya menjadi seperti itu.<ref name="Robin304"/> Beberapa ahli berpendapat bahwa Allah mungkin telah mewakili dewa pencipta dimana superioritasnya melebihi nama-nama dewa-dewa lokal yang lebih khusus.<ref name= Berkey>{{cite book|author=Jonathan Porter Berkey|title=The Formation of Islam: Religion and Society in the Near East, 600-1800|url=https://books.google.com/books?id=mLV6lo4mvj0C&pg=PA42|year=2003|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-521-58813-3|page=42}}</ref><ref name="Peterson2007">{{cite book|author=Daniel C. Peterson|title=Muhammad, Prophet of God|url=https://books.google.com/books?id=9zpbEj0xA_sC&pg=PA21|date=26 February 2007|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|isbn=978-0-8028-0754-0|page=21}}</ref> Ada ketidaksepakatan tentang apakah Allah memainkan peran utama dalam praktik pemujaan agama di Mekkah.<ref name= Berkey/><ref name= Peters107>{{cite book|author=Francis E. Peters|title=Muhammad and the Origins of Islam|url=https://books.google.com/books?id=0OrCo4VyvGkC&pg=PA107|year=1994|publisher=SUNY Press|isbn=978-0-7914-1875-8|page=107}}</ref> Nama ayah Muhammad sendiri adalah ʿAbd-Allāh yang berarti "pelayan Allāh".<ref name="GodEoQ"/> Ini menunjukkan bahwa penyembahan terhadap Allah itu memang ada sebelum Islam muncul atau Muhammad lahir.
=== Kristen ===
Orang Kristen Arab, menggunakan istilah Allāh al-ab (الله الأب) untuk Allah Bapa, Allāh al-ibn (الله الابن) untuk Allah Anak, dan Allāh al-rūḥ al-quds (الله الروح القدس) bagi Allah Roh Kudus di dalam banyak ritual Tradisi Gereja. Contoh tradisi Tanda Salib berdoa, memasuki ruang ibadah, dan juga pembaptisan.<ref>Matius 28:19 TB LAI "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus"</ref> mereka juga menciptakan ''bismillāh'' mereka sendiri di awal abad ke-8 di mana Islam mengadopsi ''bismillāh'' <ref name="Thomas">Thomas E. Burman, ''Religious Polemic and the Intellectual History of the Mozarabs'', [[Brill Publishers|Brill]], 1994, p. 103</ref> berbunyi: "Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." Sedangkan ''Bismillāh'' Trinitias berbunyi: "Dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, Satu Tuhan." Doa Syria, Latin, dan Yunani tidak memiliki kata "Satu Tuhan" di akhir. Penambahan ini dibuat untuk menekankan aspek monoteistik dari keyakinan Trinitarian dan juga untuk membuatnya lebih familiar di kalangan Muslim.<ref name="Thomas" />
Baris 29:
=== Islam ===
{{main|Allah (Islam)}}
Dalam konsep [[Islam]], '''Allah''' ([[bahasa Arab]]:
Islam menitikberatkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Tunggal dan Maha Kuasa (''[[tauhid]]'').<ref>John L. Esposito, ''Islam: The Straight Path'', Oxford University Press, 1998, Hal.88</ref> Dia itu ''wahid'' dan Esa (''ahad''), Maha Pengasih dan Maha Kuasa.<ref name="Britannica"/> “Sesungguhnya aku Allah, tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali aku. Maka sembahlah aku dan dirikan shalat untuk mengingatku”. (Q.S Thoha 14). Menurut [[Al-Qur'an|Al-Quran]] terdapat [[99 Nama Allah]] (''[[Asmaulhusna|asma'ul husna]]'' artinya: "nama-nama yang paling baik") yang mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda.<ref name="EncMMENA"/><ref name="Bentley, David 1999">Bentley, David (1999). ''The 99 Beautiful Names for God for All the People of the Book''. William Carey Library. [[International Standard Book Number|ISBN]] [[Istimewa:Sumber buku/0-87808-299-9|0-87808-299-9]].</ref> Semua nama tersebut mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas.<ref>Annemarie Schimmel,''The Tao of Islam: A Sourcebook on Gender Relationships in Islamic'', SUNY Press, Hal.206</ref> Di antara 99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Pengasih" (''ar-rahman'') dan "Maha Penyayang" (''ar-rahim'').<ref name="EncMMENA"/><ref name="Bentley, David 1999"/>
Baris 40:
=== Arab ===
Kata "Allah" sudah digunakan [[bangsa Arab]] semenjak [[Arabia pra-Islam|zaman pra-Islam]].<ref name="Robin304" /> Umat berbagai [[agama samawi]] yang menuturkan [[bahasa Arab]] sama-sama menggunakan kata "Allah" sebagai sebutan bagi
=== Indonesia dan Malaysia ===
[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"|pra=Berkas:Vocabularium,_ofte_Woordenboek,_in_'t_Duytsch_en_Maleys_(IA_vocabulariumoft00dancgoog).djvu%3Fpage=78]]{{Utama|Allah (Kekristenan)}}
[[Umat Kristen]] di [[Indonesia]] dan [[Malaysia]] menggunakan kata "''Allah''" sebagai terjemahan kata [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] ''Elohim'' (אֱלֹהִים, ''elohím'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Lama]] serta kata [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] ''Theos'' (θεός, ''theós'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Baru]] pada Alkitab-Alkitab terjemahan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Malaysia|bahasa Malaysia]] (keduanya merupakan bentuk baku dari [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa resmi]] di negara terkait), terutama dalam [[Alkitab Terjemahan Baru]] yang dipakai oleh Gereja-Gereja [[denominasi Kristen]] arus utama (termasuk [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]]) di Indonesia. Pelafalannya juga menggunakan pelafalan {{IPA|[
Perlu dicatat bahwa kata "''Tuhan''" sendiri digunakan sebagai terjemahan untuk kata Ibrani ''Adonai'' (אֲדֹנָי, ''ăḏônāy'') dan kata-kata serupa di Perjanjian Lama serta kata Yunani ''Kirios'' (κῡ́ρῐος, ''kū́rios'') dan kata-kata serupa di Perjanjian Baru; sedangkan kata "''T<small>UHAN</small>''" untuk menerjemahkan nama [[Yahweh]] (
Sejarah penggunaan kata "Allah" di tengah kalangan [[Kekristenan di Indonesia|umat Kristen Indonesia]] dapat ditelusuri jauh pada waktu masuknya Kekristenan di Nusantara, terutama pada penggunaan kata tersebut oleh [[Fransiskus Xaverius]] saat menerjemahkan nas-nas Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-16.<ref>The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society Sneddon, James M.; University of New South Wales Press; 2004</ref><ref>The History of Christianity in India from the Commencement of the Christian Era: Hough, James; Adamant Media Corporation; 2001</ref> Di dalam kamus bahasa Belanda–Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens pada tahun 1650, kata "Allah" dicantumkan sebagai padanan kata Belanda ''Godt''.<ref>{{cite book|last1=Wiltens|first1=Caspar|last2=Heurnius|first2=Justus|year=1650|url=https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&q=allah|title=Justus Heurnius, Albert Ruyl, Caspar Wiltens. "Vocabularium ofte Woordenboeck nae ordre van den alphabeth, in 't Duytsch en Maleys". 1650:65|access-date=14 Januari 2014|archive-url=https://web.archive.org/web/20131022172808/https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&v=onepage&q=allah&f=false|archive-date=22 Oktober 2013}}</ref>
[[Albert Cornelius Ruyl]], seorang pedagang Belanda yang juga ikut menyusun kamus [[bahasa Belanda]]–[[Bahasa Melayu|Melayu]] tersebut, menerjemahkan Alkitab ke [[Bahasa Melayu]] pada tahun 1962.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Matius Terjemahan Ruyl|url=https://sejarah.co/artikel/sejarah_penerjemahan_alkitab_bahasa_melayu_indonesia_ruyl.htm|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Di dalam terjemahannya ini sudah memuat nama Allah.<ref>{{Cite book|last=Herlianto|first=|date=2001|title=Siapakah yang bernama Allah itu?|location=|publisher=BPK Gunung Mulia|isbn=|pages=101|url-status=live}}</ref> Saat itu, bahasa yang dipakai adalah Bahasa Melayu, sebagai [[Basantara|bahasa perantara]] (''lingua franca'') bukan hanya di Kepulauan [[Nusantara]], melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia Tenggara sejak abad ke-7.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Sekilas Tentang Sejarah Bahasa Indonesia|url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|website=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Budaya|archive-url=https://web.archive.org/web/20200523172516/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/627/Sekilas|archive-date=2020-05-23|dead-url=yes|access-date=25 Mei 2020}}</ref> Kata "Tuhan" belumlah digunakan. Buku pertama yang memberi keterangan tentang hubungan kata tuan dan Tuhan adalah ''Ensiklopedi Populer Gereja'' oleh Adolf Heuken SJ pada tahun 1976. Menurut buku tersebut, arti kata Tuhan ada hubungannya dengan kata Melayu ''tuan'' yang berarti atasan/penguasa/pemilik.<ref>Heuken, Adolf (1976), ''Ensiklopedi Populer Gereja''</ref> Jadi yang terjadi pada umat Kristen di Nusantara dulu seperti yang terjadi pada umat Kristen di Arab, mereka hanya mengenal kata Allah sebagai pengganti kata Yunani "''Theos''".
Baris 65:
# Meminta menegur keras gereja-gereja yang masih memakai nama Allah;
# Meminta menegur para rohaniawan Kristen yang masih menggunakan nama Allah juga.
# dan LAI mengambil istilah bahasa arab yang lainnya (contoh: rosul, al kitab, nabi, dan lainnya).
Pihak LAI sempat dituntut ke [[pengadilan]],<ref>{{Cite news|last=|first=|date=16 April 2008|title=Tabloid Reformata Edisi 81 April Minggu II 2008|url=https://books.google.co.id/books?id=Cw6YBwAAQBAJ&pg=PA14&lpg=PA14&dq=LAI+dimejahijaukan&source=bl&ots=5JdiUHyPRd&sig=ACfU3U0xwFWFTxeWNgXSKBoBhZvhEJ9frA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwilnbDbrc7pAhUGU30KHeDrD5MQ6AEwAHoECAoQAQ#v=onepage&q=LAI%20dimejahijaukan&f=false|work=|access-date=25 Mei 2020}}</ref> tetapi tuntutannya dibatalkan oleh hakim. Banyak gereja yang mengambil posisi untuk membela LAI. Perdebatan nama Allah ini, meskipun telah surut, masih terjadi baik di forum terbuka maupun melalui jaringan online sampai saat ini. Pengikut Gerakan Nama Suci pada tahun 2007 menerbitkan Alkitab "Indonesian Literal Translation" dan sampai sekarang sudah tersebar di banyak kalangan Kristen yang tidak lagi menyebut nama Allah dalam pengajaran dan peribadatan mereka.<ref>{{Cite web|last=|first=|date=|title=Indonesian Literal Translation|url=https://sejarah.co/sejarah/ver_indonesian_literal_translation.htm|website=Sejarah Alkitab Indonesia|access-date=25 Mei 2020}}</ref>
|