Allah (Kristen): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Tidak semua Kristen meyakini definisi Allah ini, sehingga saya menambahi kata "sebagian
 
(16 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect|Tuhan dalam Kekristenan||Tuhan}}
{{Christianity|expanded=teologi}}
{{for multi|penggunaan istilah "Allah" secara umum|Allah|penggunaan dalam sudut pandang Islam|Allah (Islam)}}
{{Tuhan}}{{Christianity|expanded=teologi}}
[[Berkas:Rublev Troitsa.jpg|jmpl|''Troitsa'', [[ikon]] [[Tritunggal|Tritunggal Mahakudus]] karya [[Andrei Rublev]], sekitar tahun 1400]]
'''Allah''' menurut sebagian [[Kekristenan]] adalah [[Ontologi|Wujud]] Mulia Raya Mahakekal yang [[Penciptaan menurut Kitab Kejadian|mencipta]] dan [[providensi ilahi|memelihara]] segala sesuatu.<ref name="Theokritoff 2010">{{cite book |author-last=Theokritoff |author-first=Elizabeth |year=2010 |origyear=2008 |chapter=Part I: Doctrine and Tradition – Creator and creation |chapter-url=https://books.google.com/books?id=jP2vivMSezMC&pg=PA63 |editor1-last=Cunningham |editor1-first=Mary B. |editor2-last=Theokritoff |editor2-first=Elizabeth |title=The Cambridge Companion to Orthodox Christian Theology |location=[[Cambridge]] dan Kota New York |publisher=[[Cambridge University Press]] |pages=63–77 |doi=10.1017/CCOL9780521864848.005 |isbn=9781139001977}}</ref><ref name="Young 2008">{{cite book |author-last=Young |author-first=Frances M. |author-link=Frances Young |year=2008 |chapter=Part V: The Shaping of Christian Theology – Monotheism and Christology |chapter-url=https://books.google.com/books?id=6UTfmw_zStsC&pg=PA452 |editor1-last=Mitchell |editor1-first=Margaret M. |editor1-link=Margaret M. Mitchell |editor2-last=Young |editor2-first=Frances M. |title=The Cambridge History of Christianity, Jilid 1: Origins to Constantine |location=[[Cambridge]] dan Kota New York |publisher=[[Cambridge University Press]] |pages=452–469 |doi=10.1017/CHOL9780521812399.027 |isbn=9781139054836}}</ref><ref name="Cross-Livingstone 2005">{{cite book |editor1-last=Cross |editor1-first=F. L. |editor1-link=F. L. Cross |editor2-last=Livingstone |editor2-first=E. A. |editor2-link=Elizabeth Livingstone |year=2005 |chapter=Doctrine of the Trinity |chapter-url=https://books.google.com/books?id=fUqcAQAAQBAJ&pg=PA1652 |title=The Oxford Dictionary of the Christian Church |location=[[Oxford]] dan Kota New York |publisher=[[Oxford University Press]] |edition=3, edisi revisi |doi=10.1093/acref/9780192802903.001.0001 |pages=1652–1653 |isbn=978-0-19-280290-3}}</ref><ref name="Schnelle 2005">{{cite book |author-last=Schnelle |author-first=Udo |author-link=Udo Schnelle |year=2005 |origyear=2003 |chapter=Part II: The Basic Structures of Pauline Thought – Theology: God as the Father of Jesus Christ |chapter-url=https://books.google.com/books?id=dh4MKI1QhCEC&pg=PA395 |title=Apostle Paul: His Life and Theology |location=[[Ada, Michigan]] |publisher=[[Baker Academic]] |edition=1 |pages=395–400 |isbn=9781441242006 |lccn=2005025534}}</ref> [[Umat Kristen]] percaya bahwa Allah itu [[transenden]] (sepenuhnya lepas dan terpisah dari jagat bendawi) sekaligus [[imanen]] (melibatkan diri di dalam jagat bendawi).<ref name=Leith55>''Basic Christian Doctrine'', John H. Leith (1 Januari 1992) {{ISBN|0664251927}} hlmn. 55-56</ref><ref name=Millard87 >''Introducing Christian Doctrine'' (edisi ke-2), Millard J. Erickson (1 April 2001) {{ISBN|0801022509}} hlmn. 87-88</ref> Ajaran-ajaran Kristen tentang imanensi Allah, keterlibatan Allah, dan cinta kasih Allah kepada umat manusia memungkiri keyakinan akan [[Panteisme|kesehakikatan Allah]] dengan jagat ciptaan-Nya,<ref name="Berkhof, L. 1963, hlm.61">Berkhof, L. ''Systematic Theology'', Penerbit Banner of Truth:1963, hlm.61</ref> tetapi meyakini bahwa hakikat keilahian Allah [[persatuan hipostatik|manunggal]] dengan kodrat kemanusiaan di dalam pribadi [[pandangan Kristen tentang Yesus|Yesus Kristus]] melalui peristiwa yang disebut "[[inkarnasi (Kekristenan)|inkarnasi]]".
 
Fikrah [[Gereja perdana|Kristen purba]] tentang Allah terjabarkan di dalam [[surat-surat Paulus]] maupun di dalam [[kredo|syahadat-syahadat Kristen]],<ref name="Schnelle 2005"/><ref name="Kelly 2006">{{cite book |author-last=Kelly |author-first=J. N. D. |author-link=John Norman Davidson Kelly |year=2006 |origyear=1950 |chapter=Part II: Creeds and Baptism |chapter-url=https://books.google.com/books?id=Titk-TEYqD4C&pg=PA30 |title=Early Christian Creeds |location=London dan Kota New York |publisher=[[Continuum International Publishing Group|Continuum International]] |edition=3 |pages=30–61 |doi=10.4324/9781315836720 |isbn=9781315836720 |s2cid=161264947}}</ref><ref name="BWell424">{{cite encyclopedia |author-last=Fotopoulos |author-first=John |year=2010 |title=Chapter 23: 1 Corinthians |editor-last=Aune |editor-first=David E. |editor-link=David Edward Aune |encyclopedia=The Blackwell Companion to the New Testament |location=[[Chichester, Sussex Barat]] |publisher=[[Wiley-Blackwell]] |pages=413–433 |doi=10.1002/9781444318937.ch23 |isbn=9781444318937}}</ref> yang menandaskan [[Monoteisme|kemahaesaan Allah]] serta [[kristologi|keilahian Yesus]].{{efn|Salah satu contohnya adalah [[1 Korintus]] 8:5-6({{Alkitab|1 Korintus 8:5-6}})<ref name="Alkitab|1 Korintus 8:5-6">{{Alkitab|1 Korintus 8:5-6}}</ref> "Sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di surga, maupun di bumi, dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian, namun bagi kita hanya ada [[Allah Bapa|satu Allah saja, yaitu Bapa]], yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu, dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan, dan yang karena Dia kita hidup.}}<ref name="Young 2008"/><ref name="Bernard 2019">{{cite book |last=Bernard |first=David K. |author-link=David K. Bernard |year=2019 |origyear=2016 |chapter=Monotheism in Paul's Rhetorical World |chapter-url=https://books.google.com/books?id=0AD1DwAAQBAJ&pg=PA53 |title=The Glory of God in the Face of Jesus Christ: Deification of Jesus in Early Christian Discourse |location=[[Leiden]] dan [[Boston]] |publisher=[[Brill Publishers]] |series=Journal of Pentecostal Theology: Supplement Series |volume=45 |pages=53–82 |isbn=978-90-04-39721-7 |issn=0966-7393}}</ref><ref name="Hurtado 2015">{{cite book |last=Hurtado |first=Larry W. |author-link=Larry Hurtado |year=2015 |origyear=1988 |chapter=Introduction: Early Christology and Chronology – Bab 5: The Early Christian Mutation |chapter-url=https://books.google.com/books?id=dS41CgAAQBAJ&pg=PA1 |title=One God, One Lord: Early Christian Devotion and Ancient Jewish Monotheism |location=London dan Kota New York |publisher=[[T&T Clark]] |edition=3 |pages=1–16, 97–130 |isbn=9780567657718}}</ref><ref name="Hurtado 2005">{{cite book |last=Hurtado |first=Larry W. |year=2005 |chapter=How on Earth Did Jesus Become a God? Approaches to Jesus-Devotion in Earliest Christianity |chapter-url=https://books.google.com/books?id=Xi5xIxgnNgcC&pg=PA13 |title=How on Earth Did Jesus Become a God? Historical Questions about Earliest Devotion to Jesus |location=[[Grand Rapids, Michigan]] dan [[Cambridge]], Inggris |publisher=[[Wm. B. Eerdmans]] |pages=13–55 |isbn=978-0-8028-2861-3}}</ref>
Baris 10 ⟶ 12:
Artikel ini mengutamakan pembahasan tentang Allah dari sudut pandang [[Syahadat Nikea|Kekristenan versi Konsili Nikea]]. Meskipun tidak memuat doktrin resmi mengenai [[Tritunggal]] seperti Syahadat Nikea, [[Perjanjian Baru|Kitab Suci Perjanjian Baru]] "berulang kali berbicara tentang Bapa, [[Allah Anak|Putra]], dan [[Roh Kudus]]... dengan cara yang mengarahkan orang menuju pemahaman tentang Allah yang [[Tritunggal]]." Tritunggal bukanlah [[triteisme]], karena tidak menyiratkan keberadaan tiga ilah terpisah.<ref name=Stagg>Stagg, Frank. ''New Testament Theology''. Broadman Press, 1962. {{ISBN|0-8054-1613-7}}</ref> Sekitar tahun 200, [[Tertulianus]] merumuskan salah satu versi doktrin Tritunggal yang meneguhkan keilahian Yesus secara gamblang dan nyaris separipurna doktrin Tritunggal definitif yang dirumuskan [[Konsili Konstantinopel I|Konsili Ekumene tahun 381]].<ref name=Prestige29>Prestige G.L. ''Fathers and Heretics'' SPCK:1963, hlm. 29</ref><ref name=Kelly280>Kelly, J.N.D. ''Early Christian Doctrines'' A & C Black:1965, hlm. 280</ref> Secara ringkas, boleh dikata doktrin Tritunggal adalah ajaran bahwa "Allah Yang Mahaesa itu wujud di dalam Tiga Pribadi Yang Sehakikat, yakni Pribadi Allah Bapa, Pribadi Allah Putra, dan Pribadi Allah Roh Kudus."<ref name=Behr/><ref name=Fair48 /> Para penganut doktrin Tritunggal, yang merupakan golongan mayoritas di dalam Kekristenan, menjunjung tinggi doktrin ini sebagai inti sari iman mereka,<ref name=mercer935/><ref name=Kelly115/> sementara denominasi-denominasi yang [[Anti-Tritunggal|memungkiri doktrin Tritunggal]] memaknai Bapa, Putra, dan Roh Kudus dengan berbagai macam cara.<ref name=Mac117/>
 
== PenggunaanPengantar: kataistilah "Allah" ==
{{Further|Allah#Penggunaan sebagai kata serapan}}
[[Berkas:Vocabularium, ofte Woordenboek, in 't Duytsch en Maleys (IA vocabulariumoft00dancgoog).djvu|page=78|thumb|Kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl|A.C. Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens (terbit tahun 1650) mencantumkan kata "Allah" sebagai padanan kata [[bahasa Belanda|Belanda]] "''Godt''"]]
[[Umat Kristen]] di [[Indonesia]] dan [[Malaysia]] menggunakan kata "''Allah''" sebagai terjemahan kata [[Bahasa Ibrani Alkitabiah|bahasa Ibrani]] ''Elohim'' (אֱלֹהִים, ''elohím'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Lama]] serta kata [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] ''Theos'' (θεός, ''theós'') dan kata-kata serupa di [[Perjanjian Baru]] pada Alkitab-Alkitab terjemahan [[bahasa Indonesia]] dan [[Bahasa Melayu Malaysia|bahasa Malaysia]] (keduanya merupakan bentuk baku dari [[bahasa Melayu]] dan [[bahasa resmi]] di negara terkait), terutama dalam [[Alkitab Terjemahan Baru]] yang dipakai oleh Gereja-Gereja [[denominasi Kristen]] arus utama (termasuk [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]]) di Indonesia. Pelafalannya juga menggunakan pelafalan {{IPA|[ˈʔalah]}} (seperti mengucapkan "alah") alih-alih pelafalan {{IPA|[ʔɑɫːɑːh]}}.
Kata "[[Allah]]" sudah digunakan [[bangsa Arab]] semenjak [[Arabia pra-Islam|zaman pra-Islam]].<ref name="Robin304">{{cite book|author=Christian Julien Robin|title=Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity|url=https://books.google.com/books?id=GKRybwb17WMC&pg=PA304|year=2012|publisher=OUP USA|pages=304–305|isbn=9780195336931}}</ref> Umat berbagai [[agama Abrahamik|agama ibrahimi]] yang memakao [[bahasa Arab]] yang sama-sama menggunakan[[bahasa Arab|nama]] "Allah" sebagai proper name bagi sesembahan umat beragama pra Islam.<ref name="Columbia"/> Hanya umat kristiani di Indonesia dan Malaysia saja yang menggunakan nama "Allah" sebagai sebutan umum (titel) bukan sebagai proper name, seperti contohnya terjemahan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) yang menamai berhala-berhala atau tuhan lain sebagai: ''para allah, allah asing, allah lain, allahku dan allahmu dll.'' Yang tentu saja terjemahan dengan memakai nama Allah ini tidak tepat dan menyalahi kaidah bahasa. Sementara umat kristiani di Arab dan Yahudi di Arab menggunakan nama Allah sebagai pengganti dari nama YHWH, bukan sebagai sinonim dari el atau elohim. El/elohim sinonimnya lebih tepat diterjemahkan menjadi ilah atau rabb. Begitu juga dengan tuhan atau berhala lain lebih tepat diterjemahkan menjadi ilah lain atau rabb lain daripada ''allah lain.''
 
MeskipunPenggunaan kata "[[Allah]]" dapat ditelusuri keberadaannya sejak penggunaannya pada [[Arabia pra-Islam|zaman pra-Islam]] oleh [[bangsa Arab]].<ref name="Robin304">{{cite book|author=Christian Julien Robin|title=Arabia and Ethiopia. In The Oxford Handbook of Late Antiquity|url=https://books.google.com/books?id=GKRybwb17WMC&pg=PA304|year=2012|publisher=OUP USA|pages=304–305|isbn=9780195336931}}</ref> Umat berbagai [[agama samawi]] yang menuturkan [[bahasa Arab]] sama-sama menggunakan kata "Allah" sebagai sebutan bagi Sang Sembahan menurut keyakinan masing-masing.<ref name="Columbia" /> Kata "Allah" secara khusus digunakan [[umat Islam]] (Arab maupun non-Arab) dan [[umat Kristen Arab]],<ref>{{cite dictionary |url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |title=Allah |author=Merriam-Webster |dictionary=Merriam-Webster |access-date=25 Februari 2012|archive-url=https://web.archive.org/web/20140420121231/http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |archive-date=20 April 2014 }}</ref> nama "Allah"tetapi juga digunakan oleh umat [[orang Shabiin|Sabi'ah]], umat [[Babisme|Babiyah]], umat [[Baháʼí|Baha'i]], [[Sefardim|umat Yahudi Sefardi]], [[Kekristenan di Malta|umat Kristen Malta]], dan [[Kekristenan di Indonesia|umat Kristen Indonesia]].<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref><ref name="Britannica"> "Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref><ref name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref><ref>Willis Barnstone, Marvin Meyer ''The Gnostic Bible: Revised and Expanded Edition'' Penerbit Shambhala 2009 {{ISBN|978-0-834-82414-0}} halaman 531</ref> Penggunaan nama "Allah" oleh umat Kristen dan [[Sikh|umat Sikh]] di [[Malaysia Barat|Semenanjung Malaka]] telah menyulut kontroversi hukum dan politik.<ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=10620032 Sikhs target of 'Allah' attack], Julia Zappei, 14 Januari 2010, ''The New Zealand Herald''. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014.</ref><ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=11139915 Malaysia court rules non-Muslims can't use 'Allah'], 14 Oktober 2013, ''The New Zealand Herald''. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014.</ref><ref>[https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102 Malaysia's Islamic authorities seize Bibles as Allah row deepens], Niluksi Koswanage, 2 Januari 2014, Reuters. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014. [https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102]</ref><ref name="10-point" />
Umat Kristen Arab sekarang ini bahkan tidak memiliki sebutan selain "Allah",<ref name="Cambridge">{{cite book |author1=Lewis, Bernard |author2=Holt, P. M. |author3=Holt, Peter R. |author4=Lambton, Ann Katherine Swynford |title=The Cambridge history of Islam |publisher=University Press |location=Cambridge, Eng |year=1977 |page=32 |isbn=978-0-521-29135-4 }}</ref> sama seperti [[bangsa Asyur|umat Kristen Asyur]] yang hanya mengenal kata "''Alaha''" (ܐܠܗܐ) untuk menyebut Sang Sembahan. Sebagai contoh, umat Kristen Arab memakai istilah ''Allahul Ab'' (الله الأب) untuk [[Allah Bapa]], ''Allahul Ibin'' (الله الابن) untuk [[Allah Anak|Allah Putra]], dan ''Allahur Ruhul Quds'' (الله الروح القدس) untuk [[Roh Kudus|Allah Roh Kudus]].
{{cite web|urlauthor=Idris Jala|author-link=Idris Jala|date=24 Februari 2014|title=The 'Allah'/Bible issue, 10-point solution is key to managing the polarity|url=http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2014/02/24/My-take-on-the-Allah-issue-10point-solution-is-key-to-managing-the-polarity/|work=The Star|access-date=25 Juni 2014}}
</ref>
 
UmatSejarah Kristen di Malaysia dan Indonesia menggunakanpenggunaan kata "Allah" sebagaidi penggantitengah katakalangan Ibrani "''[[Elohim]]''" bukan sebagai sinonim el/elohimKekristenan di dalamIndonesia|umat terjemahan-terjemahan Alkitab ke dalam [[bahasa Malaysia]] dan [[bahasaKristen Indonesia]] (duadapat ragamditelusuri bakujauh [[bahasapada Melayu]])waktu yangmasuknya dipakaiKekristenan denominasi-denominasidi KristenNusantara, arusterutama utama.<ref>Contoh:pada [http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=22&verse=32&search=allah&scope=all&exact=off Pemakaianpenggunaan kata "Allah" pada nas Matius 22:32 dalam berbagai versi Alkitab bahasa Indonesia sejak tahun 1733] {{webarchive |url= https://web.archive.org/web/20131019125828/http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=22&verse=32&search=allah&scope=all&exact=off |date= 19 Oktober 2013 }}</ref> nama "Allah" sudahtersebut dipakaioleh [[Fransiskus Xaverius]] saat menerjemahkan nas-nas Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-16.<ref>The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society Sneddon, James M.; University of New South Wales Press; 2004</ref><ref>The History of Christianity in India from the Commencement of the Christian Era: Hough, James; Adamant Media Corporation; 2001</ref> Di dalam kamus Belanda-Melayubahasa Belanda–Melayu pertama yang disusun [[Albert Cornelius Ruyl]], Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens pada tahun 1650, kata "Allah" dicantumkan sebagai padanan kata Belanda "''[[God|Godt]]''".<ref>{{cite book|last1=Wiltens|first1=Caspar|last2=Heurnius|first2=Justus|year=1650|url= https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&q=allah |title= Justus Heurnius, Albert Ruyl, Caspar Wiltens. "Vocabularium ofte Woordenboeck nae ordre van den alphabeth, in 't Duytsch en Maleys". 1650:65 |access-date= 14 Januari 2014|archive-url= https://web.archive.org/web/20131022172808/https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&v=onepage&q=allah&f=false|archive-date= 22 Oktober 2013|year= 1650 |last1= Wiltens |first1= Caspar |last2= Heurnius |first2= Justus }}</ref>
Meskipun secara khusus digunakan [[umat Islam]] (Arab maupun non-Arab) dan [[umat Kristen Arab]],<ref>{{cite dictionary |url=http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |title=Allah |author=Merriam-Webster |dictionary=Merriam-Webster |access-date=25 Februari 2012|archive-url=https://web.archive.org/web/20140420121231/http://www.merriam-webster.com/dictionary/allah |archive-date=20 April 2014 }}</ref> nama "Allah" juga digunakan umat [[orang Shabiin|Sabi'ah]], umat [[Babisme|Babiyah]], umat [[Baháʼí|Baha'i]], [[Sefardim|umat Yahudi Sefardi]], [[Kekristenan di Malta|umat Kristen Malta]], dan [[Kekristenan di Indonesia|umat Kristen Indonesia]].<ref name="Columbia">[[Columbia Encyclopedia]], ''Allah''</ref><ref name="Britannica"> "Allah." [[Encyclopædia Britannica]]. 2007. Encyclopædia Britannica</ref><ref name="EncMMENA">Encyclopedia of the Modern Middle East and North Africa, ''Allah''</ref><ref>Willis Barnstone, Marvin Meyer ''The Gnostic Bible: Revised and Expanded Edition'' Penerbit Shambhala 2009 {{ISBN|978-0-834-82414-0}} halaman 531</ref> Penggunaan nama "Allah" oleh umat Kristen dan [[Sikh|umat Sikh]] di [[Malaysia Barat|Semenanjung Malaka]] telah menyulut kontroversi hukum dan politik.<ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=10620032 Sikhs target of 'Allah' attack], Julia Zappei, 14 Januari 2010, ''The New Zealand Herald''. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014.</ref><ref>[http://www.nzherald.co.nz/world/news/article.cfm?c_id=2&objectid=11139915 Malaysia court rules non-Muslims can't use 'Allah'], 14 Oktober 2013, ''The New Zealand Herald''. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014.</ref><ref>[https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102 Malaysia's Islamic authorities seize Bibles as Allah row deepens], Niluksi Koswanage, 2 Januari 2014, Reuters. Diakses daring tanggal 15 Januari 2014. [https://www.reuters.com/article/us-malaysia-religion-idUSBREA010C120140102]</ref><ref name="10-point" />
 
Umat Kristen di Malaysia dan Indonesia menggunakan kata "Allah" sebagai pengganti kata Ibrani "''[[Elohim]]''" bukan sebagai sinonim el/elohim di dalam terjemahan-terjemahan Alkitab ke dalam [[bahasa Malaysia]] dan [[bahasa Indonesia]] (dua ragam baku [[bahasa Melayu]]) yang dipakai denominasi-denominasi Kristen arus utama.<ref>Contoh: [http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=22&verse=32&search=allah&scope=all&exact=off Pemakaian kata "Allah" pada nas Matius 22:32 dalam berbagai versi Alkitab bahasa Indonesia sejak tahun 1733] {{webarchive |url= https://web.archive.org/web/20131019125828/http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Mat&chapter=22&verse=32&search=allah&scope=all&exact=off |date= 19 Oktober 2013 }}</ref> nama "Allah" sudah dipakai [[Fransiskus Xaverius]] saat menerjemahkan nas-nas Alkitab ke dalam bahasa Melayu pada abad ke-16.<ref>The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society Sneddon, James M.; University of New South Wales Press; 2004</ref><ref>The History of Christianity in India from the Commencement of the Christian Era: Hough, James; Adamant Media Corporation; 2001</ref> Di dalam kamus Belanda-Melayu pertama yang disusun Albert Cornelius Ruyl, Justus Heurnius, dan Caspar Wiltens pada tahun 1650, kata "Allah" dicantumkan sebagai padanan kata Belanda "''[[God|Godt]]''".<ref>{{cite book|url= https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&q=allah |title= Justus Heurnius, Albert Ruyl, Caspar Wiltens. "Vocabularium ofte Woordenboeck nae ordre van den alphabeth, in 't Duytsch en Maleys". 1650:65 |access-date= 14 Januari 2014|archive-url= https://web.archive.org/web/20131022172808/https://books.google.com/books?id=3GcTAAAAQAAJ&v=onepage&q=allah&f=false|archive-date= 22 Oktober 2013|year= 1650 |last1= Wiltens |first1= Caspar |last2= Heurnius |first2= Justus }}</ref>
 
Pada tahun 2007, [[Pemerintah Malaysia]] melarang pemakaian kata "Allah" di luar konteks Islam. Larangan ini dibatalkan [[Mahkamah Tinggi Malaysia|Mahkamah Agung Malaysia]] pada tahun 2009 karena dinilai tidak konstitusional. Meskipun sudah lebih dari empat abad umat Kristen Malaysia menggunakan kata "Allah" untuk menyebut Sang Sembahan dalam bahasa Melayu, kontroversi baru muncul sesudah kata "Allah" dipakai di dalam [[The Herald (surat kabar mingguan Katolik Malaysia)|''The Herald'']], surat kabar Katolik Malaysia. Pemerintah mengajukan banding, dan Mahkamah Agung menangguhkan implementasi pembatalan tahun 2009 sampai sidang gelar perkara dilaksanakan. Pada bulan Oktober 2013, Mahkamah Agung mengesahkan larangan pemerintah tahun 2007.<ref>{{cite news |title= No more 'Allah' for Christians, Malaysian court says |first= Simon |last= Roughneen |url= http://www.csmonitor.com/World/Asia-Pacific/2013/1014/No-more-Allah-for-Christians-Malaysian-court-says |newspaper= [[The Christian Science Monitor]] |date= 14 Oktober 2013 |access-date= 14 Oktober 2013}}</ref> Pada awal tahun 2014, Pemerintah Malaysia menyita lebih dari 300 Alkitab yang menggunakan kata "Allah" sebagai sebutan bagi Sembahan Kristen di Semenanjung Malaka.<ref>{{cite web|url= https://www.bbc.co.uk/news/world-asia-25578348|title= BBC News - More than 300 Bibles are confiscated in Malaysia|publisher= BBC|date= 2 Januari 2014|access-date= 14 Januari 2014|archive-url= https://web.archive.org/web/20140125052310/http://www.bbc.co.uk/news/world-asia-25578348|archive-date= 25 Januari 2014|url-status= live}}</ref> Kebijakan ini tidak berlaku di Negara Bagian [[Sabah]] dan Negara Bagian [[Sarawak]],<ref name="settle">{{cite news|url= http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=87900|title= Catholic priest should respect court: Mahathir|newspaper= [[Daily Express (Sabah)|Daily Express]]|date= 9 Januari 2014|access-date= 10 Januari 2014|archive-url= https://web.archive.org/web/20140110085352/http://www.dailyexpress.com.my/news.cfm?NewsID=87900|archive-date= 10 Januari 2014|url-status= live}}</ref><ref>{{cite news|url= http://www.theborneopost.com/2014/03/29/worship-without-hindrance/|title= Worship without hindrance|author1= Jane Moh |author2= Peter Sibon |newspaper= [[The Borneo Post]]|date= 29 Maret 2014|access-date= 29 Maret 2014|archive-url= https://web.archive.org/web/20140329094134/http://www.theborneopost.com/2014/03/29/worship-without-hindrance/|archive-date= 29 Maret 2014|url-status= live}}</ref> baik karena kata "Allah" sudah lama dipakai umat Kristen di kedua negara bagian tersebut, maupun karena Alkitab yang menggunakan kata "Allah" sudah bertahun-tahun beredar bebas tanpa pembatasan di Malaysia Timur.<ref name="settle"/> Menanggapi kritik-kritik yang disuarakan sejumlah media massa, Pemerintah Malaysia mengeluarkan "10 butir solusi" demi mencegah timbulnya informasi yang simpang-siur dan menyesatkan.<ref>{{cite web|url= http://aliran.com/web-specials/bahasa-malaysia-bibles-10-point-solution/|title= Bahasa Malaysia Bibles: The Cabinet's 10-point solution|date= 25 Januari 2014}}</ref><ref>{{cite news|url= http://www.thestar.com.my/News/Nation/2014/01/24/Najib-Kalimah-Allah/|title= Najib: 10-point resolution on Allah issue subject to Federal, state laws|newspaper= [[The Star (Malaysia)|The Star]]|date= 24 Januari 2014|access-date= 25 Juni 2014}}</ref> Sepuluh butir solusi tersebut sejalan dengan semangat [[Perjanjian 18 Perkara Sarawak]] dan [[Perjanjian 20 hal|Perjanjian 20 Perkara Sabah]].<ref name="10-point">
{{cite web
|url= http://www.thestar.com.my/Business/Business-News/2014/02/24/My-take-on-the-Allah-issue-10point-solution-is-key-to-managing-the-polarity/
|title= The 'Allah'/Bible issue, 10-point solution is key to managing the polarity
|author= Idris Jala|work= The Star
|date= 24 Februari 2014|access-date= 25 Juni 2014
|author-link= Idris Jala
}}
</ref>
 
== Latar belakang ==
{{Further|Allah menurut agama-agama ibrahimi}}
 
Sama seperti umat [[Yahudi]] dan [[Islam]], umat Kristen mengaitkan diri dengan [[Abraham]], bapa leluhur yang kepadanya Allah [[wahyu|menyatakan diri]]. Abraham diyakini sebagai orang pertama yang percaya akan [[monoteisme|kemahaesaan Allah]] dan menjalin hubungan ideal dengan Allah. Agama-[[agama Abrahamik|agama ibrahimi]] meyakini bahwa Allah berinteraksi dengan keturunan Abraham selama beribu-ribu tahun. [[perjanjian (Alkitab)|Perjanjian]] yang diikat Allah dengan keturunan Abraham termaktub di dalam [[Alkitab Ibrani]], yang dikenal umat Kristen sebagai [[Perjanjian Lama|Kitab Suci Perjanjian Lama]].<ref>{{cite web |last1=Silverstein |first1=Adam J. |last2=Stroumsa |first2=Guy G. |last3=Blidstein |first3=Moshe |title=The Oxford Handbook of the Abrahamic Religions |url=https://www.google.co.uk/books/edition/The_Oxford_Handbook_of_the_Abrahamic_Rel/8rhRCgAAQBAJ |publisher=Oxford University Press |access-date=20 April 2021 |pages=3–4 |language=en |date=2015}}</ref> Di dalam tafsir tradisional Kristen, Allah senantiasa hanya dirujuk dengan [[gender (tata bahasa)|kata sandang maskulin]].<ref>{{cite book |editor1-last=Christiano |editor1-first=Kevin J. |editor2-last=Kivisto |editor2-first=Peter |editor3-last=Swatos, Jr. |editor3-first=William H. |year=2015 |orig-year=2002 |title=Sociology of Religion: Contemporary Developments |chapter=Excursus on the History of Religions |chapter-url=https://books.google.com/books?id=EYtjY7GJav4C&pg=PA254 |location=[[Walnut Creek, California]] |publisher=[[AltaMira Press]] |edition=3rd |pages=254–255 |doi=10.2307/3512222 |jstor=3512222 |isbn=978-1-4422-1691-4 |lccn=2001035412 |s2cid=154932078}}</ref>
 
== Perkembangan teologi tentang Allah ==
Baris 45 ⟶ 36:
{{quote|Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup.}}
 
Selain menandaskan kemahaesaan Allah, pernyataan Rasul Paulus tersebut (kemungkinan besar berlandaskan pernyataan-pernyataan iman Kristen yang sudah terumuskan sebelum Paulus masuk Kristen) juga mengandung unsur-unsur lain yang tidak kalah pentingnya. Paulus membedakan akidah Kristen dari akidah Yahudi pada zamannya dengan menyerangkaikan penyebutan Yesus dengan penyebutan Allah Bapa, maupun dengan menyematkan gelar ilahi "Tuhan" kepada Yesus, dan menyebutnya "[[Kristus]]".<ref name="Schnelle 2005"/><ref name="Hurtado 2015"BWell424/><ref name=BWell424"Hurtado 2015"/>
 
Di dalam [[kotbah Areopagos|khotbahnya]] di hadapan [[Areopagos|sidang majelis Areopagus]], sebagaimana diriwayatkan di dalam [[Kisah Para Rasul]] ({{Alkitab|Kisah Para Rasul 17:24-27}}), Paulus kian mempertegas keistimewaan pemahaman Kristen purba sekaligus menyelami hubungan Allah dengan umat Kristen:<ref name=Udo477>''Theology of the New Testament'', Udo Schnelle, 1 November 2009 {{ISBN|0801036046}} halaman 477</ref>
Baris 53 ⟶ 44:
[[Surat-surat Paulus]] juga berulang kali menyebut-nyebut Roh Kudus. Tema "Allah yang telah memberikan juga Roh-Nya yang kudus kepada kamu" ({{Alkitab|1 Tesalonika 4:8}}) terus-menerus mengemuka di dalam surat-suratnya.<ref name=Dunn418 >''Theology of Paul the Apostle'', James D. G. Dunn 2003 {{ISBN|0-567-08958-4}} halaman 418-420</ref> Di dalam [[Injil Yohanes]] ({{Alkitab|Yohanes 14:26}}) Yesus juga berbicara tentang "Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku".<ref>''The anointed community: the Holy Spirit in the Johannine tradition'', [[Gary M. Burge]], 1987 {{ISBN|0-8028-0193-5}} halaman 14-21</ref>
 
Menjelang akhir abad pertama tarikh Masehi, [[Paus Klemens I|Klemens dari Roma]] berulang kali menyebut-nyebut "Bapa, Putra, dan Roh Kudus", dan menghubungkan Sang Bapa dengan karya penciptaan di dalam imbauannya kepada umat Kristen di Korintus ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/CLEMENT OF ROME/First Epistle to the Corinthians/Chapter XIX.|1 Klemens 19.2]]) supaya "hendaklah pandangan kita tunak tertuju kepada Allah, khalik sarwa sekalian alam".<ref name="Veli70">''The Doctrine of God: A Global Introduction'', [[Veli-Matti Kärkkäinen]], 2004 {{ISBN|0801027527}} halaman 70-73</ref> Pada pertengahan abad ke-2, di dalam risalah ''[[Melawan Ajaran Sesat|Melawan Bidat-Bidat]]'' ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/IRENAEUS/Against Heresies: Book IV/Chapter V.|Buku 4, bab 5]]), [[Ireneus]] menegaskan bahwa [[Dewa pencipta|Sang Mahapencipta]] adalah "satu-satunya Allah" dan "khalik langit dan bumi".<ref name=Veli70/> Semua pandangan tersebut sudah lama mengemuka sebelum [[Tertulianus]] menjabarkan konsep [[Tritunggal]] secara resmi di dalam karya tulisnya pada abad ke-3.<ref name=Veli70/>
 
Pada umumnya rentang waktu akhir abad ke-2 sampai awal abad ke-4 (kira-kira dari tahun 180 sampai 313) disebut "zaman [[Gereja Raya]]" atau "[[zaman Pranikea]]." Pada rentang waktu inilah teologi Kristen berkembang pesat dan sejumlah ajaran Kristen dibakukan.<ref name=Rahner375>Peter Stockmeier dalam ''Encyclopedia of Theology: A Concise Sacramentum Mundi'', disunting [[Karl Rahner]] {{ISBN|0860120066}} New York: Sea-bury Press, 1975, halaman 375-376, "Pada kurun waktu selanjutnya, kira-kira mulai tahun 180 sampai 313, struktur-struktur tersebut sudah secara esensial menentukan citra dari Gereja yang mengaku mengemban misi universal di Kekaisaran Romawi. Kurun waktu ini memang pantas disebut zaman Gereja Raya, menilik angka pertumbuhannya, perkembangan konstitusionalnya, dan aktivitas teologisnya yang intens."</ref>
Baris 68 ⟶ 59:
{{Main|Nama Allah dalam Kekristenan}}
[[Berkas:Jhwh4.jpg|thumb|[[Tetragrammaton|Caturaksara Suci]] YHWH, nama Allah dalam bahasa Ibrani, lukisan dinding di belakang mimbar gereja lama [[Ragunda]], Swedia]]
Di dalam teologi Kristen, nama Allah senantiasa mengandung makna dan signifikansi yang jauh lebih dalam daripada sekadar sebuah label atau sebutan belaka. Nama Allah bukan rekaan manusia melainkan diwahyukan Allah kepada manusia.<ref name="Systematic47">''Systematic Theology'', [[Louis Berkhof]], 24 September 1996 {{ISBN|0802838200}} halaman 47-51</ref><ref name=mercer336 >''Mercer dictionary of the Bible'', Watson E. Mills, Roger Aubrey Bullard, 1998 {{ISBN|0-86554-373-9}} halaman 336</ref> Memuliakan nama Allah merupakan salah satu perintah [[Sepuluh Perintah Allah|Dasatitah]]. Menurut ajaran-ajaran Kristen, perintah ini bukanlah sekadar peringatan agar menjauhi tindakan menyebut nama Allah secara sembarangan, melainkan juga suatu amanat untuk memuliakan nama Allah lewat amal saleh dan puji-pujian.<ref name="Miller">''The Ten Commandments: Interpretation: Resources for the Use of Scripture in the Church'', [[Patrick D. Miller]], 6 Agustus 2009 {{ISBN|0664230555}} halaman 111</ref> Amanat ini tercerminkan di dalam kalimat permohonan pertama kepada [[Allah Bapa]] di dalam [[Doa Bapa Kami]], yaitu "Dikuduskanlah Nama-Mu".<ref>''Theology of the New Testament'', (2000) {{ISBN|0664223362}} hlm. 282</ref>
 
Menurut para [[Bapa Gereja]] purba, nama Allah adalah representasi segenap tatanan "kebenaran ilahi" yang diwahyukan kepada umat beriman "yang percaya kepada Nama-Nya" ({{Alkitab|Yohanes 1:12}}) atau yang "berjalan demi nama Tuhan Allah kita" ({{Alkitab|Mikha 4:5}}).<ref name="Pink23">''Ten Commandments'', [[Arthur W. Pink]], 30 Desember 2007 {{ISBN|1589603753}} hlmn. 23-24</ref><ref name=Cyril>''John 11-21'' (Ancient Christian Commentary on Scripture), Joel C. Elowsky, 23 Mei 2007 {{ISBN|0830810994}} hlm. 237</ref> Menurut [[Kitab Wahyu]] ({{Alkitab|Wahyu 3:12}}), orang-orang yang pada dirinya tertera nama Allah adalah orang-orang yang sudah ditentukan menjadi ahli surga. [[Injil Yohanes]] ({{Alkitab|Yohanes 17:6}}) menghadirkan ajaran-ajaran Yesus sebagai manifestasi nama Allah kepada murid-murid Sang Mesias.<ref name=Pink23/>
 
Injil Yohanes ({{Alkitab|Yohanes 12:27}}) menyajikan pengorbanan Yesus Sang [[Anak Domba Allah]] maupun keselamatan yang dianugerahkan melalui pengorbanan tersebut sebagai pemuliaan nama Allah, dengan meriwayatkan suara dari surga yang menanggapi permohonan Yesus ("Bapa, muliakanlah nama-Mu") dengan perkataan "Aku telah memuliakan-Nya, dan Aku akan memuliakan-Nya lagi", mengacu kepada pembaptisan dan [[penyaliban Yesus]].<ref name="WBC274">'' Wiersbe Bible Commentary'', [[Warren W. Wiersbe]], 1 November 2007 {{ISBN|0781445396}} hlm. 274</ref>
 
Nama Allah biasanya ditulis dalam bentuk tunggal (misalnya {{Alkitab|Keluaran 20:7}} dan {{Alkitab|Mazmur 8:1}}), lazimnya dengan istilah-istilah dengan makna yang sangat umum, ketimbang dengan sebutan khusus bagi Allah.<ref name=Berkhof19/> Meskipun demikian, penyebutan-penyebutan nama Allah secara umum dapat saja menyimpang ke bentuk-bentuk khusus yang mengungkap sifat-sifat hakiki Allah.<ref name=Berkhof19/> Kitab Suci memuat banyak sebutan untuk nama Allah, tetapi nama-nama utama di dalam Kitab Suci [[Perjanjian Lama]] adalah ''Allah Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia'', ''[[El Syadai]]'', dan ''[[Yahweh]]''. ''Teos'' (θεός), ''[[Kirios]]'' (κύριος), dan ''Pater'' (πατήρ) adalah nama-nama asasi Allah di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.<ref name=Berkhof19>''Manual Of Christian Doctrine'', Louis Berkhof, 1 Agustus 2007 {{ISBN|1930367902}} hlmn. 19-20</ref>
Baris 80 ⟶ 71:
{{Main|Atribut-atribut Allah menurut Kekristenan}}
 
Wacana teologis seputar sifat-sifat hakiki Allah sudah mengemuka sedari awal sejarah Kekristenan. Pada abad ke-2, [[Ireneus]] mengangkat isu ini dan mengetengahkan beberapa sifat hakiki Allah. Sebagai contoh, di dalam karya tulisnya, ''Melawan Bidat-Bidat'' ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/IRENAEUS/Against Heresies: Book IV/Chapter XIX.|Buku IV, Bab 19]]), Ireneus mengemukakan bahwa "kemahabesaran-Nya tidak kekurangan apa-apa, malah mewadahi segala-galanya".<ref name=Irena27>''Irenaeus of Lyons'', Eric Francis Osborn, 26 November 2001 {{ISBN|0521800064}} hlmn. 27-29</ref> Ireneus menyenaraikan sifat-sifat hakiki Allah berdasarkan pengetahuan yang ia gali dari tiga sumber, yakni Kitab Suci, mistisisme yang berkembang pada zamannya, dan amalan-amalan ibadat yang umum dijalankan umat Kristen.<ref name=Irena27/> Sekarang ini, beberapa sifat hakiki yang dikaitkan dengan Allah masih tetap didasarkan atas nas-nas Alkitab, misalnya nas [[Doa Bapa Kami]] yang menyatakan bahwa Bapa berada di surga. Sifat-sifat hakiki selebihnya disarikan melalui penalaran teologis.<ref name="SGuthrie">''Christian Doctrine'', [[Shirley C. Guthrie]], 1 Juli 1994 {{ISBN|0664253687}} hlmn. 111 & 100</ref>
 
Pada abad ke-8, [[Yohanes dari Damsyik]] mengetengahkan delapan belas sifat hakiki Allah di dalam karya tulisnya, ''Paparan Tepat Iman Ortodoks'' ([[Wikisource:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series II/Volume IX/John of Damascus/An Exact Exposition of the Orthodox Faith/Book I/Chapter 8|Buku 1, Bab 8]]).<ref name=Globe352>''Global Dictionary of Theology'', William A. Dyrness, Veli-Matti Kärkkäinen, Juan F. Martinez, & Simon Chan, 10 Oktober 2008, {{ISBN|0830824545}} hlmn. 352-353</ref> Sifat-sifat hakiki tersebut dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan waktu (kekal), ruang (tidak terbatas), materi, dan kualitas. Senarai sifat hakiki Allah yang disusun Yohanes dari Damsyik masih dihargai sampai sekarang. Beberapa di antaranya diangkat kembali dengan menggunakan istilah-istilah lain di dalam berbagai daftar sifat hakiki Allah yang disusun pada zaman modern.<ref name=Globe352/> Pada abad ke-13, [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] mengemukakan delapan sifat hakiki Allah, yakni ''mahasahaja'', ''mahasempurna'', ''mahabaik'', ''mahatakterpahami'', ''mahahadir'', ''mahatakberubah'', ''mahakekal'', dan ''mahaesa''.<ref name=Globe352/> Salah satu di antara daftar-daftar sifat hakiki Allah lainnya adalah daftar tahun 1251 keluaran [[Konsili Lateran IV]] yang diadopsi [[Konsili Vatikan I]] tahun 1870 dan [[Katekismus Kecil Westminster]] pada abad ke-17.<ref name=Globe352/>
Baris 95 ⟶ 86:
 
=== Penggambaran ===
[[Berkas:Enluminure_Drogon_cEnluminure Drogon c.jpg|thumb|upright=1.0|Lambang [[Tangan Allah (seni rupa)|Tangan Allah]] pada gambar peristiwa [[kenaikan Yesus]] di dalam naskah [[Sakramentarium Drogo]], sekitar tahun 850]]
{{See also|Gambar religius dalam teologi Kristen}}
Umat Kristen purba percaya bahwa sejumlah ayat-ayat Alkitab yang menandaskanmenegaskan ketakterlihatan Allah{{efn|Salah satu contohnya adalah Yohanes 1:18, "tidak seorangpun yang pernah melihat Allah",<ref>{{Alkitab|Yohanes 1:18}}</ref>}} tidak semata-mata menyifatkan diri Allah, tetapi juga merupakan pengharaman terhadap segala macam usaha untuk membuat gambar Allah.<ref name="James Cornwell pagehalaman 24">James Cornwell, 2009 ''Saints, Signs, and Symbols: The Symbolic Language of Christian Art'' {{ISBN|0-8192-2345-X}} Halaman 2</ref> Meskipun demikian, lambang [[Tangan Allah (seni rupa)|Tangan Allah]] kemudian hari berulang kali ditemukan di [[sinagoge Dura-Europos|sinagoge Dura Europos]], satu-satunya [[sinagoge]] kuno berhiaskan lukisan dari abad ke-3 yang masih lestari. Mungkin sekali penggambaran Tangan Allah dalam [[seni rupa dan arsitektur gereja perdana|seni rupa Kristen purba]] diserap dari [[Kebudayaan Yahudi|seni rupa Yahudi]]. Lambang ini menjadi jamak dijumpai dalam seni rupa [[Abad Kuno Akhir]], baik di Dunia Timur maupun Dunia Barat, dan terus menjadi cara utama untuk melambangkan tindakan atau perkenanan Allah Bapa di Dunia Barat sampai akhir kurun waktu perkembangan [[seni rupa Romanesque|seni rupa RomawianRomanik]].
 
Di dalam penggambaran peristiwa-peristiwa tertentu, misalnya [[pembaptisan Yesus|peristiwa pembaptisan Kristus]], yang mengindikasikan [[Allah Bapa dalam seni rupa Dunia Barat|representasi Allah Bapa]], motif [[Tangan Allah (seni rupa)|Tangan Allah]] dipakai, dengan tingkat kebebasan yang kian meningkat sejak [[seni rupa Karoling|zaman Karoling]] sampai akhir [[seni rupa Romanesque|zaman KeromawianRomanik]]. Sesudah ditemukannya [[sinagoga Dura Europos]] yang diperkirakan dibangun pada abad ke-3, motif ini sekarang tampaknya dipinjam dari [[Kebudayaan Yahudi|seni rupa Yahudi]], dan ditemukan di dalam seni rupa Kristen nyaris sejak permulaan sejarahnya.<ref>Hachlili, Rachel. ''Ancient Jewish Art and Archaeology in the Diaspora, Bagian 1'', BRILL, 1998, {{ISBN|90-04-10878-5}}, {{ISBN|978-90-04-10878-3}}, Halaman 144–145.</ref>
 
Pemakaian citra-citra religius secara umum terus meningkat sampai penghujung abad ke-7. Ketika naik takhta pada tahun 695, [[Kaisar Romawi Timur|Kaisar]] [[Yustinianus II]] menerakan gambar Kristus pada sisi kepala uang emas keluarannya, yang menyebabkan Dunia Islam berhenti memakai uang-uang logam keluaran [[Romawi Timur]].<ref>Robin Cormack, 1985 ''Writing in Gold, Byzantine Society and its Icons'', {{ISBN|0-540-01085-5}}</ref> Meskipun demikian, peningkatan pembuatan citra-citra religius tidak mencakup pembuatan gambar Allah Bapa. Sebagai contoh, kendati tidak secara khusus mengecam gambar-gambar Allah Bapa, kanon 82 [[Konsili Trullo]] tahun 692 menyiratkan kecenderungan untuk mengutamakan [[ikon]]-ikon [[Kristus]] ketimbang bayang-bayang dan sosok-sosok Perjanjian Lama.<ref>Steven Bigham, 1995 ''Image of God the Father in Orthodox Theology and Iconography'' {{ISBN|1-879038-15-3}} halaman 27</ref>
[[Berkas:God_the_Father_with_His_Right_Hand_Raised_in_BlessingGod the Father with His Right Hand Raised in Blessing.jpg|thumb|''Allah Bapa Memberkati dengan Tangan Kanan'', pada latar tampak praba segitiga yang melambangkan Tritunggal, lukisan karya [[Girolamo dai Libri]] sekitar tahun 1555]]
Pada permulaan abad ke-8, muncul usaha untuk menekan dan menghancurkan citra-citra religius seiring bermulanya masa [[Ikonoklasme Bizantium|ikonoklasme Romawi Timur]] (secara harfiah, ikonoklasme berarti "perusakan citra" atau "perang melawan citra"). Kaisar [[Leo III orang Isauria|Leo III]] (717–741) menerbitkan [[maklumat]] [[Kaisar]] [[Kekaisaran Romawi Timur|Romawi Timur]] yang melarang pemanfaatan ikon, diduga lantaran menafsirkan kekalahan angkatan bersenjata Romawi Timur di medan perang sebagai ganjaran terhadap amalan keliru menghormati ikon.<ref>Menurut catatan Batrik Nikeforos dan petawarikh Teofanes.</ref> Maklumat tersebut (diterbitkan tanpa meminta pertimbangan Gereja) melarang penghormatan terhadap citra-citra religius, tetapi tidak diberlakukan untuk karya-karya seni rupa di bidang lain, antara lain citra kaisar, dan lambang-lambang religius semisal salib.<ref>Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University Press, 1997</ref> Dalil teologis menentang ikon mulai dimunculkan pihak [[Ikonoklasme|ikonoklas]]. Menurut mereka, ikon tidak dapat merepresentasikan kodrat ilahi Yesus serentak dengan kodrat manusiawinya. Lingkungan semacam ini tidak memberi peluang bagi tindakan membuat gambar Allah Bapa secara terang-terangan, dan gambar-gambar semacam itu baru mulai muncul dua abad kemudian.
 
Baris 120 ⟶ 111:
 
Tampaknya ketika para seniman pertama kali berusaha menggambarkan Allah Bapa, rasa takut dan kagum menghalangi mereka untuk menggunakan sosok manusia yang utuh. Lazimnya cuma salah satu bagian tubuh yang ditampilkan pada gambar, biasanya tangan, atau kadang-kadang wajah, tetapi jarang sekali seluruh jasad manusia. Di dalam banyak gambar, sosok Allah Putra menggeser sosok Allah Bapa, sehingga hanya sebagian kecil dari sosok Allah Bapa yang digambarkan.<ref name="Adolphe Napoléon Didron pages 169">Adolphe Napoléon Didron, 2003 ''Christian iconography: or The history of Christian art in the middle ages'' {{ISBN|0-7661-4075-X}} halaman 169</ref>
[[Berkas:Andrea_del_VerrocchioAndrea del Verrocchio,_Leonardo_da_Vinci_ Leonardo da Vinci -_Baptism_of_Christ_ Baptism of Christ -_Uffizi Uffizi.jpg|thumb|upright=1.0|Gambar dua tangan Allah dan Roh Kudus dalam wujud burung merpati pada lukisan ''[[Pembaptisan Kristus (Verrocchio)|Pembaptisan Kristus]]'' karya [[Andrea del Verrocchio]] dan [[Leonardo da Vinci]], 1472]]
 
Pada abad ke-12, penggambaran sosok Allah Bapa mulai muncul di dalam naskah-[[naskah beriluminasi]] buatan Prancis dan seni [[kaca patri]] pada jendela-jendela gereja di Inggris. Sebagai media yang tidak banyak diakses masyarakat, naskah-naskah beriluminasi di Prancis kerap lebih berani dari segi ikonografinya. Mula-mula kepala atau sosok sedada Allah Bapa ditampilkan dalam semacam bingkai awan di bagian atas bidang gambar, yakni bagian yang dulu biasanya ditempati gambar Tangan Allah. Salah satu contoh penggambaran semacam ini adalah relief adegan [[Pembaptisan Yesus|pembaptisan Yesus]] pada [[Bejana baptis di Gereja Santo Bartolomeus, Liège|bejana baptis di Liège]] yang dikerjakan perupa [[Renier de Huy]] pada tahun 1118. Citra tangan Allah juga ditampilkan pada relief adegan lain. Lambat laun sosok manusiawi yang melambangkan Alah Bapa ditampilkan sampai sepinggang, kemudian sebadan, biasanya dalam posisi duduk di atas singgasana, misalnya pada [[fresko]] yang dilukis perupa [[Giotto]] sekitar tahun 1305 di [[Padua]].<ref name="ReferenceA">[[Kapel Scrovegni|Kapel Arena]], pada puncak pelengkung kejayaan, ''Allah mengutus malaikat pewarta kabar gembira''. Lih. Schiller, I, gambar 15</ref>
 
Pada abad ke-14, naskah [[Alkitab Napoli]] menampilkan gambar Allah Bapa di dalam [[semak duri berapi|belukar yang bernyala-nyala]]. Pada abad ke-15, naskah [[Très Riches Heures du Duc de Berry]] menampilkan lumayan banyak lambang Allah Bapa, antara lain gambar sebadan penuh sosok pria yang sudah lanjut usia tetapi berperawakan tinggi dan gagah, tampak sedang berjalan-jalan di [[Taman Eden]], yang menampilkan pakaian dan ciri-ciri usia yang cukup beragam. Daun-daun pintu [[Baptisterium Firenze|"Gapura Firdaus" di gedung baptisterium Firenze]] yang mulai dikerjakan [[Lorenzo Ghiberti]] pada tahun 1425 menampilkan citra manusia sebadan penuh untuk melambangkan Allah Bapa. [[Buku Ibadat Harian Rohan]] dari sekitar tahun 1430 juga memuat gambar-gambar Allah Bapa berupa manusia sebadan penuh, yang pada saat itu sudah menjadi bentuk penggambaran yang baku, sementara citra Tangan Allah kian langka dijumpai. Pada kisaran waktu yang sama, karya-karya seni lain, misalnya lukisan [[hiasan altar]] bertema kejadian dunia karya perupa Hamburg, [[Meister Bertram]], melanjutkan cara lama yang menggambarkan Kristus sebagai ''Logos'' pada adegan kejadian dunia. Pada abad ke-15, muncul kebiasaan, meskipun tidak bertahan lama, untuk menggambarkan ketiga-tiga Pribadi Tritunggal Mahakudus dengan menampilkan [[Tritunggal dalam seni rupa|tiga sosok yang mirip atau sama persis dengan sosok yang lazim ditampilkan sebagai gambaran Kristus]].
Baris 160 ⟶ 151:
Penyifatan hubungan Allah dengan manusia di dalam Kekristenan mencakup gagasan tentang "Kerajaan Allah". Gagasan ini sudah mengemuka di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, dan dapat dipandang sebagai suatu konsekuensi dari penciptaan dunia oleh Allah.<ref name=Image478/><ref name=Mercer490>''Mercer Dictionary of the Bible'', Watson E. Mills, Edgar V. McKnight, & Roger A. Bullard, 1 Mei 2001 {{ISBN|0865543739}} Halaman 490</ref> "Mazmur-Mazmur Raja" ([[Mazmur]] {{Alkitab|Mazmur 45|45}}), {{Alkitab|Mazmur 93|93}}, {{Alkitab|Mazmur 96|96}}, {{Alkitab|Mazmur 97|97}}, {{Alkitab|Mazmur 98|98}}, {{Alkitab|Mazmur 99|99}}) menyediakan suatu latar belakang bagi gagasan ini dengan maklumat "Tuhan adalah Sang Raja".<ref name=Image478/> Meskipun demikian, di dalam agama Yahudi kemudian hari mengemuka suatu gagasan yang lebih bersifat "nasional" mengenai kedaulatan Allah sebagai raja. Dalam pandangan ini, Sang Mesias yang dijanjikan dapat dipandang sebagai tokoh pembebas sekaligus pendiri negara Israel yang baru.<ref>''Encyclopedia of Theology: A Concise Sacramentum Mundi'', Karl Rahner, 28 Desember 2004 {{ISBN|0860120066}} Halaman 1351</ref>
 
Istilah "Kerajaan Allah" tidak muncul di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, meskipun frasa "kerajaan-Nya" dan "kerajaan-Mu" digunakan dalam beberapa kasus yang berkenaan dengan Allah.<ref>''Dictionary for Theological Interpretation of the Bible'', Kevin J. Vanhoozer, N. T. Wright, Daniel J. Treier, & Craig Bartholomew, 20 Januari 2006 {{ISBN|0801026946}} Halaman 420</ref> Akan tetapi Kerajaan Allah (sama dengan "[[Kerajaan surga (Injil Matius)|Kerajaan Surga]]" dalam Injil Matius) merupakan frasa yang menonjol dalam injil-[[injil sinoptik]] (muncul 75 kali), dan hampir semua sarjana sepakat bahwa frasa ini adalah unsur utama dari ajaran-ajaran Yesus.<ref name=Image478>''Dictionary of Biblical Imagery'', Leland Ryken, James C. Wilhoit, & Tremper Longman III, 11 November 1998 {{ISBN|0830814515}} Halaman 478-479</ref><ref name=FranceK1/> Meskipun demikian, [[R. T. France]] menunjukkan bahwa kendati konsep "Kerajaan Allah" mengandung makna intuitif bagi umat Kristen awam, sukar sekali didapati kesepakatan di kalangan sarjana mengenai arti frasa tersebut di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru.<ref name="FranceK1">''Divine Government: God's Kingship in the Gospel of Mark'', [[R. T. France]], 10 Maret 2003 {{ISBN|1573832448}} Halaman 1-3</ref> Ada sarjana yang menganggapnya sebagai suatu cara hidup Kristen, ada yang menganggapnya sebagai suatu metode pewartaan injil sedunia, ada yang menganggapnya sebagai penemuan kembali karunia-karunia karismatik, dan ada pula yang menghubungkannya bukan dengan situasi kini melainkan dengan [[dunia yang akan datang]].<ref name=FranceK1/> R. T. France menegaskan bahwa frasa Kerajaan Allah kerap ditafsirkan dengan berbagai macam cara supaya bersesuaian dengan agenda teologis penafsirnya.<ref name=FranceK1/>
 
=== Akhir zaman ===
{{see also|Eskatologi Kristen|Akhir zaman}}
Tafsir-tafsir atas istilah "Kerajaan Allah" telah memunculkan serentet perdebatan [[Eskatologi|eskatologiseskatologi]]s di kalangan sarjana. Beragam pandangan telah dikemukakan, tetapi belum ada mufakat yang berhasil dicapai.<ref name=familiar77/><ref name=Chil255>''Studying the Historical Jesus: Evaluations of the State of Current Research'', Bruce Chilton dan Craig A. Evans, Juni 1998 {{ISBN|9004111425}} Halaman 255-257</ref><ref name=Royce246>''An Introduction to the New Testament and the Origins of Christianity'', Delbert Royce Burkett, 22 Juli 2002 {{ISBN|0521007208}} Halaman 246</ref> Sejak zaman [[Agustinus dari Hipo|Agustinus]] sampai zaman [[Reformasi Protestan]], kedatangan Kerajaan Allah sudah erat dikaitkan dengan pembentukan Gereja, tetapi pandangan semacam ini kemudian hari ditinggalkan, dan pada permulaan abad ke-20, tafsir [[apokaliptisisme|apokaliptis]] Kerajaan Allah mulai kuat bertapak.<ref name=familiar77>''Familiar Stranger: An Introduction to Jesus of Nazareth'', Michael James McClymond, 22 Maret 2004 {{ISBN|0802826806}} Halaman 77-79</ref><ref name=Royce246/><ref name="Ladd55">''A Theology of the New Testament'', [[George Eldon Ladd]], 2 September 1993 {{ISBN|0802806805}} Halaman 55-57</ref> Menurut pandangan yang juga disebut "eskatologi konsisten" ini, Kerajaan Allah bukan bermula pada abad pertama melainkan merupakan suatu peristiwa apokaliptis di masa depan yang belum terwujud.<ref name=familiar77/>
 
[[Berkas:Langenzenn Stadtkirche - Fenster Wilhelm II 3.jpg|thumb|upright|Malaikat meniup "sangkakala terakhir" ({{Alkitab|1 Korintus 15:52}}), [[Langenzenn]], Jerman, abad ke-19]]
Baris 172 ⟶ 163:
{{see also|Penghakiman terakhir}}
<!--Harap maklum kalau materi Penghakiman ditempatkan di sini alih-alih pada pembahasan mengenai Yesus di bawah, karena pembahasan tersebut adalah bagian dari uraian tentang golongan Tritunggal, padahal golongan Awatritunggal pun mengimani Penghakiman, jadi memang sebaiknya ditempatkan di sini.-->
Nas {{Alkitab|Ibrani 12:23}} menyifatkan Allah sebagai "Hakim seluruh bumi", dan pandangan bahwa seluruh umat manusia pada akhirnya akan "[[penghakiman terakhir|dihakimi]]" merupakan salah satu unsur pokok ajaran-ajaran Kristen.<ref name=Millard391/> Sejumlah nas Perjanjian Baru (misalnya {{Alkitab|Yohanes 5:22}} dan {{Alkitab|Kisah Para Rasul 10:42}}) dan [[kredo|pernyataan-pernyataan syahadat]] yang terumuskan kemudian hari mengindikasikan bahwa kewenangan untuk menghakimi telah diserahkan kepada Yesus.<ref name=Millard391/><ref name=Pann390>''Systematic Theology'' Jld. 2 oleh [[Wolfhart Pannenberg]] (27 Oktober 2004) {{ISBN|0567084663}} halaman 390-391</ref> {{Alkitab|Yohanes 5:22}} menyatakan bahwa "Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak".<ref name="Millard391">''Introducing Christian Doctrine'' (Edisi ke-2) oleh [[Millard J. Erickson]] (1 April 2001) {{ISBN|0801022509}} halaman 391-392</ref> {{Alkitab|Kisah Para Rasul 10:42}} menyifatkan Yesus yang sudah bangkit sebagai pihak "yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati."<ref name=Millard391/> Peran Yesus dalam penghakiman Allah ditonjolkan di dalam syahadat-syahadat Kristen yang paling umum dipakai. [[Syahadat Nikea]] menyatakan bahwa Yesus "duduk di sebelah kanan Bapa, dan akan datang kembali dalam kemuliaan, untuk menghakimi orang yang hidup maupun yang mati, dan pemerintahannya tidak berkesudahan".<ref name=Metz157/> [[Syahadat Para Rasul]] memuat pengakuan serupa.<ref name=Metz157>''The Oxford Companion to the Bible'' oleh Bruce M. Metzger dan Michael David Coogan (14 Oktober 1993) ISBN halaman 157</ref>
 
Sejumlah ayat Injil menyuarakan imbauan untuk mewaspadai bahaya dosa dan menganjurkan suatu jalan kebenaran yang harus dilalui supaya terhindar dari penghakiman Allah.<ref name=Kittle936/> Sebagai contoh, [[Khotbah di Bukit]] di dalam {{Alkitab|Matius 5:22-26}} mengimbau orang untuk menghindari dosa, dan Perumpaan tentang Pukat di dalam {{Alkitab|Matius 13:49}}) menyatakan bahwa pada akhir zaman malaikat-malaikat akan "memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api".<ref name=Kittle936/> Dengan demikian umat Kristen dapat mengenyam anugerah pengampunan yang meluputkan mereka dari penghakiman Allah dengan menuruti ajaran-ajaran Yesus dan melalui suatu hubungan pribadi dengannya.<ref name=Kittle936>''Theological Dictionary of the New Testament'' (Jilid III) oleh Gerhard Kittel dan Gerhard Friedrich (Juni 1966) {{ISBN|0802822452}} halaman 936</ref>
Baris 184 ⟶ 175:
 
[[Berkas:Dogmatic sarcophagus.JPG|thumb|upright|left|Ukiran pada [[Sarkofagus Dogmatis]], penggambaran Tritunggal tertua, tahun 350 Masehi,<ref>Elizabeth Lev, "Dimming the Pauline Spotlight; Jubilee Fruits" [http://www.zenit.org/article-26288?l=english Zenit 2009-06-25]</ref> [[Museum Vatikan]]]]
Istilah "Tritunggal" tidak muncul secara eksplisit di dalam [[Alkitab]], tetapi golongan penganut Tritunggalisme yakin bahwa konsep Tritunggal yang baru dikembangkan kemudian hari sesungguhnya konsisten dengan ajaran-ajaran Alkitab.<ref name=mercer935/><ref name=Kelly115>Kelly, J.N.D. ''Early Christian Doctrines'' A & C Black, 1965, Halaman 115</ref> Kitab Suci [[Perjanjian Baru]] memuat sejumlah pemakaian rumusan liturgis dan [[doksologi|doksologis]]s tiga-serangkai, misalnya nas {{Alkitab|2 Korintus 1:21-22}} yang menyatakan bahwa "Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita".<ref name=mercer935/><ref name=RA122/> Ihwal Kristus menerima "kewenangan dan keilahian yang setara" dinyatakan di dalam nas {{Alkitab|Matius 28:18}}, bahwasanya "kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi", demikian pula di dalam nas {{Alkitab|Yohanes 3:35}},{{Alkitab|Yohanes 13:3}}, dan {{Alkitab|Yohanes 17:1}}.<ref name=RA122/> Ihwal Roh berasal "dari Allah" maupun "dari Kristus" dinyatakan dalam nas {{Alkitab|Galatia 4:6}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 16:7}}, {{Alkitab|Yohanes 15:26}}, dan {{Alkitab|Roma 8:14-17}}.<ref name="RA122">[[Alan Richardson (imam)|Richardson, Alan]], ''An Introduction to the Theology of the New Testament'', SCM: 1961, Hlmn. 122f,158</ref>
 
Konsep umum Tritunggal terungkap di dalam karya-karya tulis Kristen purba sejak permulaan abad ke-2, mulai dari pandangan [[Ireneus]] yang dikemukakannya di dalam risalah ''Melawan Bidat-Bidat'' ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/IRENAEUS/Against Heresies: Book I/Chapter X.|Buku I Bab X]]) sebagai berikut:<ref name="Vickers2"/>
Baris 237 ⟶ 228:
Meskipun berbeda dari segi "asal", Allah Bapa satu, setara, sama-sama kekal, dan [[Kesehakikatan|sehakikat]] dengan Putra dan Roh Kudus, masing-masing adalah Allah Yang Mahaesa lagi Mahakekal yang tak terpisahkan satu sama lain, sama-sama adalah Sang Khalik, artinya sama-sama Tidak Diciptakan dan Mahakuasa.<ref name=Veli70/> Dengan demikian Kemanunggalan Ilahi terdiri atas Allah Bapa, bersama Putra-Nya dan Roh-Nya, yang berbeda dari Allah Bapa tetapi secara sempurna manunggal di dalam Allah Bapa.<ref name=Veli70/> Oleh karena itulah Tritunggal melampaui daya nalar insani, dan hanya dapat diketahui karena ada pewahyuan dari Allah.<ref>''The Oxford Handbook of the Trinity'' oleh Gilles Emery O. P. dan Matthew Levering (27 Oktober 2011) {{ISBN|0199557810}} halaman 263</ref><ref name=VaticanReason>Alinea [https://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p2.htm#242 242] [https://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p2.htm#245 245] dan [https://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p2.htm#237 237]. ''Catechism of the Catholic Church'' (Edisi ke-2). Libreria Editrice Vaticana. 2012. Temu balik tanggal 23 Januari 2021.</ref>
 
Penganut doktrin Tritunggal percaya bahwa Allah Bapa tidak bersifat [[panteisme|panteistis]], dalam arti tidak dipandang identik dengan alam semesta, tetapi eksis di luar jagat ciptaan, selaku Khalik dari jagad ciptaan.<ref name=Kess68/><ref name=Bromo515/> Ia dipandang sebagai Allah yang Mahapengasih dan Mahapeduli, Bapa Surgawi yang aktif berkiprah di dalam dunia maupun kehidupan orang-orang.<ref name=Kess68>''God Our Father'' oleh John Koessler (13 September 1999) {{ISBN|0802440681}} halaman 68</ref><ref name=Bromo515>''International Standard Bible Encyclopedia: E-J'' oleh Geoffrey W. Bromiley (Maret 1982) {{ISBN|0802837824}} halaman 515-516</ref> Ia menciptakan segala sesuatu yang kasatmata maupun yang tak kasatmata di dalam cinta kasih dan kebijaksanaan, serta menciptakan manusia demi diri manusia itu sendiri.<ref name=Kess68/><ref name=Bromo515/><ref>Alinea [https://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p6.htm#356 356] dan [https://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p1s2c1p4.htm#295 295]. ''Catechism of the Catholic Church'' (Edisi ke-2). Libreria Editrice Vaticana. 2012. Temu balik tanggal 23 Januari 2021.</ref>
 
==== Putra ====
Baris 275 ⟶ 266:
Sejumlah golongan Kristen menolak doktrin Tritunggal, sehingga disebut golongan Antitritunggal atau Awatritunggal.<ref name=Metzger3643 >''Trinitarian Soundings in Systematic Theology'', Paul Louis Metzger, 2006 {{ISBN|0567084108}} halaman 36 & 43</ref> Golongan-golongan ini menganut pandangan-pandangan yang berbeda satu sama lain. Ada yang meyakini Yesus sebagai keberadaan ilahi yang setingkat lebih rendah daripada Allah Bapa, dan ada pula yang meyakininya sebagai [[Yahweh]] dari Perjanjian Lama dalam wujud manusia, Allah tetapi tidak selamanya menjadi Allah, nabi, maupun sekadar waliyullah.<ref name=Metzger3643 /> Menurut beberapa definisi [[Protestanisme|Kristen Protestan]] dengan cakupan makna yang luas, golongan-golongan Antitritunggal adalah bagian dari rumpun besar Kristen Protestan, tetapi sebagian besar definisi Kristen Protestan meliyankannya.<ref name=Melton543>''Encyclopedia of Protestantism'', J. Gordon Melton, 2008 {{ISBN|0816077460}} halaman 543</ref>
 
Awatritunggalisme sudah muncul sedari awal sejarah Kekristenan, dan dianut sempalan-sempalan Kristen seperti [[Arianisme|kaum Arian]], [[Ebionit|kaum Ebioni]], [[Gnostisisme|kaum Gnostis]], dan lain-lain.<ref name="Mac117">''Theology: The Basics'', [[Alister E. McGrath]], 21 September 2011 {{ISBN|0470656751}} halaman 117-120</ref> Pandangan-pandangan Antitritunggal ditentang banyak [[uskup]], misalnya [[Ireneus]], dan oleh karena itu ditolak konsili-[[Konsili oikumenis|konsili ekumene]]. [[Syahadat Nikea]] mengangkat isu hubungan antara kodrat ilahi dan kodrat insani Yesus.<ref name=Mac117/> Sesudah ditolak Konsili Nikea, Awatritunggalisme memudar sampai berabad-abad lamanya, dan orang-orang yang menolak doktrin Tritunggal dibenci umat Kristen lainnya, tetapi sempalan-sempalan Antitritunggal kembali muncul pada abad ke-19 di [[Amerika Utara]] dan tempat-tempat lain.<ref name="Melton543"/>
 
Menurut teologi [[Saksi-Saksi Yehuwa]], Allah Bapa sajalah satu-satunya Allah yang sejati dan mahakuasa, bahkan mengatasi Putra-Nya, Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa mengakui bahwa Yesus bersifat prawujud, sempurna, memiliki hubungan "anak-beranak" yang unik dengan Allah Bapa, adalah tokoh utama dalam karya penciptaan maupun penebusan, dan adalah Sang Mesias, tetapi mereka percaya bahwa hanya Allah Bapa saja yang tidak berpermulaan.<ref>{{Cite book|title=Insight on the Scriptures|volume=2|year=1988|page=1019}}</ref>
Baris 303 ⟶ 294:
* [http://www.ccel.org/s/schaff/npnf103/cache/npnf103.txt Agustinus, ''Ihwal Tritunggal Mahakudus'']
* [http://www.newadvent.org/cathen/15047a.htm ''Tritunggal Mahakudus'', artikel di ''Catholic Encyclopedia'']
* [https://www.sefaria.org/Deuteronomy.6.4?lang=bi&lookup=%D7%A9%D7%81%D6%B0%D7%9E%D6%B7%D6%96%D7%A2%20%D7%99%D6%B4%D7%A9%D7%82%D6%B0&with=Lexicon&lang2=en Ulangan 6:4]
 
{{Kristen footer|collapsed}}