Allah (Kristen): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 71:
Menjelang akhir abad pertama tarikh Masehi, [[Paus Klemens I|Klemens dari Roma]] berulang kali menyebut-nyebut "Bapa, Putra, dan Roh Kudus", dan menghubungkan Sang Bapa dengan karya penciptaan di dalam imbauannya kepada umat Kristen di Korintus ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/CLEMENT OF ROME/First Epistle to the Corinthians/Chapter XIX.|1 Klemens 19.2]]) agar "hendaklah pandangan kita tunak tertuju kepada Allah, khalik sarwa sekalian alam".<ref name=Veli70>''The Doctrine of God: A Global Introduction'', [[Veli-Matti Kärkkäinen]], 2004 {{ISBN|0801027527}} halaman 70-73</ref> Pada pertengahan abad ke-2, di dalam ''[[Melawan Ajaran Sesat|Melawan Bidat-Bidat]]'' ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/IRENAEUS/Against Heresies: Book IV/Chapter V.|Buku 4, bab 5]]), [[Ireneus]] menegaskan bahwa [[Dewa pencipta|Sang Mahapencipta]] adalah "satu-satunya Allah" dan "khalik langit dan bumi".<ref name=Veli70/> Semua pandangan tersebut sudah lama mengemuka sebelum [[Tertulianus]] menjabarkan konsep [[Tritunggal]] secara resmi di dalam karya tulisnya pada abad ke-3.<ref name=Veli70/>
 
Pada umumnya rentang waktu antara akhir abad ke-2 sampai awal abad ke-4 (kira-kira dari tahun 180 sampai 313) disebut "zaman [[Gereja Raya]]" atau "[[zaman Pranikea]]." Pada rentang waktu inilah teologi Kristen berkembang secara signifikan,pesat dan sejumlah ajaran Kristen dibakukan.<ref name=Rahner375>Peter Stockmeier dalam ''Encyclopedia of Theology: A Concise Sacramentum Mundi'', disunting [[Karl Rahner]] {{ISBN|0860120066}} New York: Sea-bury Press, 1975, halaman 375-376, "Pada kurun waktu selanjutnya, kira-kira mulai tahun 180 sampai 313, struktur-struktur tersebut sudah secara esensial menentukan citra dari Gereja yang mengaku mengemban misi universal di Kekaisaran Romawi. Kurun waktu ini memang pantas disebut zaman Gereja Raya, menilik angka pertumbuhannya, perkembangan konstitusionalnya, dan aktivitas teologisnya yang intens."</ref>
 
Semenjak abad ke-2, syahadat-syahadat [[Gereja Barat]] diawali dengan penegasan kepercayaan kepada "Allah Bapa Yang Mahakuasa", yakni "Allah dalam kemahaberdayaan-Nya selaku Bapa dan Khalik sarwa sekalian alam".<ref name="Kelly">Kelly, J.N.D. ''Early Christian Creeds'' Longmans:1960, hlm. 136; hlm. 139; hlm. 195</ref> Penegasan ini tidak menafikan keyakinan bahwa "Bapa Kekal sarwa sekalian alam juga adalah Bapa Yesus Kristus" maupun keyakinan bahwa Allah "berkenan mengadopsi [orang beriman] menjadi anaknya oleh kasih karunia".<ref name="Kelly" /> Syahadat-syahadat [[Gereja Timur]] (yang dikenal sekarang ini baru terumuskan kemudian hari) diawali dengan penegasan iman akan "Allah Yang Mahaesa", dan nyaris selalu diperjelas dengan tambahan kalimat "Bapa Yang Mahakuasa, Pencipta segala sesuatu yang kasatmata maupun yang tak kasatmata" atau kalimat lain yang senada.<ref name="Kelly" />