Allah (Kristen): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 96:
{{Main|Atribut-atribut Allah menurut Kekristenan}}
 
Wacana teologis yang menyorotiseputar sifat-tabiat Allah sudah mengemuka sedari awal sejarah Kekristenan. Pada abad ke-2, [[Ireneus]] mengangkat isu ini dan mengetengahkan beberapa atributsifat-tabiat Allah. Sebagai contoh, di dalam karya tulisnya, ''Melawan Bidat-Bidat'' ([[Wikisource:Ante-Nicene Fathers/Volume I/IRENAEUS/Against Heresies: Book IV/Chapter XIX.|Buku IV, Bab 19]]), Ireneus mengemukakan bahwa "kemahabesaran-Nya tidak kekurangan apa-apa, malah menampungmewadahi segala sesuatu-galanya".<ref name=Irena27>''Irenaeus of Lyons'', Eric Francis Osborn, 26 November 2001 {{ISBN|0521800064}} halamanhlmn. 27-29</ref> Ireneus menyimpulkanmengikhtisarkan atributsifat-atributtabiat Allah berdasarkan pengetahuan yang diperolehnyaia gali dari tiga sumber, yakni kitabKitab suciSuci, mistisisme yang adaberkembang pada masa ituzamannya, dan amalan-amalan ibadahibadat yang umum dijalankan umat Kristen.<ref name=Irena27/> Sekarang ini, beberapa atributsifat-tabiat yang dikaitkan dengan Allah masih tetap didasarkan atas nas-nas Alkitab, misalnya nas [[Doa Bapa Kami]] yang menyatakan bahwa Bapa adaberada di surga. AtributSifat-atributtabiat selebihnya disimpulkandisarikan melalui penalaran teologis.<ref name=SGuthrie>''Christian Doctrine'', [[Shirley C. Guthrie]], 1 Juli 1994 {{ISBN|0664253687}} halamanhlmn. 111 & 100</ref>
 
Pada abad ke-8, [[Yohanes dari Damsyik]] mengetengahkan delapan belas atributsifat-tabiat Allah di dalam karya tulisnya, ''Paparan Tepat Iman Ortodoks'' ([[Wikisource:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series II/Volume IX/John of Damascus/An Exact Exposition of the Orthodox Faith/Book I/Chapter 8|Buku 1, Bab 8]]).<ref name=Globe352>''Global Dictionary of Theology'', William A. Dyrness, Veli-Matti Kärkkäinen, Juan F. Martinez, & Simon Chan, 10 Oktober 2008, {{ISBN|0830824545}} halamanhlmn. 352-353</ref> Kedelapan belas atributsifat-tabiat tersebut dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan waktu (kekal), ruang (tidak terbatas), materi, dan kualitas. Daftar artibutsifat-tabiat Allah yang disusun Yohanes dari Damsyik masih dihargai sampai sekarang. Beberapa di antaranya dimunculkandiangkat kembali dengan bentukmenggunakan istilah-bentukistilah lain di dalam berbagai daftar atribut Allah yang disusun pada zaman modern.<ref name=Globe352/> Pada abad ke-13, [[Thomas Aquinas|Tomas Aquinas]] mengemukakan delapan atributsifat-tabiat Allah, yakni ''mahasahaja'', ''mahasempurna'', ''mahabaik'', ''mahatakterpahami'', ''mahahadir'', ''mahatakberubah'', ''mahakekal'', dan ''mahaesa''.<ref name=Globe352/> Salah satu di antara daftar-daftar artibutsifat-tabiat Allah lainnya adalah daftar tahun 1251 yang disusunkeluaran [[Konsili Lateran IV]] yang diadopsi [[Konsili Vatikan I]] tahun 1870 dan [[Katekismus Kecil Westminster]] pada abad ke-17.<ref name=Globe352/>
 
Dua atributsifat-tabiat yang memosisikan Allah ''di atas'' dunia tetapi sekaligus mengakui keterlibatan-Nya ''di dalam'' dunia adalah [[transenden]] dan [[imanen]].<ref name=Leith55/><ref name=Millard87 /> Transenden berarti Allah itu mahakekalMahakekal dan mahaanantaMahaananta, tidak dikendalikan jagat ciptaan dan mengatasi peristiwa-peristiwa insani. Imanen berarti Allah itu terlibat di dalam dunia. Ajaran-ajaran Kristen sudah lama meyakini bahwa Allah memperhatikan hal-ihwal umat manusia.<ref name=Leith55/><ref name=Millard87 /> Meskipun demikian, berbeda dari agama-agama [[Panteisme|panteistis]], keberadaan Allah menurut agama Kristen tidak berasal dari hakikat jagat ciptaan.<ref name="Berkhof, L. 1963, hlm.61"/>
 
MengikutiSejalan dengan kebiasaan yang sudah mentradisi, beberapasejumlah teolog semisal [[Louis Berkhof]] membedakan atributsifat-atributtabiat ''yang terkomunikan'' (atribut-atribut yang juga dapat dimiliki manusia) dandari atributsifat-atributtabiat ''yang tak terkomunikan'' (atribut-atribut yang hanya ada pada dimiliki Allah).<ref>''Manual Of Christian Doctrine'', Louis Berkhof, 1 Agustus 2007 {{ISBN|1930367902}} Halamanhlmn. 21-23</ref> Meskipun demikian, teolog-teolog lain semisal [[Donald Macleod (teolog)|Donald Macleod]] beranggapan bahwa segala bentuk penggolongan atributsifat-tabiat Allah adalahhanyalah reka-rekaan manusia belaka dan tidak berdasar.<ref>[[Donald Macleod (teolog)|Donald Macleod]], ''Behold Your God'', [[Christian Focus Publications]], 1995, Halamanhlmn. 20-21.</ref>
 
Para teolog pada umumnya sepakat bahwa menganggap hakikat Allah ada dengan sendirinya dan terlepaslepas dari atributsifat-atributtabiat-Nya, atau atributsifat-atributtabiat merupakanadalah karakteristik tambahan terhadapatas keberadaan Allah adalah tindakanpemikiran yang keliru. AtributBerbagai sifat-atributtabiat Allah adalah kualitas-kualitas hakiki yang ada secara permanen di dalam Keberadaan Allah dan ada bersama-sama dengan Allah. Perubahan dalam bentuk apa pun pada atributsifat-atributtabiat Allah akanhanya dapat diartikan sebagai perubahan di dalam keberadaan hakiki Allah.<ref name="berkhof"/>
 
Menurut Hick, penyusunan daftar atributsifat-tabiat Allah harus bertitik tolak dari "swaada" (''aseitas''), yang mengisyaratkan bahwa Allah itu kekalMahakekal dan keberadaan-Nya tidak bergantung kepada syarat apa pun. AtributMenurut Hick, sifat-atributtabiat berikutnya menurut Hick adalah ''Khalik''"mahapencipta", karena Allah adalah sumber segala sesuatu yang menjadi unsur pembentuk makhluk ciptaan-Nya (''creatio ex nihilo''), dan adalah pemelihara segala sesuatu yang sudah dijadikan-Nya;. ''Pribadi'';Sifat ''Rahimtabiat selebihnya adalah "berpribadi", Baik'';"maharahim", "mahabaik", dan ''Kudus''"mahakudus".<ref>John H. Hick, ''Philosophy of Religion'' Prentice-Hall 1973, hlmn. 7-14</ref> Berkhof juga bertitik tolak dari ''"swaada''", tetapi atribut-atributmenurut selanjutnyaBerkhof, menurutsifat-tabiat Berkhofberikutnya adalah ''tidak berubah''"mahatakberubah", ''ananta''"mahaananta" (yang mengisyaratkan bahwa Allah itu ''mahasempurna''"Mahasempurna", ''mahakekal''"Mahakekal", dan ''mahahadir''"Mahahadir"), dan ''esa''"mahaesa". Berkhof selanjutnya menelaahmengulik sederetsejumlah atributsifat-tabiat intelektual, yakni ''"mahatahu''", ''"mahabijaksana''", serta ''"mahabenar''", danmaupun atributsifat-atributtabiat moral, yakni ''"mahabaik''" (sudah mencakup atribut ''"mahapengasih''", ''"mahapemurah''", ''"maharahim''", dan ''"mahasabar''"), ''"mahakudus''", serta ''"mahasadik''", sebelumdan akhirnya menelaah atributsifat-tabiat ''"mahaberdaulat''".<ref name="berkhof">Berkhof, Louis ''Systematic Theology'', Banner of Truth 1963, hlmn. 57-81, 46</ref>
 
[[Gregorius dari Nisa]] adalah salah seorang teolog pertama yang mengemukakan pandangannya (berseberangan dengan pandangan [[Origenes]]) bahwa Allah itu ''mahaMaha[[tak hingga|ananta]]''. Dalil utamanyautama untuk kemahaanantaan Allah termaktubia jabarkan di dalam karya tulisnya, ''Melawan Eunomius'', yakni bahwasanya kebaikan Allah itu tidak terhingga, dan karena kebaikan Allah itu bersifat [[esensi|hakiki]] sifatnya, maka Allah juga tidak terhingga.<ref>''The Brill Dictionary of Gregory of Nyssa''. (Lucas Francisco Mateo-Seco & Giulio Maspero, penyunting.) 2010. Leiden: Brill, hlm. 424</ref>
 
=== Penggambaran ===