Anas Nafis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OrophinBot (bicara | kontrib)
k Sumatera
 
Baris 32:
Sejumlah ide bisa mengalir dari cerita Anas Nafis. Sastrawan [[A.A Navis]] saat menulis novel ''Robohnya Surau Kami'' ([[1956]]) idenya berasal dari ''Merontokkan Surau Anduang Montok Belakang Gudang''. Ide yang muncul ketika mereka tinggal di Padang Panjang. Selain peneliti, akademisi, seniman dan budayawan yang meminjam referensi yang dimilikinya, pejabat daerah juga sering memanfaatkan jasa Anas Nafis.
 
Selain mengumpulkan literatur tentang [[Minangkabau]] dan [[Sumatera Barat]], tahun [[1987]] Anas Nafis menggagas berdirinya [[Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau]] (PDIKM) di [[Padang Panjang]]. Niat itu mendapat sokongan dari mantan Kepala [[Bulog]], [[Bustanil Arifin]]. Kemudian dibangunlah rumah bagonjong untuk dijadikan museum PDIKM yang sejak itu menjadi salah satu tujuan wisata utama SumatraSumatera Barat.
 
Tahun [[2004]], 10 naskah cerita rakyat Minangkabau yang ia sadur, diterbitkan [[Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau]] (PPIM). Anas Nafis juga menulis buku [[Peribahasa]] [[Minangkabau]] ([[1997]]) yang sudah mengalami cetak ulang berkali-kali. Sejumlah skenario yang ditulisnya sudah difilmkan di [[TVRI (saluran televisi)|TVRI]], seperti [[Dang Tuanku]] ([[1975]]) dan [[Perang Kamang]] ([[1980]]), serta mengolah cerita dan sinopsis film [[Palasik]] untuk [[RCTI]] ([[1997]]).