Andjar Asmara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Sumatera
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 25:
Andjar dilahirkan dengan nama Abisin Abbas{{sfn|Encyclopedia of Jakarta, Andjar Asmara}} di [[Alahan Panjang]], [[Sumatera Barat]], pada tanggal 26 Februari 1902. Ia tertarik dengan dunia [[sandiwara]] saat masih muda setelah menonton sebuah pementasan dari kelompok [[stambul]] Wayang Kassim dan Juliana Opera.{{sfn|Said|1982|pp=136–137}}{{sfn|Cohen|2003|pp=215–216}} Bersama teman-temannya, Andjar belajar cara pementasan dengan pura-pura memainkan peran yang ditonton malam sebelumnya.{{sfn|TIM, Andjar Asmara}} Setelah menyelesaikan pendidikannya di tingkat [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]] (setara dengan [[Sekolah Menengah Pertama|SMP]] sekarang), - pertama di sekolah ber[[bahasa Melayu]] kemudian di sekolah Belanda{{sfn|Eneste|2001|p=23}} – ia berpindah ke [[Batavia]] (kini [[Jakarta]]) dan bekerja sebagai [[wartawan]] ''freelance'' pada ''[[Bintang Timoer]]'' dan ''[[Bintang Hindia]]''; ia mungkin sempat bekerja di perkebunan pula.{{sfn|TIM, Andjar Asmara}}{{sfn|I.N.|1981|p=212}}
 
Sekitar tahun 1925, karena tidak puas dengan hasilnya di Batavia, Andjar pergi ke [[Padang]] dan menjadi wartawan untuk harian ''[[Sinar Soematra]]'' sekaligus menjadi penulis untuk kelompok sandiwara [[Padangsche Opera]].{{sfn|Said|1982|pp=136–137}}{{sfn|Filmindonesia.or.id, Dr Samsi}} Gaya tulisan Andjar lebih alami dibandingkan jenis sandiwara kontemporer, seperti bangsawan dan stambul, sebab ia menggunakan [[dialog]] sebagai bahan pokok dari drama itu dan bukan nyanyian;{{sfn|TIM, Andjar Asmara}} gaya Andjar ini disebut dengan nama ''tonil'', yang berasal dari sebuah kata dalam [[bahasa Belanda]].{{sfn|Cohen|2003|pp=215–216}} Beberapa karya yang ia tulis untuk Padangsche Opera adalah adaptasi dari ''[[Melati van Agam]]'', sebuah roman yang ditulis [[Parada Harahap|Swan Pen]] pada tahun 1923,{{efn|Swan Pen mungkin [[Parada Harahap]], yang sebelumnya pernah menjadi redaktur Andjar di ''Bintang Hindia'' {{harv|I.N.|1981|p=213}}.}}{{sfn|TIM, Andjar Asmara}}{{sfn|Biran|2009|pp=99, 108}} serta ''[[Sitti Nurbaya]]'', yang ditulis pada tahun 1923 oleh [[Marah Roesli]].{{sfn|Cohen|2003|pp=215–216}} Sandiwara-sandiwara ini diterima dengan baik.{{sfn|TIM, Andjar Asmara}}
 
Pada akhir dekade 1920-an, setelah menghabiskan waktu dua tahun di [[Medan]] sebagai wartawan untuk ''Sinar Soematra'',{{sfn|I.N.|1981|p=214}} Andjar kembali ke Batavia. Pada tahun 1929 ia mendirikan majalah ''Doenia Film''; majalah ini merupakan versi [[bahasa Melayu]] dari majalah berbahasa Belanda ''Filmland'' dan dipenuhi dengan tulisan mengenai teater dan film domestik. {{sfn|Said|1982|pp=136–137}}{{sfn|Biran|2009|pp=43–44}} Pada saat itu, sinema di Hindia Belanda baru mulai muncul: film lokal pertama, ''[[Loetoeng Kasaroeng]]'', dibuat pada tahun 1926, dan empat film lain dibuat pada tahun 1927 dan 1928.{{sfn|Biran|2009|p=379}} Andjar banyak menulis tentang karya teater dan film lokal. Menutur kritikus film Indonesia Salim Said, Andjar menjadi penasihat untuk pemasaran film ''[[Njai Dasima (film 1929)|Njai Dasima]]'' pada tahun 1929; pemasaran itu menegaskan bahwa pemain ''Njai Dasima'' kesemuanya orang pribumi.{{efn|Dalam tahun 1920-an, [[Kebangkitan Nasional Indonesia]] menjadi pendorong kuat untuk kesatuan bangsa Indonesia; pada tahun 1928 [[Sumpah Pemuda]] dibacakan di [[Kongres Pemuda 1928|Kongres Pemuda Kedua]] dan mengakui semua penduduk asli dari nusantara Indonesia sebagai satu bangsa {{harv|Ricklefs|2001|p=233}}. }}{{sfn|Said|1982|p=20}} Pada tahun 1930, Andjar meninggalkan ''Doenia Film'' dan posisinya sebagai redaktur digantikan oleh [[Bachtiar Effendi]].{{sfn|Biran|2009|pp=6, 14, 20}}
Baris 369:
{{DEFAULTSORT:Asmara, Andjar}}
[[Kategori:Sutradara Indonesia]]
[[Kategori:Sutradara film Hindia Belanda]]
[[Kategori:Seniman Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh perfilman Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Solok]]
[[Kategori:Sutradara film Hindia Belanda]]