Angkasa Pura II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(48 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
{{Infobox company
| name = PT Angkasa Pura II
| former_name = Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng <small>(1984-1986)</small><br/>Perum Angkasa Pura II <small>(1986-1993)</small><br>Angkasa Pura II <small>(1993–2023)</small>
| logo = Angkasa Pura II logo 2014.svg
| logo_size = 220px
| image =
| image_caption =
| image_size =
| type = [[Perseroan terbatas]]
| traded_as =
| industry = [[Aviasi]]
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1984|08|13}}
| fate = [[Merger]]
| successor = [[Angkasa Pura Indonesia]]
| founder =
| area_served = [[Indonesia]]
|
| locations =
| key_people = [[Muhammad Awaluddin]]<ref name="direksi">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/management?activeTab=bod|title=Dewan Direksi|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref><br/>([[Direktur Utama]])<br/>Agus Santoso<ref name="komisaris">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/management?activeTab=boc|title=Dewan Komisaris|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref><br/>([[Komisaris Utama]])
| brands =
|
| services =
| revenue = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 5,447 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| net_income = [[Rupiah Indonesia|Rp]] -3,809 triliun <small>(2021)</small><ref name="annual">{{Cite report|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/investor_relation/download_report?id=68|title=Laporan Tahunan 2021|website=PT Angkasa Pura II|location=Jakarta|publisher=PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref>
| owner = PT [[Aviasi Pariwisata Indonesia]] (Persero)
| assets = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 41,764 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| equity = [[Rupiah Indonesia|Rp]] 17,511 triliun <small>(2021)</small><ref name=annual/>
| num_employees = 5.411 <small>(2021)</small><ref name="annual"/>
| subsid = PT [[Angkasa Pura Solusi]]<br/>PT [[Angkasa Pura Propertindo]]<br/>PT [[Angkasa Pura Kargo]]<br/>PT [[Angkasa Pura Aviasi]]<br/>PT [[Angkasa Pura Solusi Integra]]<br/>PT [[Angkasa Pura Sarana Digital]]
|
| homepage = {{URL|www.angkasapura2.co.id}}
}}
'''PT Angkasa Pura II'''
== Sejarah ==
{{Advert|Bagian|date=Oktober 2022}}
Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1984 sebagai sebuah [[perusahaan umum]] (Perum) dengan nama '''Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng''' untuk mengelola [[Bandara Soekarno-Hatta]].<ref name="perum">{{Cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/61802/PP%20NO%2020%20TH%201984.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 1984|publisher=Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1985, penerbangan berjadwal di [[Bandara Halim Perdanakusuma]] dan [[Bandara Kemayoran]] mulai dipindah ke Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 1986, perusahaan ini diubah namanya menjadi '''Perum Angkasa Pura II''' dan ditugaskan untuk mengelola bandara yang terletak di Indonesia bagian barat.<ref name="ap2">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/3358/PP_NO_26_TH_1986.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1986|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1991, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II]] dan [[Bandara Supadio]].<ref name="pnk">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/5860/PP%20NO%2010%20TH%201991.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 10 tahun 1991|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1993, status perusahaan ini diubah menjadi [[persero]].<ref name="persero">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/5941/PP%20NO%2014%20TH%201992.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1992|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Setahun kemudian, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Polonia]], Bandara Simpang Tiga, [[Bandara Husein Sastranegara]], [[Bandara Blang Bintang]], dan [[Bandara Tabing]].<ref name="pku">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/PUUdoc/6255/PP0261994.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 26 tahun 1994|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada tahun 1999, perusahaan ini mengubah nama Bandara Simpang Tiga menjadi [[Bandara Sultan Syarif Kasim II]]. Setahun kemudian, perusahaan ini juga mulai mengelola [[Bandara Kijang]].
Pada tahun 2004, perusahaan ini meresmikan terminal khusus haji di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2005, Presiden [[Susilo Bambang Yudhoyono]] meresmikan [[Bandara Internasional Minangkabau]]. Pada tahun 2006, Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] meletakkan batu pertama pembangunan [[Bandara Kualanamu]]. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian juga meresmikan [[lounge]] khusus [[Tenaga Kerja Indonesia|TKI]] di Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2006 juga, perusahaan ini mendirikan PT [[Railink]] bersama PT [[Kereta Api Indonesia]]. Pada tahun 2007, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Depati Amir]] dan [[Bandara Sultan Thaha]]. Pada tahun 2009, perusahaan ini meresmikan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta. Setahun kemudian, perusahaan ini juga meluncurkan kembali Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta. Pada tahun 2011, perusahaan ini meletakkan batu pertama pembangunan terminal di Bandara Depati Amir dan [[Bandara Supadio]]. Setahun kemudian, perusahaan ini meresmikan terminal baru di Bandara Sultan Syarif Kasim II. Pada tahun 2013, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Silangit]], serta mulai mengoperasikan Bandara Kualanamu dan terminal baru di [[Bandara Raja Haji Fisabilillah]]. Pada tahun 2016, perusahaan ini mulai mengoperasikan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta.
Pada bulan Januari 2017, perusahaan ini mulai mengoperasikan terminal internasional baru di [[Bandara Husein Sastranegara]] dan terminal baru di Bandara Depati Amir. Pada bulan September 2017, perusahaan ini mulai membangun ''Airport Operation Control Center'' (AOCC) dan mulai mengoperasikan [[Kalayang Bandara Soekarno-Hatta|kalayang]] di Bandara Soekarno-Hatta. Pada bulan November 2017, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Jenderal Besar Sudirman]]. Pada bulan November 2017 juga, Presiden [[Joko Widodo]] meresmikan Bandara Silangit. Pada bulan Desember 2017, PT Railink mulai mengoperasikan [[Kereta Ekspres Bandara Internasional Soekarno-Hatta|KA Bandara Soekarno-Hatta]]. Pada bulan Desember 2017 juga, Presiden Joko Widodo meresmikan Terminal Ultimate Bandara Supadio dengan didampingi oleh Menteri Perhubungan [[Budi Karya Sumadi]]. Pada bulan yang sama, perusahaan ini juga mulai mengelola [[Bandara Banyuwangi]]. Pada tahun 2018, perusahaan ini mulai mengoperasikan [[Bandara Kertajati]]. Pada bulan Oktober 2019, perusahaan ini mulai mengelola [[Bandara Radin Inten II]], [[Bandara H.A.S. Hanandjoeddin]], dan [[Bandara Fatmawati Soekarno]].<ref name="annual"/><ref name="profil">{{Cite web|url=https://www.angkasapura2.co.id/id/about?activeTab=history|title=Sejarah Perusahaan|publisher=PT Angkasa Pura II|language=id|access-date=6 Maret 2023}}</ref> Pada bulan Oktober 2021, pemerintah resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke [[Aviasi Pariwisata Indonesia]], sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN yang bergerak di bidang aviasi dan pariwisata.<ref name="holding">{{Cite web|url=https://jdih.setkab.go.id/puu/buka_puu/176539/Salinan_PP_Nomor_104_Tahun_2021.pdf|title=Peraturan Pemerintah nomor 104 tahun 2021|publisher=Sekretariat Kabinet Republik Indonesia|language=id|access-date=12 Oktober 2021}}</ref> Pada tanggal 29 Desember 2023, Angkasa Pura I dan II sebelumnya dipisah berdasarkan wilayah yang dilayani resmi digabungkan menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau '''InJourney Airports''' untuk mereformasi industri aviasi beserta pariwisata Indonesia dibawah [[InJourney]].<ref>{{cite news|url=https://www.antaranews.com/berita/3891591/erick-thohir-penggabungan-bawa-angkasa-pura-masuk-5-besar-pengelola-bandara-dunia|title=Erick Thohir: Penggabungan bawa Angkasa Pura masuk 5 besar pengelola bandara dunia|last=Cecilia Prayudya|first=Maria|agency=[[LKBN Antara]]|date=29 Desember 2023|accessdate=1 Januari 2024}}</ref>
== Penghargaan ==
Baris 110 ⟶ 61:
== Operasi ==
=== Bandar udara internasional ===
* [[Sumatra]]
# [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]] ([[Kota Banda Aceh]])
# [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]] ([[Kota Padang]], [[Sumatera Barat]])
# [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II]] ([[Kota Pekanbaru]], [[Riau]])
* [[Jawa]]
# [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]] ([[Jabodetabekpunjur]])
# [[Bandar Udara Internasional Kertajati]] ([[Kota Bandung]] dan [[Cirebon]], [[Jawa Barat]])
===
* [[Sumatra]]
# [[Bandar Udara Sisingamangaraja XII]] ([[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], [[Sumatera Utara]])
# [[Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah]] ([[Kota Tanjungpinang]], [[Kepulauan Riau]])
# [[Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II]] ([[Kota Palembang]], [[Sumatera Selatan]])
# [[Bandar Udara Depati Amir]] ([[Kota Pangkal Pinang]], [[Kepulauan Bangka Belitung]])
# [[Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin]] ([[Pulau Belitung]], [[Kepulauan Bangka Belitung]])
# [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno]] ([[Kota Bengkulu]])
* [[Jawa]]
# [[Bandar Udara Husein Sastranegara]] ([[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]])
# [[Bandar Udara Banyuwangi]] ([[Kabupaten Banyuwangi|Banyuwangi]], [[Jawa Timur]])
* [[Kalimantan]]
# [[Bandar Udara Supadio]] ([[Kota Pontianak]], [[Kalimantan Barat]])
# [[Bandar Udara Tjilik Riwut]] ([[Kota Palangkaraya]], [[Kalimantan Tengah]])
== Galeri logo ==
Baris 173 ⟶ 113:
[[Kategori:Perusahaan yang didirikan tahun 1984]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1984 di Indonesia]]
[[Kategori:Operator bandar udara Indonesia]]
|