Anne Boleyn: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di hari + pada hari)
Baris 80:
Meski meninggalnya Katherine membuat status Anne sebagai permaisuri tak tersaingi, tetapi di sisi lain, ini juga menjadi perhatian besar bagi Anne. Keberadaan Katherine sebenarnya secara tidak langsung menjadi salah satu penguat pernikahan Henry dan Anne, karena jika Henry berniat membatalkan pernikahannya dengan Anne, dia harus kembali kepada Katherine, suatu hal yang Henry hindari. Namun bila Katherine wafat, sebagaimana yang telah terjadi, dan bila Anne gagal melahirkan seorang anak laki-laki, Henry dapat mencari wanita lain untuk diperistri tanpa halangan. Di masa ini, Henry mulai menjalin hubungan dengan salah satu dayang Anne, Jane Seymour.<ref name="buku">Scarisbrick, J. J. (1997). Henry VIII (2 ed.). Yale University Press. ISBN 0-300-07158-2, Halaman 348.</ref>
 
Anne sempat mengalami dua kali keguguran pada musim panas tahun 1534 dan 1536. Saat kehamilan keduanya berusia lima belas pekan, Anne mendapatkan informasi bahwa Henry VIII mengalami luka parah di dalam suatu turnamen. Anne sangat syok mendengar berita tersebut dan akhirnya mengalami keguguran anak keduanya yang berjenis kelamin laki-laki, tepat dipada hari yang sama dengan pemakaman Katherine dari Aragon.<ref>Scarisbrick, p. 452.</ref> Beberapa pendapat menyatakan bahwa keguguran itu terjadi lantaran kemarahan luar biasa Anne saat melihat Henry berselingkuh dengan Jane. Eustace Chapuys, duta Kadipaten Savoy untuk Inggris, menyatakan bahwa "dia (Anne) keguguran (bayi yang merupakan) penyelamatnya."<ref>Allison Weir Six Wives of Henry the VIII.</ref> Segera setelah Anne pulih dari keguguran, Henry menyatakan bahwa dia dirayu untuk menikahi Anne dalam pengaruh "''sortilege''", istilah dalam bahasa Perancis yang dapat diartikan sebagai "tipuan" atau "mantra".
 
Anne juga kehilangan dukungan dari sekutu kuatnya, Thomas Cromwell, lantaran perbedaan pendapat di antara mereka mengenai penyaluran kekayaan gereja dan hubungan internasional. Anne menyatakan agar kekayaan gereja disalurkan ke lembaga amal dan pendidikan, sementara Cromwell bersikukuh agar diarahkan untuk mengisi pundi-pundi Raja. Dalam hubungan internasional, Anne lebih memilih kerja sama dengan Perancis, sementara Cromwell lebih cenderung untuk menjalin hubungan dengan [[Kekaisaran Romawi Suci]].<ref>Ives, pp. 309–16.</ref> Sejarawan Eric Ives menyatakan bahwa hal ini menjadikan Anne Boleyn sebagai penghambat bagi Cromwell.<ref>Ives, p. 315.</ref> Namun sejarawan John Schofield menyatakan bahwa tidak ada perseteruan antara Anne dan Cromwell. Cromwell baru terlibat dalam masalah yang menyangkut Anne saat Raja Henry VIII memerintahkan Cromwell untuk masuk ke dalam masalah tersebut.<ref>Schofield, pp. 106–108. Schofield claims that evidence for the power struggle between Anne and Cromwell which "now dominates many modern accounts of Anne's last weeks" comprises "fly-by-night stories from Alesius and the ''Spanish Chronicle'', words of Chapuys taken out of context and an untrustworthy translation of the ''Calendar of State Papers''."</ref> Meski begitu, sebagian besar sejarawan percaya bahwa Thomas Cromwell menjadi salah satu dalang utama kejatuhan Anne Boleyn.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=SGZpAwAAQBAJ&pg=PT60&dq=cromwell+plotted+against+Anne+Boleyn++CHAPUYS&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiA2M7jhqPVAhUS8YMKHT8xDk4Q6AEIKDAA#v=onepage&q=cromwell%20plotted%20against%20Anne%20Boleyn%20%20CHAPUYS&f=false|title=The Creation of Anne Boleyn|last=Bordo|first=Susan|date=2014-02-01|publisher=Oneworld Publications|isbn=9781780744292|language=en}}</ref><ref>Ives, pp. 319–329. Lihat juga Starkey, pp. 559–569, dan Elton, pp. 252–53, yang berbagi pandangan yang sama.</ref>