Antagonis reseptor: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Baris 2:
 
Tidak semua mekanisme antagonisme melibatkan interaksi obat dengan satu jenis reseptor, dan sebagian dari antagonisme sama sekali tidak melibatkan reseptor. Antagonisme kimiawi terjadi ketika dua obat bergabung membentuk suatu larutan sehingga efek obat yang aktif menjadi hilang, misalnya karena inaktivasi logam-logam berat seperti [[timah]] dan [[kadmium]] dengan pemberian ''chelating agent'' seperti [[Dimerkaprol|dimercaprol]] yang akan mengikat erat ion-ion logam tersebut sehingga membentuk senyawa tidak aktif. Jenis lain antagonisme adalah antagonisme fisiologik yang digunakan untuk menjelaskan interaksi dari dua obat yang mempunyai efek yang berlawanan di dalam tubuh dan cenderung untuk meniadakan satu sama lainnya. Misalnya, [[adrenalin]] meningkatkan tekanan [[Pembuluh nadi|arteri]] dengan bekerja pada [[jantung]] dan pembuluh perifer, sedangkan [[histamin]] menurunkan tekanan arteri dengan cara vasodilatasi sehingga kedua obat saling bersaing satu sama lain<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/715319038|title=Basic concepts in pharmacology : what you need to know for each drug class|last=Stringer, Janet L.|date=2011|publisher=McGraw-Hill|isbn=978-0-07-176942-6|edition=4th ed|location=New York|oclc=715319038}}</ref><nowiki>.</nowiki>
 
==Asal-usul kata==
Kata antagonis dalam istilah farmasi berasal dari [[bahasa Yunani]] – ''antagonists'', "lawan, pesaing, penjahat, musuh, saingan", yang berasal dari ''anti-'' ("melawan") dan ''agonizesthai'' ("bersaing untuk hadiah"). Antagonis ditemukan pada abad ke-20 oleh ahli biologi Amerika Bailey Edgren.<ref>{{Cite web|title=Antagonist|url=http://www.etymonline.com/index.php?search=antagonist&searchmode=none|publisher=Online Etymology Dictionary|access-date=28 November 2010}}</ref> <ref>{{OED|antagonist}}</ref>
 
==Reseptor==
[[Reseptor (biokimia)|Reseptor]] adalah molekul [[protein]] besar yang dapat diaktifkan oleh pengikatan [[Ligan (biokimia)|ligan]] seperti [[hormon]] atau [[obat]].<ref name="2006Kenakin">T. Kenakin (2006) A Pharmacology Primer: Theory, Applications, and Methods. 2nd Edition Elsevier {{ISBN|0-12-370599-1}}</ref> Reseptor dapat terikat membran, sebagai [[reseptor permukaan sel]], atau di dalam sel sebagai reseptor intraseluler, misalnya reseptor estrogen. Pengikatan terjadi sebagai akibat [[Ikatan non kovalen|interaksi non-kovalen]] antara reseptor dan ligannya, di lokasi yang disebut situs pengikatan pada reseptor. Sebuah reseptor mungkin mengandung satu atau lebih situs pengikatan untuk ligan yang berbeda. Pengikatan ke situs aktif pada reseptor mengatur aktivasi reseptor secara langsung.<ref name="2006Kenakin" /> Aktivitas reseptor juga dapat diatur oleh pengikatan ligan ke situs lain pada reseptor, yaitu situs pengikatan alosterik.<ref>{{Cite journal|year=2004|title=Allosteric modulation of G protein-coupled receptors|journal=Current Pharmaceutical Design|volume=10|issue=17|pages=2003–13|doi=10.2174/1381612043384303|pmid=15279541|vauthors=May LT, Avlani VA, Sexton PM, Christopoulos A}}</ref> Antagonis memperantarai efeknya melalui interaksi reseptor dengan mencegah respons yang diinduksi agonis. Hal ini dapat dicapai dengan penempelan antagonis ke situs aktif atau situs alosterik.<ref name="Christopoulos">{{Cite journal|date=March 2002|title=Allosteric binding sites on cell-surface receptors: novel targets for drug discovery|journal=Nature Reviews. Drug Discovery|volume=1|issue=3|pages=198–210|doi=10.1038/nrd746|pmid=12120504|vauthors=Christopoulos A}}</ref> Selain itu, antagonis dapat berinteraksi di situs pengikatan unik yang biasanya tidak terlibat dalam regulasi biologis aktivitas reseptor untuk mengerahkan efeknya.<ref name="Christopoulos" /> <ref>{{Cite journal|date=June 2004|title=Ligand identification for G-protein-coupled receptors: a lead generation perspective|journal=Current Opinion in Chemical Biology|volume=8|issue=3|pages=287–96|doi=10.1016/j.cbpa.2004.04.008|pmid=15183327|vauthors=Bleicher KH, Green LG, Martin RE, Rogers-Evans M}}</ref> <ref>{{Cite journal|year=2002|title=GPCR drug discovery through the exploitation of allosteric drug binding sites|journal=Receptors & Channels|volume=8|issue=5–6|pages=261–8|doi=10.1080/10606820214640|pmid=12690954|vauthors=Rees S, Morrow D, Kenakin T}}</ref>
 
Istilah ''antagonis'' awalnya diciptakan untuk menggambarkan profil yang berbeda dari efek obat.<ref>{{Cite journal|date=June 2006|title=Some implications of receptor theory for in vivo assessment of agonists, antagonists and inverse agonists|journal=Biochemical Pharmacology|volume=71|issue=12|pages=1663–70|doi=10.1016/j.bcp.2005.12.038|pmc=1866283|pmid=16460689|vauthors=Negus SS}}</ref> Definisi biokimia dari antagonis reseptor diperkenalkan oleh Ariens<ref>{{Cite journal|date=September 1954|title=Affinity and intrinsic activity in the theory of competitive inhibition. I. Problems and theory|journal=Archives Internationales de Pharmacodynamie et de Thérapie|volume=99|issue=1|pages=32–49|pmid=13229418|vauthors=Ariens EJ}}</ref> dan Stephenson <ref name="stephanson">{{Cite journal|date=February 1997|title=A modification of receptor theory. 1956|journal=British Journal of Pharmacology|volume=120|issue=4 Suppl|pages=106–20; discussion 103–5|doi=10.1111/j.1476-5381.1997.tb06784.x|pmc=3224279|pmid=9142399|vauthors=Stephenson RP}} of the original article.</ref> pada 1950-an. Definisi antagonis reseptor yang diterima saat ini didasarkan pada model hunian reseptor. Ini mempersempit definisi antagonisme untuk mempertimbangkan hanya senyawa-senyawa dengan aktivitas yang berlawanan pada reseptor tunggal. Agonis dianggap "menghidupkan" respons seluler ''tunggal'' dengan mengikat reseptor, sehingga memulai mekanisme biokimia untuk perubahan di dalam sel. Sedangkan antagonis dianggap "mematikan" respons itu dengan 'mengeblok' reseptor dari agonis. Definisi ini juga tetap digunakan untuk antagonis fisiologis, zat yang memiliki aksi fisiologis yang berlawanan, tetapi bekerja pada reseptor yang berbeda. Misalnya, [[histamin]] menurunkan tekanan arteri melalui [[Vasodilasi|vasodilatasi]] pada reseptor histamin H<sub>1</sub>, sementara [[adrenalin]] meningkatkan tekanan arteri melalui vasokonstriksi yang diperantarai oleh aktivasi reseptor alfa-adrenergik.
 
Pemahaman kita tentang mekanisme aktivasi reseptor yang diinduksi obat, teori reseptor, dan definisi biokimia antagonis reseptor terus berkembang. Model dua keadaan aktivasi reseptor telah memberi jalan kepada model berbagai keadaan dengan keadaan konformasi antara.<ref>{{Cite journal|date=February 2005|title=G protein-coupled receptors: a count of 1001 conformations|journal=Fundamental & Clinical Pharmacology|volume=19|issue=1|pages=45–56|doi=10.1111/j.1472-8206.2005.00319.x|pmid=15660959|vauthors=Vauquelin G, Van Liefde I}}</ref> Penemuan selektivitas fungsional dan bahwa konformasi reseptor spesifik ligan terjadi dan dapat mempengaruhi interaksi reseptor dengan sistem pembawa pesan kedua yang berbeda mengindikasikan bahwa obat dapat dirancang untuk mengaktifkan beberapa fungsi hilir reseptor tertentu secara spesifik.<ref name="Urban2007">{{Cite journal|author-link8=Bryan Roth|date=January 2007|title=Functional selectivity and classical concepts of quantitative pharmacology|url=https://cdr.lib.unc.edu/concern/articles/xs55mf307|journal=The Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics|volume=320|issue=1|pages=1–13|doi=10.1124/jpet.106.104463|pmid=16803859|vauthors=Urban JD, Clarke WP, von Zastrow M, Nichols DE, Kobilka B, Weinstein H, Javitch JA, Roth BL, Christopoulos A, Sexton PM, Miller KJ, Spedding M, Mailman RB}}</ref> Ini berarti kemanjuran sebenarnya dapat bergantung pada tempat reseptor itu diekspresikan, mengubah pandangan bahwa kemanjuran pada reseptor adalah sifat obat yang tidak bergantung pada reseptor. <ref name="Urban2007" />
 
== Referensi ==