Arya Wedakarna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
k update
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Angayubagia (bicara | kontrib)
k update
Baris 48:
== Kontroversi ==
=== Pengakuan sebagai raja Majapahit Bali ===
Pada tanggal 31 Desember 2009, Arya mengaku sebagai keturunan raja [[Majapahit|Majapahit Bali]] dengan nama lengkap ''Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna Mahendradatta Wedasteraputra Suyasa III His Royal Majesty King of Majapahit Bali Sri Wilatikta Tegeh Kori Kresna Kepakisan XIX''. Ia mengklaim telah dilantik sebagai Raja Majapahit Bali sejak tanggal 31 Desember 2009 di [[Pura Besakih]] oleh pendeta Siwa Budha dengan gelar tersebut. Namun, tokoh Puri Jembrana, A.A. Gde Benny Sutedja saat bedah buku ''Kisah Penculikan Gubernur Bali, Sutedja,1966'' pada bulan Mei 2016 meminta agar Arya tidak lagi mengaku sebagai raja Majapahit.<ref name="fakta"/><ref>{{Cite web|url=https://balebengong.id/kabar/kontroversi-pengaku-raja-majapahit-bali.html?lang=id|title=Kontroversi Pengaku Raja Majapahit Bali|last=Muhajir|first=Anton|date=2016-06-10|website=BaleBengong|language=id-ID|access-date=2019-02-05}}</ref>
 
=== Penolakan Bank Syariah ===
Baris 56:
Dia dituduh sebagai provokator penolakan [[Abdul Somad|Ustad Abdul Somad]] yang akan melakukan dakwah di Bali pada bulan Desember 2017. Ustad Somad sebelumnya sempat mendapatkan penolakan dari ormas Bali pada 8 Desember 2017. Tuduhan mengarah pada Arya Wedakarna karena dalam akun Facebook-nya, Arya menuding Ustad Abdul Somad sebagai anti-Pancasila. {{quote|“Siapa pun boleh datang ke Bali, Pulau Seribu Pura, bahkan Raja Arab Saudi saja tidak masalah datang ke Bali untuk berlibur asal tanpa agenda politik terselubung. Tapi tentu Bali menolak jika ada oknum siapapun yang datang ke Pulau Dewata dengan agenda anti Pancasila. Ngiring kawal NKRI dan Tolak Agenda Khilafah tersosialisasi di Bali,” kata Wedakarna melalui Facebook @dr.aryawedakarna, Jumat 1 Desember 2017.}}
Wakil Ketua Komisi II DPR, [[Muhammad Lukman Edy|Lukman Eddy]] kemudian melaporkan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD. Dalam laporan itu, Arya Wedakarna diduga menjadi otak pelaku atas persekusi yang dialami oleh Abdul Somad di Denpasar, Bali. Dalam pembelaannya, Arya Wedakarna menyebut, penolakan itu merupakan aspirasi masyarakat Bali yang sudah viral di medsos beberapa hari sebelumnya.<ref name="tokoh"/>
 
=== Pemberhentian sementara sebagai anggota DPD ===
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), anggota DPR daerah pemilihan Riau, Muhamad Lukman Edy melaporkan Arya Wedakarna sebagai salah satu aktor di balik intimidasi yang dialami Ustaz Abdul Somad di Bali. Mantan Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD, AM Fatwa mengatakan Wedakarna juga pernah melakukan pelanggaran semasa dirinya masih menjabat sebagai pimpinan BK DPD. Badan Kehormatan DPD sebelumnya telah menerima pengaduan tentang Wedakarna dari masyarakat Muslim di Bali, Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Putusan MKD DPD RI No 5 Tahun 2015 dan Putusan MKD DPD RI No 3 Tahun 2017 memutuskan Arya Wedakarna diberhentikan sementara sebagai anggota DPD RI. Namun, Arya Wedakarna mengatakan kabar tentang pemberitaan sementara dirinya dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) adalah tidak benar.<ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p0w6zn415|title=Arya Wedakarna Sebut Pemberhentian Sementara Dirinya Hoaks|date=2017-12-13|website=Republika Online|access-date=2019-02-05}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://republika.co.id/share/p0vtq0335|title='Wedakarna Sudah Dua Kali Bahayakan Persatuan Nasional'|date=2017-12-13|website=Republika Online|access-date=2019-02-05}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://url/|title=TITLE|date=2018-01-08|website=Hidayatullah.com|language=en|access-date=2019-02-05}}</ref>
 
== Kehidupan Pribadi ==