Aurangzeb: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Baris 28:
 
== Awal Mula Pemerintahan ==
Ia merupakan salah seorang putra dari pasangan [[Shah Jahan]] dan [[Mumtaz Mahal]] yang terkenal pada masa raja Shah Jahan dibangunmembangun mausoleum [[Taj Mahal]]. Saudara kandungnya yang lain adalah Murad, Shuja dan [[Dara Shikoh|Dara Shikoh.]] Setelah wafatnya Shah Jahan akibat sakit dan penderitaan, Aurangzeb yang memiliki nama lengkap Abul Muzaffar Muhiuddin Muhammad Aurangzeb Bahadur Alamgir akhirnya menggantikan posisi ayahnya itu pada tahun 1653. Karena berbagai kebijakan baru pada masa pemerintahan tegasnya yang memang dipenuhi berbagai tanggapan pro serta kontra, akhirnya Aurangzeb dikenal dunia sebagai raja Mughal terbesar yang bahkan melebihi kekuasaan raja Akbar Khan.<ref>{{cite web|url=https://tetsukoeika.wordpress.com/2010/12/09/aurangzeb-sang-pemilik-dua-hati/|title=Aurangzeb, sang pemilik dua hati|date=28 August 2012|archiveurl=https://web.archive.org/web/20101223130449/https://tetsukoeika.wordpress.com/2010/12/09/aurangzeb-sang-pemilik-dua-hati/|archivedate=2010-12-23|access-date=2012-08-27|dead-url=no}}</ref>
 
Banyak yang mengenal Aurangzeb karena kesederhanaannya. Dari berbagai literatur, diceritakan bahwa raja ke-6 Mughal ini taat beragama dan kerap menolak menggunakan uang negara dalam kehidupan pribadi serta bekerja sebagai penganyam topi untuk memenuhi kebutuhan sehari – harinya. Bahkan, ia pun membeli kain kafan untuk pemakamannya sendiri. Namun, dibalik sisi kesederhanaannya, Aurangzeb dikenal pula sebagai sosok yang jahat, licik dan haus akan kekuasaan. Semua sikap itu banyak pula dibahas dalam berbagai buku hingga melahirkan banyak argumen dari para peneliti dan pemikir Islam pada abad modern. Sebelum Aurangzeb menduduki takhta kerajaan, ia terlibat persekongkolan dengan saudara kandungnya, Murad. Ia melancarkan aksi itu untuk merebut takhta kerajaan dari ayahnya sendiri, Shah Jahan. Aurangzeb dan Murad berusaha untuk mengalahkan saudara-saudara kandungnya yang lain. Ia khawatir jika tidak disingkirkan, saudara-saudaranya itu bisa menduduki kursi takhta sebagai raja.