Ayu Bulantrisna Djelantik

Revisi sejak 2 Februari 2021 17.41 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8)

Ayu Bulantrisna Djelantik (lahir 8 September 1947) adalah seorang maestro tari tradisional Indonesia. Ayu dikenal sebagai maestro tari Legong[1]. Ayu juga berprofesi sebagai dokter spesialis THT dan pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.[2]

Ayu Bulantrisna Djelantik
Bulantrisna Djelantik menarikan sendratari Bali Calon Arang, berdasarkan cerita versi Toeti Heraty.
LahirAyu Bulantrisna Djelantik
(1947-09-08)8 September 1947
Belanda Deventer, Belanda
PekerjaanDokter spesialis THT
staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Penari tradisional

Latar Belakang

Ayu Bulantrisna Djelantik menggeluti dunia tari pertama kali di Puri sang kakek. Kakek dari Bulantrisna bernama Anak Agung Anglurah Djelantik yang merupakan raja terakhir dari Kerajaan Karangasem, Bali. Ia yang mencari dan memanggil guru tari untuk Bulantrisna. Guru yang dipanggil oleh sang kakek antara lain Bagus Bongkasa dan Gusti Biang Sengog.[2] Bulantrisna kecil mengenal tari tradisional Bali ketika usia 7 tahun dan pada saat usianya menginjak 10 tahun Bulantrisna diundang oleh Presiden Soekarno ke Istana Presiden di Tampaksiring, Gianyar, Bali untuk menghibur para tamu Istana.[3] Mentor utamanya adalah Anak Agung Mandera dan Gusti Made Sengog, penari Legong generasi pertama[1].

Saat usia 11 tahun, Bulantrisna pernah menari Oleg di Jakarta untuk pertama kalinya.[4] Menurut Bulantrisna menari merupakan pelepasan emosi, kreativitas, kegembiraan, bergerak dengan penuh penjiwaan, dan sebagai sarana berdo'a. Kecintaan Ayu Bulantrisna Djelantik pada tari tak hanya sebatas gerak saja, tetapi ia juga mendirikan bengkel tari yang diberi nama "Ayu Bulan" pada tahun 1994. Salah satu kreasi tari ciptaan yang telah dibuatnya ialah tari Legong Asmarandana.[2]

Tahun 1971 Bulantrisna memutuskan untuk menikah dan berhenti menari. Pada akhirnya setelah menikah Bulantrisna tetap menari ketika melanjutkan studi di Jerman, Belanda dan Belgia. Sampai saat inipun Bulantrisna tetap aktif menekuni dunia tari bahkan setelah pensiun sebagai pegawai negeri dan staff pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.[3]

Referensi

  1. ^ a b Post, The Jakarta. "Ayu Bulantrisna Djelantik: Dances till the world ends". The Jakarta Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-02. 
  2. ^ a b c "Ayu Bulantrisna menari sepenuh jiwa". BBC Indonesia. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  3. ^ a b DANCETRACTION. "Dedikasi Seorang Maestro Tari Indonesia - Qubicle" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-23. Diakses tanggal 2017-04-23. 
  4. ^ "Bulan Trisna Djelantik". M2Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2015-10-06. Diakses tanggal 2017-04-23.